Judul :
Blue Beam
Penulis : Valleria Russel
Twitter : valleria russel
Wattpad :
www.wattpad.com/ValleriaRussel
Starcast :
Elisabeth Roberthson(Tesla), Harry Edward, and Lys Prior.
Genre :
Historical Fiction, Sci-fi, Drama, and Little bit romance.
Length : Oneshoot
Rated :
Teens-13
Inspired : Megaproyek RAHASIA,
Sejarah Ilmuwan Nikola Tesla, dan Pemikiran gila di waktu senggang :D
WARNING :
Oke, ini adalah salah satu cerpen dengan genre historical yang saya buat,
sebenernya cerita ini gak sepenuhnya fiksi karena saya mengambilnya dari
kejadian nyata yang memang belum diketahui banyak orang. Jadi saya sengaja
mengangkat kejadian itu ke dalam sebuah cerita pendek dengan menambahkan
sedikit kisah romance di dalamnya tanpa mengurangi kejadian yang sesungguhnya. Niat
saya membuat cerita ini adalah untuk memberitahu kepada semua umat beragama
baik Islam, atau yang lain-lain jika suatu saat kejadian yang saya jabarkan
secara singkat melalui cerita ini bisa saja terjadi dan jangan sampai kita
tersesat menuju ke jalan yang salah. Dalam cerita ini saya tak berniat sedikit
pun untuk menyinggung atau merugikan pihak lain. Jadi, saya minta maaf apabila
ada kata-kata yang salah kepada Allah saya mohon ampun. Pesan saya adalah
persiapkan diri Kita untuk menghadapi dahsyatnya fitnah yang cepat atau lambat
akan terjadi. Wassalamu’alaikum dan selamat membaca!!
Alaska,
2000
Gakona
adalah salah satu tempat di Amerika yang menyimpan begitu banyak kejutan yang
tak pernah manusia pikirkan sebelumnya. Musim dingin akan datang sebentar lagi
namun perubahan suhu di bumi dengan cepat terjadi. Jika semua orang tengah
bergumul dengan selimut dan kasur mereka di pagi hari, seorang gadis berambut
hitam kecokelatan tengah disibukkan dengan berbagai macam kertas serta layar
laptopnya. Dia tampak berpikir keras sambil sesekali mendesah frustasi. Gadis
itu menyeruput teh hangatnya dan lantas kembal mengobrak-abrik isi brangkas
berukuran sedang yang ada di ruangan itu. Matanya dengan teliti mengamati tiap
tulisan yang ada di tumpukan kertas putih yang sudah mulai usang termakan waktu
itu.
Gadis
itu, Elisabeth Roberthson tengah berkutat di dalam ruang kerja kakek buyutnya
sejak seminggu yang lalu, mencoba untuk melacak di mana kakeknya menyimpan sebuah
rancangan penemuan menakjubkan sepanjang sejarah peradaban, meski pun nyaris
semua penemuan kakeknya merupakan penemuan yang luar biasa dan tak ada
tandingannya, tapi ada satu hal membuat penemuan yang satu ini berbeda dengan
yang lainnya. Penemuan yang akan sangat berbahaya jika sampai jatuh ke tangan
orang yang salah. Lagi-lagi Elis mendesah pelan, mendadak rasa lelah menghampiri
tubuhnya. Dia seolah lupa akan waktu karena terfokus untuk mencari di mana
kakeknya menyimpan berkas penting itu.
Dia
mengetahui satu hal bahwa ada organisasi besar yang tengah mencoba untuk
mencuri rancangan milik kakek buyutnya untuk yang kesekian kalinya. Mungkin manusia
sudah tak akan percaya lagi jika semua kemajuan yang ada saat ini merupakan
tipu daya organisasi paling sialan di dunia itu. Semuanya hanyalah trik untuk
membuat manusia melupakan sebuah kebenaran dan menganggap hal-hal semacam itu
merupakan hal yang sudah biasa. Elisabeth Roberthson adalah keturunan Tesla
yang mendapatkan anugerah dari Allah dengan menurunkan kecerdasan yang sangat
mengagumkan padanya. Sejak tiga tahun yang lalu, secara diam-diam Elis
berpindah agama menjadi seorang mualaf karena pikirannya yang selama ini
tertutup dan terpengaruh telah terbuka dan berpikir secara logika. Dengan izin
Allah dia dipertemukan dengan seorang ulama Islam dan meminta petunjuk mengenai
apa sebenarnya jalan yang benar itu.
