Jumat, 03 Januari 2014

BLUE BEAM (cerpen)



Judul                          : Blue Beam
Penulis                        : Valleria Russel
Twitter                       : valleria russel
Blog                            : www.valleriarussel.blogspot.com
Wattpad                     : www.wattpad.com/ValleriaRussel
Starcast                      : Elisabeth Roberthson(Tesla), Harry Edward, and Lys Prior.
Genre                         : Historical Fiction, Sci-fi, Drama, and Little bit romance.
Length                        : Oneshoot
Rated                          : Teens-13
Inspired                      : Megaproyek RAHASIA, Sejarah Ilmuwan Nikola Tesla, dan Pemikiran gila di waktu senggang :D
WARNING               : Oke, ini adalah salah satu cerpen dengan genre historical yang saya buat, sebenernya cerita ini gak sepenuhnya fiksi karena saya mengambilnya dari kejadian nyata yang memang belum diketahui banyak orang. Jadi saya sengaja mengangkat kejadian itu ke dalam sebuah cerita pendek dengan menambahkan sedikit kisah romance di dalamnya tanpa mengurangi kejadian yang sesungguhnya. Niat saya membuat cerita ini adalah untuk memberitahu kepada semua umat beragama baik Islam, atau yang lain-lain jika suatu saat kejadian yang saya jabarkan secara singkat melalui cerita ini bisa saja terjadi dan jangan sampai kita tersesat menuju ke jalan yang salah. Dalam cerita ini saya tak berniat sedikit pun untuk menyinggung atau merugikan pihak lain. Jadi, saya minta maaf apabila ada kata-kata yang salah kepada Allah saya mohon ampun. Pesan saya adalah persiapkan diri Kita untuk menghadapi dahsyatnya fitnah yang cepat atau lambat akan terjadi. Wassalamu’alaikum dan selamat membaca!!

 

