Jumat, 24 Juli 2015

INTO HIS WORLD BAB 14

WARNING : Masih pemula, masih amatiran, masih dalam proses belajar, butuh saran dan komentar yang membangun juga. Jadilah pembaca yang baik! Jangan mengkopi apapun tanpa izin! Maaf buat typos yang bertebaran disana-sini. Happy Reading!

by the way ni ya laptopnya baru bener nih jadi baru bisa post. so, enjoy the story yaaaaaaaa :* love u gaessssss :*







BAB 14



Gaun yang kupesan sampai ketika sore menjelang dan gaun itu sangat serasi dengan tuxedo Jung. Well, yang paling menyenangkan adalah pria itu memberiku kejutan dengan mendatangkan penata riasnya ke apartemenku. Dan semuanya selesai tepat pada waktunya. Kata Jung, kami tak perlu terburu-buru karena tempatnya tidak jauh.
Aku sudah menelpon Mrs Andrews, dia adalah perancang gaunku itu dan mengatakan jika aku sangat menyukainya. Katanya itu sudah menjadi tugasnya untuk menyenangkan pelanggan, dan dia bertanya bagaimana kabar bibiku. Awalnya, aku agak bingung harus menjawab apa, akhirnya aku hanya menjawab seadanya dan mengatakan jika aku sudah lama tidak berhubungan dengan bibiku. Setelah itu dia menutup teleponnya.
“Apa kau sudah siap?”
Aku menatap Jung melalui cermin dan dia tampak terpaku sesaat dan lantas mengeluarkan senyuman manisnya. Sekarang, senyuman kesukaanku bukan lagi senyuman milik Taehyung, tapi milik kekasihku sendiri. Dia berjalan menghampiriku dan berdiri tepat dibelakangku.
“Jadi, apa kau akan bilang jika tingkahku ini berlebihan dengan memesan gaun hanya untuk datang ke pesta Kyung Soo?” aku menaik-turunkan alisku, masih menatapnya melalui cermin.
Akhirnya dia menghela napas dan melingkarkan tangannya di pinggangku. Ya Tuhan! Jantungku berdebar cepat begitu merasa jika jarak ini sudah sangat dekat. Kurasa, setiap gadis akan merasakan hal yang sama jika orang yang ia cintai memeluknya dari arah belakang seperti ini. Jung meletakkan kepalanya di lekukan leherku. Well, penata rias itu menyanggul rambutku, menyisakan sedikit di sisi kiri dan kanan, mereka juga memakaikan anting serta kalung berlian di leherku. Ini pinjaman, nanti akan dikembalikan, yang perlu kulakukan adalah menikmati detik-detik seperti ini.
“Baiklah, maafkan aku. Aku tidak akan mengatakan hal itu lagi. Aku hanya merasa jika itu berlebihan. Kau memiliki banyak koleksi gaun di wardrobe itu dan masih ingin memesan gaun lagi hanya untuk datang ke pesta Kyung Soo?”
Aku terkekeh pelan, lihatlah, siapa yang mengira jika pria yang selalu tampak keren, dingin, dan kaku ini bisa bertingkah begitu manja padaku. “Aku melakukan ini bukan demi pergi ke pesta Kyung Soo, tapi aku memikirkan kemana, dengan siapa, dan akan berada dimana aku nantinya. Aku akan datang ke pesta seorang Idol, lalu aku akan pergi dengan kekasihku yang adalah seorang Idol, dan aku akan dikelilingi oleh artis-artis dari Seoul. Aku berpikir jika aku harus tampil baik di depan mereka karena dengan begitu aku tidak akan mempermalukanmu. Pada akhirnya, aku juga membawa namamu selalu bersamaku, Jung.”
Dia mengangguk pelan. “Aku mengerti. Harusnya aku bisa berpikir sepertimu.”
“Tidak perlu, kau cukup berpikir seperti apa yang selalu kau lakukan karena jika kau berpikir sepertiku maka hubungan ini tidak akan pernah terjadi.”
Kami saling tersenyum di depan cermin. “Well, apa kita akan berdiri di sini terus hingga pestanya selesai dan akhirnya kita tidak datang?”