Elis
sengaja melakukan itu secara diam-diam karena sampai sekarang dia masih
terlibat kontrak dengan sebuah perusahaan besar Amerika, National Aeronautics and Space
Administration. Tentu saja, semenjak dia memutuskan untuk mengabdikan diri pada
agama Allah pikirannya seolah terbuka kian luas dan melihat apa yang telah
terjadi saat ini dan betapa hebat kekacauan yang dibuat oleh organisasi sesat
itu, dia juga telah mengetahui jika peursahaan tempatya bekerja merupakan
perusahaan yang berada dibawah naungan oraganisasi besar nan tersembunyi itu. Tapi
Elis belum berniat untuk mengundurkan diri karena dia masih memiliki misi untuk
mencegah perbuatan jahat dan kejam yang telah di rancang dengan matang oleh tim
inti National Aeronautics and Space Administration. Elis adalah anggota yang
berada di bagian rancang atau dia secara langsung terlibat dengan pembuatan dan
akan menyaksikan dahsyatnya kehancuran di bumi ini.
Elisabeth Roberthson sengaja
menyembunyikan kebenaran menganai dirinya seorang cicit dari Ilmuwan paling
pintar di sepanjang sejarah dan juga mengenai dirinya yang kini telah menjadi
seorang muslimah. Elis tahu jika dia harusnya mengenakan jilbab dan kerudung.
Namun, dia telah berjanji pada Allah akan melaksanakan bukti kecintaannya itu
setelah dia berhasil mencegah kekacauan buatan ilmiah yang saat ini masih
dirancang oleh teman-teman. Oh, rasanya Elis sudah tak lagi sudi menyebut
mereka semua adalah temannya, mereka dengan mudah di tipu oleh gemerlapnya
dunia yang hanya sesaat oleh orang-orang yang jelas berniat untuk menjadikan
mereka semua anggota organisasi yang kian lama itu kian terkuak kebusukkannya.
Pintu ruang kusam itu terkuak lebar
seiring masuknya seorang pria bersama dengan seorang wanita muda di sampingnya.
Mereka sahabat baik Elis, Harry dan Lys. Mereka dibesarkan bersama dan telah
mengenal sejak kecil, namun Elis tak juga memberitahukan kepada mereka jika dia
telah berpindah agama dalam artian Elis merasa dirinya telah menjadi berbeda
dari kedua sahabatnya itu. Tapi ini
adalah jalan terbaik untuk semuanya. Elis menggumam dalam hatinya.
“Ya
Tuhan, apa kau gila huh? Ini tak akan membuahkan hasil jika kau terlalu
memaksakan diri dan tak memperhatikan keadaanmu, Elis. Lihatlah, betapa
kacaunya dirimu.” Elis memutar bola matanya saat mendengarkan ocehan yang
keluar dari mulut Lys. “Ya ya, terserah apa katamu, Lys. Tapi aku harus
menemukan dokumen itu atau kita akan mendapat masalah nanti. Kumohon,
mengertilah.”
Harry
menggelengkan kepalanya tak habis pikir jika kedua sahabatnya itu bisa
bertengkar hanya karena masalah kecil. “Sudahlah, jika bertengkar pun tak akan
membuat masalah kita ini selesai. Elis, Lys benar tentang keadaanmu, kau juga
harus memikirkannya atau semuanya akan kacau jika ka uterus bersikap keras
kepala seperti ini,” kata Harry. Dia memang yang paling dewasa dari kedua
wanita di dekatnya. Pria itu selalu bisa mengambil sisi positif di setiap
masalah yang tengah mereka hadapi. Tapi terkadang ada masanya saat sikap
dewasanya itu sangat menyebalkan.
“Kalian
hanya tak mengerti. Jika aku sampai gagal menemukan dokumen kakekku maka tak
akan lama lagi kita akan selesai. Kalian tak tahu mengenai apa yang sedang
kuhadapi saat ini. Kalian tidak mengeri.” Elis berlutut di lantai marmer ruang
kakek buyutnya. Mendadak dia merasa khawatir, takut, dan cemas. Dia merasa
seolah-olah semua ini adalah tanggung jawabnya.
“Demi
Tuhan, Elis. Kau anggap apa kami selama ini? Patung lilin, begitu? Kami ini
sahabatmu, kami siap untuk membantumu menyelesaikan masalah ini,” lagi Lys
berujar penuh penekanan, dia merasa sedikit kecewa saat mendengar perkataan
sahabatnya itu, dia merasa tak dianggap oleh Elis.