Alaska, 2000

Gakona adalah salah satu tempat di Amerika yang menyimpan begitu banyak kejutan yang tak pernah manusia pikirkan sebelumnya. Musim dingin akan datang sebentar lagi namun perubahan suhu di bumi dengan cepat terjadi. Jika semua orang tengah bergumul dengan selimut dan kasur mereka di pagi hari, seorang gadis berambut hitam kecokelatan tengah disibukkan dengan berbagai macam kertas serta layar laptopnya. Dia tampak berpikir keras sambil sesekali mendesah frustasi. Gadis itu menyeruput teh hangatnya dan lantas kembal mengobrak-abrik isi brangkas berukuran sedang yang ada di ruangan itu. Matanya dengan teliti mengamati tiap tulisan yang ada di tumpukan kertas putih yang sudah mulai usang termakan waktu itu.
Gadis itu, Elisabeth Roberthson tengah berkutat di dalam ruang kerja kakek buyutnya sejak seminggu yang lalu, mencoba untuk melacak di mana kakeknya menyimpan sebuah rancangan penemuan menakjubkan sepanjang sejarah peradaban, meski pun nyaris semua penemuan kakeknya merupakan penemuan yang luar biasa dan tak ada tandingannya, tapi ada satu hal membuat penemuan yang satu ini berbeda dengan yang lainnya. Penemuan yang akan sangat berbahaya jika sampai jatuh ke tangan orang yang salah. Lagi-lagi Elis mendesah pelan, mendadak rasa lelah menghampiri tubuhnya. Dia seolah lupa akan waktu karena terfokus untuk mencari di mana kakeknya menyimpan berkas penting itu.
Dia mengetahui satu hal bahwa ada organisasi besar yang tengah mencoba untuk mencuri rancangan milik kakek buyutnya untuk yang kesekian kalinya. Mungkin manusia sudah tak akan percaya lagi jika semua kemajuan yang ada saat ini merupakan tipu daya organisasi paling sialan di dunia itu. Semuanya hanyalah trik untuk membuat manusia melupakan sebuah kebenaran dan menganggap hal-hal semacam itu merupakan hal yang sudah biasa. Elisabeth Roberthson adalah keturunan Tesla yang mendapatkan anugerah dari Allah dengan menurunkan kecerdasan yang sangat mengagumkan padanya. Sejak tiga tahun yang lalu, secara diam-diam Elis berpindah agama menjadi seorang mualaf karena pikirannya yang selama ini tertutup dan terpengaruh telah terbuka dan berpikir secara logika. Dengan izin Allah dia dipertemukan dengan seorang ulama Islam dan meminta petunjuk mengenai apa sebenarnya jalan yang benar itu.
Elis sengaja melakukan itu secara diam-diam karena sampai sekarang dia masih terlibat kontrak dengan sebuah perusahaan besar Amerika, National Aeronautics and Space Administration. Tentu saja, semenjak dia memutuskan untuk mengabdikan diri pada agama Allah pikirannya seolah terbuka kian luas dan melihat apa yang telah terjadi saat ini dan betapa hebat kekacauan yang dibuat oleh organisasi sesat itu, dia juga telah mengetahui jika peursahaan tempatya bekerja merupakan perusahaan yang berada dibawah naungan oraganisasi besar nan tersembunyi itu. Tapi Elis belum berniat untuk mengundurkan diri karena dia masih memiliki misi untuk mencegah perbuatan jahat dan kejam yang telah di rancang dengan matang oleh tim inti National Aeronautics and Space Administration. Elis adalah anggota yang berada di bagian rancang atau dia secara langsung terlibat dengan pembuatan dan akan menyaksikan dahsyatnya kehancuran di bumi ini.
Elisabeth Roberthson sengaja menyembunyikan kebenaran menganai dirinya seorang cicit dari Ilmuwan paling pintar di sepanjang sejarah dan juga mengenai dirinya yang kini telah menjadi seorang muslimah. Elis tahu jika dia harusnya mengenakan jilbab dan kerudung. Namun, dia telah berjanji pada Allah akan melaksanakan bukti kecintaannya itu setelah dia berhasil mencegah kekacauan buatan ilmiah yang saat ini masih dirancang oleh teman-teman. Oh, rasanya Elis sudah tak lagi sudi menyebut mereka semua adalah temannya, mereka dengan mudah di tipu oleh gemerlapnya dunia yang hanya sesaat oleh orang-orang yang jelas berniat untuk menjadikan mereka semua anggota organisasi yang kian lama itu kian terkuak kebusukkannya.
Pintu ruang kusam itu terkuak lebar seiring masuknya seorang pria bersama dengan seorang wanita muda di sampingnya. Mereka sahabat baik Elis, Harry dan Lys. Mereka dibesarkan bersama dan telah mengenal sejak kecil, namun Elis tak juga memberitahukan kepada mereka jika dia telah berpindah agama dalam artian Elis merasa dirinya telah menjadi berbeda dari kedua sahabatnya itu. Tapi ini adalah jalan terbaik untuk semuanya. Elis menggumam dalam hatinya.
“Ya Tuhan, apa kau gila huh? Ini tak akan membuahkan hasil jika kau terlalu memaksakan diri dan tak memperhatikan keadaanmu, Elis. Lihatlah, betapa kacaunya dirimu.” Elis memutar bola matanya saat mendengarkan ocehan yang keluar dari mulut Lys. “Ya ya, terserah apa katamu, Lys. Tapi aku harus menemukan dokumen itu atau kita akan mendapat masalah nanti. Kumohon, mengertilah.”
Harry menggelengkan kepalanya tak habis pikir jika kedua sahabatnya itu bisa bertengkar hanya karena masalah kecil. “Sudahlah, jika bertengkar pun tak akan membuat masalah kita ini selesai. Elis, Lys benar tentang keadaanmu, kau juga harus memikirkannya atau semuanya akan kacau jika ka uterus bersikap keras kepala seperti ini,” kata Harry. Dia memang yang paling dewasa dari kedua wanita di dekatnya. Pria itu selalu bisa mengambil sisi positif di setiap masalah yang tengah mereka hadapi. Tapi terkadang ada masanya saat sikap dewasanya itu sangat menyebalkan.
“Kalian hanya tak mengerti. Jika aku sampai gagal menemukan dokumen kakekku maka tak akan lama lagi kita akan selesai. Kalian tak tahu mengenai apa yang sedang kuhadapi saat ini. Kalian tidak mengeri.” Elis berlutut di lantai marmer ruang kakek buyutnya. Mendadak dia merasa khawatir, takut, dan cemas. Dia merasa seolah-olah semua ini adalah tanggung jawabnya.
“Demi Tuhan, Elis. Kau anggap apa kami selama ini? Patung lilin, begitu? Kami ini sahabatmu, kami siap untuk membantumu menyelesaikan masalah ini,” lagi Lys berujar penuh penekanan, dia merasa sedikit kecewa saat mendengar perkataan sahabatnya itu, dia merasa tak dianggap oleh Elis.
“Elis, kau harus mendengarkan kami sekali-kali. Mana mungkin kami berniat untuk menjatuhkanmu. Kita bersahabat sejak kecil, aku bahkan sudah menganggap kalian keluargaku sendiri, tak seharusnya kita bersikap begitu asing seperti ini kan,” Harry ikut berkata dengan penuh ke dewasaan. Elis menundukkan kepalanya, memejamkan matanya, tampak begitu lelah dengan semuanya padahal sampai saat ini dia belum memulai apa pun yang menjadi rencanya.
Apa kalian masih mau membantuku jika tahu statusku sebagai muslimah? Gadis itu bertanya dalam hatinya. Dia hanya takut tentang kenyataan jika nanti sahabatnya bisa saja meninggalkannya jika mengetahui hal yang sebenarnya.
“Kami kemari membawa sesuatu yang tentunya akan sangat membantumu untuk menemukan di mana dokumen kakekmu itu berada saat ini. Aku langsung pergi dari kantor ketika mendengar rapat besar-besaran yang di adakan di kantor hari ini, seandainya kau masuk kau akan mendengarnya sendiri jika saat ini dokumen penting yang kau cari itu sudah berada di tangan mereka dan mereka secara terus terang menyebutkan nama penemu sebenarnya yaitu kakekmu,” perkataan Harry sukses membungkam mulut Elis. Ya, selama ini hanya Lys dan Harry-lah yang tahu mengenai siapa sebenarnya Elisabeth Roberthson karena memang semua hal yang ada dalam diri gadis itu merupakan rahasia yang harus dijaga atau keamanannya bisa terancam jika sampai ada orang lain yang tahu mengenai siapa sebenarnya Elisabeth Roberthson.
Hati gadis itu remuk saat mendengarnya, dia terlambat untuk menyembunyikan penemuan terhebat yang pernah dilakukan oleh kakeknya itu. Cairan bening merambat melalui matanya, memberontak untuk keluar dan akhirnya berjatuhan membentuk aliran sungai kecil di wajah cantiknya. Bahunya berguncang hebat, Elisabeth adalah sosok gadis yang tangguh dia belum pernah menangis sesegukkan seperti saat ini selama ia hidup. Baginya tak ada luka yang mampu membuatnya menangis, tapi hari ini dia merasa seolah baru saja ditampar dengan begitu keras oleh seseorang, dia merasa ada sayatan yang menggores hatinya, begitu perih hingga air mata yang selama ini tak pernah terlihat kini muncul kepermukaan.
“Hei, tenanglah, jika menangis pun tak akan membuatmu menemukan dokumen itu. Yang bisa kita lakukan saat ini hanyalah menjalankan rencana sesuai dengan apa yang mereka susun, kita bertiga adalah orang yang akan dipercaya untuk menyempurnakan penemuan yang belum sempurna itu. Maka saat itu juga, kita akan mengubah cara kerjanya dengan kemampuan yang kau punya, Elis. Kita pasti bisa lakukan ini bersama-sama. Kami tak akan membiarkan sahabat kami berada dalam kesulitan seorang diri, dulu kita bersahabat dan selamanya akan tetap seperti itu.” Tangis Elisa bertambah saat Lys memeluknya dengan erat mencoba membagi kesedihan dan merasakan kekecewaan yang dirasakan oleh sahabatnya. “Maafkan aku, Lys. Aku sudah menjadi sahabat yang buruk untukmu,” Elis berujar dengan suara lembutnya.
Mereka bertiga telah sepakat akan menjalankan rencana kedua mereka. Esok hari, Elis serta kedua sahabatnya terbang ke New York, tujuan mereka saat ini adalah ke kantor pusat dan menerima panggilan serta tugas besar mereka.