Jung melepas pelukannya dan merangkul pinggangku. Kami berjalan meninggalkan apartemenku. Malam ini, kami akan menggunakan jasa supir pribadiku. Dia sudah digaji hingga aku menyelesaikan sekolahku di sini dan setelah itu aku akan benar-benar menjalani hidupku sendiri.
“Kau tahu, setelah semua yang terjadi, apa kau akan tetap tinggal di Seoul? Atau kau akan meneruskan kuliah di negara lain?”
Aku menyandarkan kepalaku di pundak Jung. “Entahlah, aku juga tidak bisa memperkirakannya untuk saat ini. Mungkin kita harus menunggu hingga pengumuman kelulusan nanti,” jawabku.
“Kuharap kau tidak pindah dari sini. Aku tidak tahu apakah aku akan bisa berjauhan denganmu. Asal kau tahu saja, satu minggu ketika aku pergi ke Jepang itu adalah hari-hari terberat yang pernah kumiliki. Rasanya aneh tidak melihatmu di dekatku. Itu membuatku tidak fokus. Aku sering dimarahi ketika di sana, tapi semua Hyung mengerti keadaanku jadi mereka tidak berbicara apapun atau ikut-ikutan memarahiku.”
Aku meliriknya jahil. “Wah, Sir, Anda sudah tidak bisa berjauhan dengan saya ya. Saya jadi merasa tersanjung, dan sebenarnya saya juga merasakan hal yang sama.”
“Jangan bercanda. Aku sedang serius, Nonaku.”
“Aku juga sedang serius, Sir. Baiklah, kemungkinan aku pindah itu kecil. Lagipula, aku suka tinggal di kota ini.”
“Aku yakin kau pasti suka. Nanti, aku akan mengajakmu liburan ke Jeju.”
“Apa itu Jeju?”
“Bodoh! Jeju adalah nama sebuah pulau dan di sana kau akan melihat keindahan Korea,” ujarnya.
“Jangan katakan lagi, oke? Kau membuatku ingin pergi kesana sekarang juga.”
Dia tertawa dan saat itu juga mobil yang kami naiki berhenti. Aku mengedarkan pandanganku dan mendapati jika saat ini kami sudah ada di depan gedung pencakar langit yang indah. Wah, ini adalah gedung agensi yang menakjubkan.
Supir membukakan pintu untuk kami, begitu Jung keluar, dia membantuku untuk turun dari mobil. Saat aku berhasil menapaki bumi dengan baik, para wartawan yang berbaris dipinggir red carpet-nya serentak menoleh kearah kami.
Aku tersentak saat mereka berbondong-bondong berlari kearah kami, sebagian dari mereka tetap memotret tamu-tamu lain yang baru saja datang. Pihak keamanan berhasil tiba lebih dulu, mereka membentuk lingkaran melindungiku dan Jung. Supirku telah masuk ke mobil dan melaju untuk memarkirkannya. Jung merangkulku erat ketika aku berniat untuk menyembunyikan wajahku, dia berbisik padaku. “Jangan, kau harus tetap terlihat baik-baik saja, jangan hancurkan persiapan yang sudah kau buat hari ini. Kau adalah pacarku dan mereka semua sudah tahu.”
Aku agak ragu awalnya, tapi setelah meyakinkan diriku sendiri. Akhirnya aku mengangkat wajahku dan tersenyum. Mataku perih ketika serbuan blits kamera langsung menyerbuku dan Jung.
Nona, bagaimana tanggapan Anda mengenai sidang ayah Anda yang akan dilaksanakan besok pagi? Apakah Anda benar-benar menginginkan ayah Anda untuk turun jabatan?
Nona, bagaimana kau bisa mengenal Jungkook dan BTS member lainnya?
Nona, apakah benar jika hubungan Anda dan Goo Euna buruk dan apakah benar kalau pembeberan kenyataan mengenai keluarga kalian tidak mendapatkan persetujuan darimu?
Maaf, Nona, Nona, apakah benar jika Anda tidak sama sekali menyetujui ide saudara tiri Anda untuk membeberkan ke publik mengenai status Anda?
Nona,
Nona,
Ya Tuhan, kepalaku berdenyut saat mendengar suara-suara aneh itu. Maaf, kurasa aku harus mengatakannya, tapi apa mereka semua bodoh! Aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang mereka katakan. Ya ampun, mereka benar-benar sudah membuang waktu meneriaki kami dan berbicara dalam bahasa yang tidak kukuasai.