“Elis,
kau harus mendengarkan kami sekali-kali. Mana mungkin kami berniat untuk
menjatuhkanmu. Kita bersahabat sejak kecil, aku bahkan sudah menganggap kalian
keluargaku sendiri, tak seharusnya kita bersikap begitu asing seperti ini kan,”
Harry ikut berkata dengan penuh ke dewasaan. Elis menundukkan kepalanya,
memejamkan matanya, tampak begitu lelah dengan semuanya padahal sampai saat ini
dia belum memulai apa pun yang menjadi rencanya.
Apa kalian masih mau membantuku
jika tahu statusku sebagai muslimah? Gadis itu bertanya
dalam hatinya. Dia hanya takut tentang kenyataan jika nanti sahabatnya bisa
saja meninggalkannya jika mengetahui hal yang sebenarnya.
“Kami
kemari membawa sesuatu yang tentunya akan sangat membantumu untuk menemukan di
mana dokumen kakekmu itu berada saat ini. Aku langsung pergi dari kantor ketika
mendengar rapat besar-besaran yang di adakan di kantor hari ini, seandainya kau
masuk kau akan mendengarnya sendiri jika saat ini dokumen penting yang kau cari
itu sudah berada di tangan mereka dan mereka secara terus terang menyebutkan
nama penemu sebenarnya yaitu kakekmu,” perkataan Harry sukses membungkam mulut
Elis. Ya, selama ini hanya Lys dan Harry-lah yang tahu mengenai siapa
sebenarnya Elisabeth Roberthson karena memang semua hal yang ada dalam diri
gadis itu merupakan rahasia yang harus dijaga atau keamanannya bisa terancam
jika sampai ada orang lain yang tahu mengenai siapa sebenarnya Elisabeth
Roberthson.
Hati
gadis itu remuk saat mendengarnya, dia terlambat untuk menyembunyikan penemuan
terhebat yang pernah dilakukan oleh kakeknya itu. Cairan bening merambat
melalui matanya, memberontak untuk keluar dan akhirnya berjatuhan membentuk
aliran sungai kecil di wajah cantiknya. Bahunya berguncang hebat, Elisabeth
adalah sosok gadis yang tangguh dia belum pernah menangis sesegukkan seperti
saat ini selama ia hidup. Baginya tak ada luka yang mampu membuatnya menangis,
tapi hari ini dia merasa seolah baru saja ditampar dengan begitu keras oleh
seseorang, dia merasa ada sayatan yang menggores hatinya, begitu perih hingga
air mata yang selama ini tak pernah terlihat kini muncul kepermukaan.
“Hei,
tenanglah, jika menangis pun tak akan membuatmu menemukan dokumen itu. Yang
bisa kita lakukan saat ini hanyalah menjalankan rencana sesuai dengan apa yang
mereka susun, kita bertiga adalah orang yang akan dipercaya untuk menyempurnakan
penemuan yang belum sempurna itu. Maka saat itu juga, kita akan mengubah cara
kerjanya dengan kemampuan yang kau punya, Elis. Kita pasti bisa lakukan ini
bersama-sama. Kami tak akan membiarkan sahabat kami berada dalam kesulitan
seorang diri, dulu kita bersahabat dan selamanya akan tetap seperti itu.”
Tangis Elisa bertambah saat Lys memeluknya dengan erat mencoba membagi
kesedihan dan merasakan kekecewaan yang dirasakan oleh sahabatnya. “Maafkan
aku, Lys. Aku sudah menjadi sahabat yang buruk untukmu,” Elis berujar dengan
suara lembutnya.
Mereka
bertiga telah sepakat akan menjalankan rencana kedua mereka. Esok hari, Elis
serta kedua sahabatnya terbang ke New York, tujuan mereka saat ini adalah ke
kantor pusat dan menerima panggilan serta tugas besar mereka.