~~
Mata gadis itu tak mampu berkedip saat menggenggam puluhan lembar kertas yang berisikan rancangan yang telah lama hilang dan ternyata dicuri oleh orang-orang licik yang tentu saja gadis itu tahu pasti siapa orangnya. Di tangannya saat ini adalah dokumen rahasia milik kakeknya, dokumen penting yang selama ini ia cari dan ternyata dia sangat-sangat terlambat sekarang, dokumen itu sudah berada pada orang-orang yang akan menyalah gunakan penemuan kakeknya. Gadis itu tak bisa berhenti untuk berdecak kagum saat melihat apa yang tengah ada di hadapannya. Subhana Allah, ini benar-benar luar biasa dan juga sangat berbahaya, bisa berakibat sangat fatal jika mereka sampai menyalah gunakan alat ini. Semua makhluk akan kena dampaknya.
Benar, penemuan milik kakeknya ini belum sempurna dan tugas Elis adalah menyempurnakan alat ini. Tentu saja, gadis itu akan membuat alat ini tak bekerja dengan baik dan itu akan membuat mereka berpikir jika ini adalah penemuan yang gagal. “Jadi, apa kau sudah berhasil mempelajarinya?”
Elis tersentak saat mendengar suara Harry yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya. Mereka telah kembali ke Gakona dan diberi waktu selama sebelastahun untuk menyelesaikan alat ini dengan tidak sempurna tentu saja. Elisabeth tak akan pernah mau menjadi budak orang-orang sialan yang ada dibalik semua ini. “Tentu, tapi kita akan bekerja dengan sangat keras untuk membuatnya terlihat seperti sesuatu yang gagal. Kita juga harus menyempurnakannya dan aku sangat membutuhkan kau dan Lys, Harry.” Pria itu tersenyum lembut pada gadis yang ia sayangi sejak dulu. “Tentu saja, aku dan Lys akan selalu bersamamu.” Elis tersenyum lega dan lantas kembali mempelajari dokumen rahasia yang dikira para ilmuwan telah hilang.
Banyak yang mengatakan jika dokumen tentang pembuatan mahakarya luar biasa ini ada di tangan Pentagon, tapi nyatanya pasukkan sialan itu telah mencurinya seperti biasa bahkan tak ada satu orang pun yang tahu bagaimana caranya mereka bisa mencuri rancangan pembuatan alat yang semuanya menggunakan teknologi frekuensi rendah.