Pihak keamanan berhasil membawa kami masuk ke dalam gedung. Akhirnya, aku bisa menarik napas lega. Itu tadi, benar-benar brutal dan mengerikan.
“Ya Tuhan, Jung, kau lihat, aku belum bisa menerima keadaan seperti tadi, itu masih membuatku pusing,” decakku.
“Semuanya akan berlalu, biarkan waktu yang membereskan keadaan ini, dan besok adalah hari besar yang lainnya untuk kita. Ayo, kita harus masuk sekarang karena pesta akan segera dimulai, kurasa kau tidak ingin melewatkan penampilan mereka.”
Aku mengikuti langkah Jung masuk ke dalam gedung lebih jauh, mungkin kami akan menuju ke Ballroom sekarang karena setahuku pesta biasanya diadakan di Ballroom.
Ini adalah tempat yang luar biasa, lebih bagus dibandingkan menyewa gedung serba guna. Ballroom gedung ini disulap oleh tangan-tangan pintar hingga menjadi seperti ini. Di depan sana ada panggung yang cukup luas, sederhana, elegan dan sangat simple. Lampu-lampu bergerak berkeliling menyorot ruangan ini, ada kamera di mana-mana. Cahaya remang-remang membuatnya terasa lebih keren, ini seperti menghandiri konser. Aku pernah datang kesebuah konser penyanyi kebanggan Amerika, Justin tentu saja. Tapi tempat ini sedikit lebih sederhana dibanding konser musik besar itu.
Aku mengedarkan pandanganku kesekeliling ruangan ini mencoba menemukan keberadaan Kyung Soo. Tapi aku tak bisa melihatnya dimanapun.
“Apa orang-orang yang ada disekeliling kita saat ini semua adalah artis?” aku berbisik pada Jung.
Dia berdehem pelan, membawaku mengikuti langkahnya, kami sedang mencari Kyung Soo untuk memberinya selamat. “Kebanyakan iya, ada sebagian dari orang-orang di sini yang statusnya adalah pengamat dan kritikus musik, ada petinggi-petinggi agensi yang menaungi grup Kyung Soo juga grup lainnya, Super Junior, Girls Generation, TVXQ, F(x), Shinee, Red Velvet, dan masih banyak lagi.”
Aku mengangguk sebagai respon, ya Tuhan itu artinya aku akan bertemu dengan Super Junior juga? Aku hanya mengenal nama itu saja jika ditanya tentang musik dari Korea. Aku memang minim pengetahuan tentang musik, jangankan dari Korea yang dari Amerika saja aku tidak tahu banyak. Setiap kami berpapasan dengan orang-orang, maka kami akan membungkuk sebagai tanda salam dan hormat. Tapi mereka tidak membalas dan hanya tersenyum.
“Haruskan kita membungkuk ke semua orang, Jung?”
“Kau tidak tahu, aku dan grupku masih tergolong muda di dunia musik dan orang-orang yang tadi berpapasan dengan kita merupakan sunbae. Jadi, mau tak mau kita harus membungkuk memberi salam,” ujarnya.
“Apa itu sunbae?”
“Sejenis senior,” katanya. Aku mengangguk lagi.
Untuk yang kesekian kalinya kami membungkuk, kali ini pada seorang wanita cantik dengan gaun silver yang tampak sangat menakjubkan di tubuhnya yang indah. Ya tuhan, dia menawan sekali.
“Ah, kau Kim Yoora kan? Bersama Jungkook?”
“Senang bisa bertemu dengan Anda.” Aku tersenyum manis padanya. Dia tersenyum lebar padaku dan memelukku akrab.
“Aku lebih senang lagi karena bisa bertemu denganmu secara langsung. Kau adalah seorang warrior. Aku melihat apa yang sudah terjadi dan itu benar-benar sudah menyentuh hatiku dan juga hati banyak orang di Korea. Aku Taeyeon.”
“Ngomong-ngomong, bisakah kami tahu keberadaan Kyung Soo?”
Wanita bernama Taeyeon itu tersenyum lagi. “Tentu, dia ada di backstage. Kalian bisa kesana. Aku permisi dulu, kalau teman-teman mencariku dan aku telat sampai di kursiku mereka akan mulai mengomeliku. Dan Yoora, kita harus keluar bersama kapan-kapan.” Dia memelukku lagi. Aku dan Jung membungkuk lagi padanya.