~~
Mata
gadis itu tak mampu berkedip saat menggenggam puluhan lembar kertas yang
berisikan rancangan yang telah lama hilang dan ternyata dicuri oleh orang-orang
licik yang tentu saja gadis itu tahu pasti siapa orangnya. Di tangannya saat
ini adalah dokumen rahasia milik kakeknya, dokumen penting yang selama ini ia
cari dan ternyata dia sangat-sangat terlambat sekarang, dokumen itu sudah
berada pada orang-orang yang akan menyalah gunakan penemuan kakeknya. Gadis itu
tak bisa berhenti untuk berdecak kagum saat melihat apa yang tengah ada di
hadapannya. Subhana Allah, ini benar-benar luar biasa dan juga sangat
berbahaya, bisa berakibat sangat fatal jika mereka sampai menyalah gunakan alat
ini. Semua makhluk akan kena dampaknya.
Benar,
penemuan milik kakeknya ini belum sempurna dan tugas Elis adalah menyempurnakan
alat ini. Tentu saja, gadis itu akan membuat alat ini tak bekerja dengan baik
dan itu akan membuat mereka berpikir jika ini adalah penemuan yang gagal.
“Jadi, apa kau sudah berhasil mempelajarinya?”
Elis
tersentak saat mendengar suara Harry yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya.
Mereka telah kembali ke Gakona dan diberi waktu selama sebelastahun untuk
menyelesaikan alat ini dengan tidak sempurna tentu saja. Elisabeth tak akan
pernah mau menjadi budak orang-orang sialan yang ada dibalik semua ini. “Tentu,
tapi kita akan bekerja dengan sangat keras untuk membuatnya terlihat seperti
sesuatu yang gagal. Kita juga harus menyempurnakannya dan aku sangat
membutuhkan kau dan Lys, Harry.” Pria itu tersenyum lembut pada gadis yang ia
sayangi sejak dulu. “Tentu saja, aku dan Lys akan selalu bersamamu.” Elis
tersenyum lega dan lantas kembali mempelajari dokumen rahasia yang dikira para
ilmuwan telah hilang.
Banyak
yang mengatakan jika dokumen tentang pembuatan mahakarya luar biasa ini ada di
tangan Pentagon, tapi nyatanya pasukkan sialan itu telah mencurinya seperti
biasa bahkan tak ada satu orang pun yang tahu bagaimana caranya mereka bisa
mencuri rancangan pembuatan alat yang semuanya menggunakan teknologi frekuensi
rendah.
Alaska,
2012
Gadis
itu berdecak puas saat berhasil menyelesaikan alat-alat yang diperintahkan oleh
atasannya. Dia tak pernah lelah untuk bekerja keras dan mencari bagaimana
caranya menggagalkan rencana licik manusia-manusia tak bertanggung jawab sialan
itu. Elis akhirnya berhasil menciptakan alat itu dengan sempurna dan tentu saja
alat itu bekerja tak sesuai dengan yang mereka harapkan meski pun jika dilihat
dari fisiknya alat ini tak memiliki cacat sedikit pun. Mereka tak akan
mencurigai Elis karena dia bersama kedua temannya telah berhasil mengubah
dokumen asli itu lalu menyembunyikannya di tempat yang siapa pun tak akan
percaya. Elis berani melakukan itu karena dia yakin sekali belum ada yang tahu
isi sebenarnya mengenai dokumen milik kakek buyutnya itu.
“Ya
ampun, ini benar-benar luar biasa dahsyat. Jika saja kita tak mengubah cara
kerjanya mungkin kita bisa menguasai dunia ini dengan seluruh isinya. Apa kau
percaya?” Lys tak berhenti berdecak kagum sejak tadi. “Dan sebenarnya itulah
yang menjadi tujuan mereka, Lys. Menguasai dunia tentu saja.” Lys terdiam saat
mendengar penuturan sahabatnya, kepalanya seolah di hantam batu besar, ini
adalah satu-satunya jalan terbaik untuk menyelamatkan bumi. Dengan merusak
diam-diam rencana yang telah mereka susun dengan sempurna.
Pemimpin
National Aeronautics and Space
Administration yang merupakan bos mereka sangat kagum atas keberhasilan mereka
tanpa pernah curiga sedikit pun. Bahkan tak ada satu pun yang tahu mengenai
siapa Elisabeth sebenarnya. Alat itu telah dipatenkan menjadi penemuan milik
mereka. Dan hal itu tak pernah dipublikasikan ke publik. Elis, Harry, dan Lys
tersenyum dengan bangga saat berhasil mengacaukan rencana mereka. Dan isu yang
dengan mudahnya menyebar jika kiamat akan terjadi pada tahun 2012 tak akan
pernah berlangsung. Mereka bertiga telah berhasil menggagalkan rencana mereka
untuk membuat kiamat buatan dengan alat yang telah selesai itu. Tak akan ada
yang meragukan betapa luar biasanya teknolgi yang ada pada alat itu. Hanya
saja, kakek Elis tak membuat alat itu untuk menimbulkan kerusakkan dia ingin
menciptakan perdamaian.