Alaska, 2012
Gadis itu berdecak puas saat berhasil menyelesaikan alat-alat yang diperintahkan oleh atasannya. Dia tak pernah lelah untuk bekerja keras dan mencari bagaimana caranya menggagalkan rencana licik manusia-manusia tak bertanggung jawab sialan itu. Elis akhirnya berhasil menciptakan alat itu dengan sempurna dan tentu saja alat itu bekerja tak sesuai dengan yang mereka harapkan meski pun jika dilihat dari fisiknya alat ini tak memiliki cacat sedikit pun. Mereka tak akan mencurigai Elis karena dia bersama kedua temannya telah berhasil mengubah dokumen asli itu lalu menyembunyikannya di tempat yang siapa pun tak akan percaya. Elis berani melakukan itu karena dia yakin sekali belum ada yang tahu isi sebenarnya mengenai dokumen milik kakek buyutnya itu.
“Ya ampun, ini benar-benar luar biasa dahsyat. Jika saja kita tak mengubah cara kerjanya mungkin kita bisa menguasai dunia ini dengan seluruh isinya. Apa kau percaya?” Lys tak berhenti berdecak kagum sejak tadi. “Dan sebenarnya itulah yang menjadi tujuan mereka, Lys. Menguasai dunia tentu saja.” Lys terdiam saat mendengar penuturan sahabatnya, kepalanya seolah di hantam batu besar, ini adalah satu-satunya jalan terbaik untuk menyelamatkan bumi. Dengan merusak diam-diam rencana yang telah mereka susun dengan sempurna.