Wah, dia cantik sekali. Jung, apa kau benar-benar tidak salah memilihku menjadi kekasihmu? Ada begitu banyak wanita dan gadis cantik di kota ini dan bahkan sekarang di ruangan ini. Taeyeon itu, dia benar-benar wanita yang menakjubkan sekali.” Aku berdecak kagum.
“Aku tahu, tapi sayangnya aku tidak bisa melihat gadis cantik lagi karena gadis mirip bebek yang saat ini ada disampingku telah merebut hatiku.”
Aku mencubit pinggangnya, membuatnya meringis pelan. “Sudah lama, aku tidak mencubitmu dan menyikutmu kan?”
Aku tertawa saat dia mengendus kesal. Kami terdiam hingga akhirnya tiba di backstage yang tadi dimaksudkan oleh Taeyeon. Petugas keamanan membuka pintu untuk kami. Jung membawaku melangkah masuk ke dalam.
Mataku menangkap Kyung Soo yang tengah duduk dikursi malas, menatap serius kearah ponsel ditangannya. Ada banyak pria diruangan ini dan beberapa wanita yang kuyakini adalah penata rias mereka. Aku tak sama sekali mengenal mereka kecuali Kyung Soo.
Semua mata menatap kearah aku dan Jung. Beberapa di antara para pria dengan tuxedo putih itu tersenyum pada Jung. “Kami datang ke sini atas undangan dari Kyung Soo Hyung dan berniat untuk memberi ucapan selamat padanya dan pada semua Hyung di sini.” Jung membungkuk dan aku juga ikut melakukannya.
Setelah mendengar suara Jung, barulah Kyung Soo mengangkat wajahnya dari layar ponsel dan menatap langsung kearahku dan Jung. Wajahnya tampak terpaku padaku untuk sesaat sebelum akhirnya sebuah senyuman lebar tersungging di wajahnya. Dia berdiri dari kursi malasnya, meninggalkan ponselnya tergeletak di sana dan berjalan menghampiri kami.
“Ya Tuhan, aku sudah menunggu kalian sejak tadi. Kupikir kalian tidak akan datang mengingat apa yang baru saja terjadi. Aku merasa tersanjung karena kalian sudah menyempatkan untuk datang. Oh ya, Kook, terima kasih banyak karena sudah membawa gadis kecil ini kemari. Aku benar-benar ingin melihat bagaimana keadaannya. Well, Yoora, mari kukenalkan pada yang lain.” Kyung Soo menarikku dari samping Jung dan sekilas ketika aku melirik ke arahnya dia terlihat jengkel.
Pertama Kyung Soo menarik tanganku menuju seorang pria yang duduk di depan cermin paling ujung dari empat cermin. “Hai, aku Suho.” Pria itu tersenyum padaku.
“Hai Oppa, senang bertemu denganmu.”
Hyung, dia tidak bisa bicara dalam bahasa kita, jangan gunakan bahasa korea, gunakan bahasa inggris,” ujar Kyung Soo jahil.
“Maaf, aku tidak tahu jika gadis dengan wajah asli korea tidak bisa bicara dalam bahasa korea. Aku Suho, senang bisa melihatmu, gadis warrior,” balas pria bernama Suho itu.
Kenapa mereka semua memanggilku gadis warrior? Apa maksudnya itu? Kali ini aku berhadapan dengan pria yang ada di sebelah Suho. Dia terlihat santai dan kurasa pria ini pribadi yang menyenangkan.
“Hai, aku Baekhyun.”
“Hai Oppa,” ujarku singkat dengan senyuman di wajahku.
Lalu pria yang ada di sebelah Baekhyun. “Hai, aku Sehun.” Dia terlihat lebih dingin.
Aku terseyum kaku padanya. “Hai Oppa.”
Lalu di kaca yang terakhir. “Aku Kai. Akhirnya aku bisa bertemu dengan gadis yang sudah berhasil membuat teman baikku tidak bisa tidur akhir-akhir ini. Kau kecil dan cantik. Sekarang, aku jadi mengerti.” Wajahku memerah dengan sendirinya mendengar ucapan jahil dari pria bernama Kai ini. Kelihatannya dia adalah yang paling dekat dengan Kyung Soo.
“Hai Oppa, senang bisa bertemu denganmu.” Aku tersenyum padanya, dia pribadi yang ramah.