“Tak akan ada kiamat pada tahun ini
dan tidak akan pernah terjadi apa pun pada saat Olimpiade London berlangsung
karena semuanya tak akan berjalan sesuai rencana mereka, bukan begitu?” Elis
tersenyum lebar pada Harry dan mengangguk setuju.
Elis mendadak menjadi gugup sekarang
karena dia sudah memutuskan untuk mengakui jika dia adalah seorang muslimah
saat ini. Dan dia hanya dapat berharap yang terbaik untuk pertemanan mereka.
“Harry, Lys. Ada sesuatu yang ingin
kubicarakan dengan kalian,” ujar Elis yang langsung mendapatkan perhatian penuh
dari kedua temannya. Gadis itu menarik nafas perlahan dan lantas kembali menghambuskannya
dengan perlahan pula, mencoba untuk menetralisir rasa gugupnya. Well, saat ini mereka tengah berada di
rumah Lys dan rencananya nanti malam mereka akan berangkat ke London untuk
menyaksikan keberhasilan dari rencana orang-orang bergolongan hitam itu dengan
hasil yang bisa di katakana gagal total.
“Sebenarnya, aku sudah berpindah
agama dan aku adalah bagian dari orang-orang yang telah mengabdikan diri pada
jalan Allah. Aku mengakui ini pada kalian karena aku tak ingin lebih lama lagi
menjadi seorang yang munafik dan berbohong pada kalian. Aku akan berhenti
bekerja di tempat sialan itu. Aku akan meninggalkan Amerika setelah ini dan
mencari tempat yang lebih tenang. Lalu memulai untuk menjadi seorang muslimah
seutuhnya. Maafkan aku, aku hanya berusaha untuk jujur pada kalian karena aku
tak ingin membohongi kalian lebih lama lagi,” jelas gadis itu panjang lebar
pada kedua temannya.
Wajah Harry dan Lys tampak menegang
selama beberapa detik dan kembali seperti semula sebelum akhirnya secara bersamaan
mereka tersenyum pada Elis. Dan itu membuatnya bingung. “Kau tahu, aku selalu
menunggu saat ini, untuk kau jujur pada kami dan sebenarnya aku dan Harry sudah
mengetahui ini sejak lama, Elis. Kami bahkan sudah memutuskan untuk mengikuti
jejakmu setelah membaca banyak buku mengenai islam kurasa itu adalah jalan
terbaik menuju sebuah kebenaran yang sebenarnya. Tak aka nada lagi perbedaan
antara kita sebentar lagi.” Elis menghapus air matanya dan memeluk Lys dengan
erat. Dia terkejur mengetahuinya. Dan juga senang karena akhirnya kedua
temannya menemukan sebuah kebenaran dalam diri mereka.
~~
Elis, Harry, dan Lys tersenyum tipis
saat melihat orang-orang di hadapannya tampak bingung mengapa alat itu tak
bekerja sesuai dengan yang mereka harapkan dan ya saat ini mereka tangah berada
di London. Dalam hati Elis mendesah lega karena setidaknya dia bisa mencegah
dan sedikit mengecoh orang-orang yang berada di bawah pimpinan si mata satu
itu.
“Kau sungguh mengecewakkanku,
Elisabeth. Tadinya kupikir nasipmu tak akan semalang kakekmu, tapi ternyata kau
bahkan berbuat sesuatu hal yang akibatnya lebih fatal di banding dengan yang
dilakukan kakekmu. Well, jangan pernah berpikir jika aku tak tahu jika kau ada
keturunan Tesla. Aku sudah mengetahui semuanya, Elisabeth. Dan saatnya untuk
mengakhiri hidupmu. Selamat tinggal.”
Suara ledakkan senjata api terdengar
nyaring di telinga Harry dan Lys. Mereka melotot tak percaya menatap apa yang
baru saja terjadi di hadapan mereka. Mereka melihat Elisabeth mati di depan
mata mereka sendiri. Orang bertopeng itu pergi begitu saja meninggalkan ruang
hotel yang menjadi tempat gadis itu meginap selama di London. []
TAMAT~