Pemimpin National Aeronautics and Space Administration yang merupakan bos mereka sangat kagum atas keberhasilan mereka tanpa pernah curiga sedikit pun. Bahkan tak ada satu pun yang tahu mengenai siapa Elisabeth sebenarnya. Alat itu telah dipatenkan menjadi penemuan milik mereka. Dan hal itu tak pernah dipublikasikan ke publik. Elis, Harry, dan Lys tersenyum dengan bangga saat berhasil mengacaukan rencana mereka. Dan isu yang dengan mudahnya menyebar jika kiamat akan terjadi pada tahun 2012 tak akan pernah berlangsung. Mereka bertiga telah berhasil menggagalkan rencana mereka untuk membuat kiamat buatan dengan alat yang telah selesai itu. Tak akan ada yang meragukan betapa luar biasanya teknolgi yang ada pada alat itu. Hanya saja, kakek Elis tak membuat alat itu untuk menimbulkan kerusakkan dia ingin menciptakan perdamaian.
“Tak akan ada kiamat pada tahun ini dan tidak akan pernah terjadi apa pun pada saat Olimpiade London berlangsung karena semuanya tak akan berjalan sesuai rencana mereka, bukan begitu?” Elis tersenyum lebar pada Harry dan mengangguk setuju.
Elis mendadak menjadi gugup sekarang karena dia sudah memutuskan untuk mengakui jika dia adalah seorang muslimah saat ini. Dan dia hanya dapat berharap yang terbaik untuk pertemanan mereka.
“Harry, Lys. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan dengan kalian,” ujar Elis yang langsung mendapatkan perhatian penuh dari kedua temannya. Gadis itu menarik nafas perlahan dan lantas kembali menghambuskannya dengan perlahan pula, mencoba untuk menetralisir rasa gugupnya. Well, saat ini mereka tengah berada di rumah Lys dan rencananya nanti malam mereka akan berangkat ke London untuk menyaksikan keberhasilan dari rencana orang-orang bergolongan hitam itu dengan hasil yang bisa di katakana gagal total.
“Sebenarnya, aku sudah berpindah agama dan aku adalah bagian dari orang-orang yang telah mengabdikan diri pada jalan Allah. Aku mengakui ini pada kalian karena aku tak ingin lebih lama lagi menjadi seorang yang munafik dan berbohong pada kalian. Aku akan berhenti bekerja di tempat sialan itu. Aku akan meninggalkan Amerika setelah ini dan mencari tempat yang lebih tenang. Lalu memulai untuk menjadi seorang muslimah seutuhnya. Maafkan aku, aku hanya berusaha untuk jujur pada kalian karena aku tak ingin membohongi kalian lebih lama lagi,” jelas gadis itu panjang lebar pada kedua temannya.
Wajah Harry dan Lys tampak menegang selama beberapa detik dan kembali seperti semula sebelum akhirnya secara bersamaan mereka tersenyum pada Elis. Dan itu membuatnya bingung. “Kau tahu, aku selalu menunggu saat ini, untuk kau jujur pada kami dan sebenarnya aku dan Harry sudah mengetahui ini sejak lama, Elis. Kami bahkan sudah memutuskan untuk mengikuti jejakmu setelah membaca banyak buku mengenai islam kurasa itu adalah jalan terbaik menuju sebuah kebenaran yang sebenarnya. Tak aka nada lagi perbedaan antara kita sebentar lagi.” Elis menghapus air matanya dan memeluk Lys dengan erat. Dia terkejur mengetahuinya. Dan juga senang karena akhirnya kedua temannya menemukan sebuah kebenaran dalam diri mereka.

~~
Elis, Harry, dan Lys tersenyum tipis saat melihat orang-orang di hadapannya tampak bingung mengapa alat itu tak bekerja sesuai dengan yang mereka harapkan dan ya saat ini mereka tangah berada di London. Dalam hati Elis mendesah lega karena setidaknya dia bisa mencegah dan sedikit mengecoh orang-orang yang berada di bawah pimpinan si mata satu itu.
“Kau sungguh mengecewakkanku, Elisabeth. Tadinya kupikir nasipmu tak akan semalang kakekmu, tapi ternyata kau bahkan berbuat sesuatu hal yang akibatnya lebih fatal di banding dengan yang dilakukan kakekmu. Well, jangan pernah berpikir jika aku tak tahu jika kau ada keturunan Tesla. Aku sudah mengetahui semuanya, Elisabeth. Dan saatnya untuk mengakhiri hidupmu. Selamat tinggal.”
Suara ledakkan senjata api terdengar nyaring di telinga Harry dan Lys. Mereka melotot tak percaya menatap apa yang baru saja terjadi di hadapan mereka. Mereka melihat Elisabeth mati di depan mata mereka sendiri. Orang bertopeng itu pergi begitu saja meninggalkan ruang hotel yang menjadi tempat gadis itu meginap selama di London. []






TAMAT~