Selanjutnya Kyung Soo membawaku ke sudut ruangan di mana ada tiga orang pria yang tengah duduk berkeliling di atas sofa. Semuanya tampan, seandainya aku tidak ingat jika aku sudah memiliki Jung aku pasti sudah membiarkan diriku terpesona pada pesona yang dimiliki oleh mereka.
“Hai Yoora, aku Chanyeol. Dan aku akan meminta maaf atas nama Kyung Soo karena dia sudah dengan bodoh menabrakmu waktu itu dan maafkan kami juga karena kami tidak sempat mengunjungimu di rumah sakit.” Dia tersenyum padaku.
Aku ikut tersenyum padanya. “Tidak apa-apa, itu bukan masalah yang besar, Oppa.”
Pria selanjutnya duduk di hadapan Chanyeol. “Aku tidak percaya akhirnya aku bisa bertemu denganmu, padahal baru tadi aku mendengar semua orang di sekelilingku membicarakan hal tentangmu. Dan juga peresmian hubunganmu dengan Jungkook adalah hal yang sedikit membuatku sedih harusnya kami bisa melakukan sesuatu untukmu dan Kyung Soo. Aku Xiumin.” Dia terkekeh geli saat melihat wajah Kyung Soo yang tampak memerah. Pria-pria lainnya juga ikut tertawa.
“Jangan mempermalukanku, kumohon,” ujar Kyung Soo yang berdiri di sampingku.
Aku tidak mengatakan apapun karena aku tidak tahu harus mengatakan apa pada pria yang bernama Xiumin itu.
“Aku Lay, jangan dengarkan dia, oke? Pria itu memang sedikit tidak waras.” Aku tertawa mendengarnya.
“Jangan mempermalukanku di depan gadis cantik itu, Lay.” Xiumin memasang wajah garangnya, tapi itu justru membuat semua orang tertawa termasuk aku dan Jung. Dia sudah duduk di samping Kai.
Kyung Soo menarikku kembali menghadap pria lainnya yang duduk di kursi malas yang ada di samping kursi malas yang ia duduki tadi. Ada tempat pria yang duduk bersampingan di sana. Dan mereka sedang menungguku sampai di sana. Setelah dilihat ulang ternyata ruangan ini besar juga.
“Aku Tao.”
Aku membungkuk sambil tersenyum padanya. Pria yang satu ini, terlihat dingin dan kaku. Dia bahkan hanya memasang senyum sekilas padaku.
“Jangan terlalu memikirkan nada bicaranya. Aku Luhan.” Dia tersenyum padaku.
“Hai, Oppa.”
“Dan aku Chen.”
Aku memandang pria yang mengenalkan dirinya sebagai Chen, dia memiliki senyuman yang manis. “Hai, Oppa.”
“Aku tidak percaya, aku mendapat kesempatan terakhir untuk berkenalan denganmu. Kalau begitu, ini harus menjadi istimewa. Aku Kris.” Pria bernama Kris itu berdiri dari duduknya, berjalan kearahku dengan senyuman penuh karismanya. Dia bisa membuat gadis manapun meleleh dengan hanya melihatnya tersenyum seperti itu.
“Senang bertemu denganmu, gadis kecil.” Meraih tanganku dan mengucup punggung tanganku sebagai tanda penghormatan, kurasa.
Aku tersenyum kikuk padanya. “Aku pastikan itu hanyalah bagian dari proses perkenalan, Hyung. Bukan karena kau tengah berusaha untuk mencuri perhatian gadisku.”
Aku berbalik menatap Jung. “Tidak, tentu saja tidak, mana berani aku berusaha untuk menarik perhatian gadismu, Kook. Yang seharusnya kau khawatirkan adalah Kyung Soo,” ledek pria bernama Kris.
“Baiklah, perkenalan sudah selesai, kalian bisa pergi ke depan sekarang karena kita akan segera memulai acaranya,” lerai Kyung Soo.
Dia mengantarku dan Jung hingga ke pintu keluar backstage. Aku tersenyum padanya sebelum Jung menarikku untuk pergi dari sana.

Mereka grup pria yang sangat keren, terdiri dari dua belas orang dan aku agak bingung bagaimana mereka mengatur koreo dan pembagian vocalnya? Aku tahu Super Junior dan kuharap aku bisa bertemu dengan salah satu membernya, lagipula ini adalah kesempatan emas untukku. Ah berbicara soal grup aku benar-benar merasa bodoh karena sampai detik ini aku tak sama sekali mengetahui apapun mengenai grup Jung, ya Tuhan dia kekasihku dan aku tidak tahu tentang grupnya sama sekali. Dasar pacar tidak tahu diri!
Aku dan Jung tiba di kursi yang telah dilabelkan nama kami dan duduk di sana dengan tenang, kursi ini benar-benar sangat strategis langsung menghadap ke panggung. Semua orang sudah duduk di kursinya masing-masing, ada yang sibuk dengan ponselnya dan ada yang sibuk berbisik-bisik tentang sesuatu yang tidak kuketahui apa, karena sekali lagi, aku tidak bisa bahasa korea.
“Suatu saat maukah kau berjanji padaku?” aku berbisik pada Jung yang terlihat diam.
Aku menghela napas dan saat meliriknya, dia terlihat menunggu perkataanku selanjutnya. “Kau harus mengenalkanku dengan grupmu dan mengundangku ke acara konsermu atau kemanapun kalian akan pergi, sekali saja, karena saat ini aku jadi merasa begitu buruk karena sama sekali tidak mengetahui tentang grupmu,” sambungku.
“Tahu ataupun tidak tahu, itu bukanlah sebuah masalah yang besar untukku. Yang terpenting kau tidak perlu mengkhawatirkanku ketika aku berpergian keluar negeri,” jawabnya.
“Kumohon, berjanjilah padaku, sekali saja. Ajak aku menonton, jika suatu saat ada yang bertanya mengenai kau dan grupmu padaku aku akan memiliki jawaban dan tidak merasa malu karena tak tahu apa-apa.”
“Baiklah, aku berjanji. Nanti ketika kami merilis album baru, aku akan mengajakmu ke acara pertama kami. Kau senang?”
Aku tersenyum lebar padanya, entah dia bisa melihatnya atau tidak karena ruangan ini sudah menjadi gelap beberapa menit yang lalu. “Terima kasih.” Aku mengecup pipinya dan lantas bersandar di pundaknya. Aku merasakan senyumannya di atasku.
Perhatianku sepenuhnya terpusat kearah panggung megah itu saat lampu-lampu sorot hidup dan ada dua belas lampu yang berkeliling di panggung itu. Samar-samar aku melihat bayangan mereka di balik asap panggung. Ya Tuhan, mereka kelihatan keren dan aku yakin, Jung dan keenam pria yang sudah kukenal cukup baik itu pasti lebih keren lagi.
Musik menyala detik berikutnya dan semua orang bertepuk tangan riuh termasuk para gadis yang menjerit-jerit seperti melihat elien tampan. Gadis-gadis yang ada di sana itu adalah para pnggemar yang beruntung, hingga bisa melihat langsung idola mereka. Aku tak bisa menahan cengiran lebar di wajahku saat mendengar saura para pria tampan dalam balutan tuxedo putih yang baru saja berkenalan denganku kurang dari lima belas menit yang lalu.
Mereka memiliki suara yang menakjubkuan. Lagunya bagus, meski aku tidak tahu artinya yang jelas aku mengerti di bagian ‘call me baby’ dan ‘I don’t care’ lalu ‘you know my name girl’ lalu ‘you’re the one’ dan ‘baby girl’ dan semua lirik yang berasal dari bahasa inggris. Itu terdengar seperti lagu yang manis.
Tapi diantara mereka semua yang paling mencolok di mataku adalah Kyung Soo. Dia memiliki suara yang sangat indah, aku belum pernah mendengar Jung bernyanyi dan untuk sekarang aku berpendapat jika suara Kyung Soo lebih bagus dari suara Jung.
“Jangan memuji pria lain diam-diam, Nona. Itu tindakan yang sangat buruk padahal kau sedang bersama kekasihmu saat ini.” Aku tertarik kembali kekenyataan saat mendengar suara dingin Jung. Aku kembali melihat ke panggung dan baru menyadar jika lampu telah kembali menyala kini mereka berdiri di sana sambil menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh pembawa acara.
“Aku tidak tahu bagaimana kau bisa mengatakan hal seperti itu padaku, tapi maaf, aku tidak bermaksud memuji pria lain  di depanmu karena aku belum pernah mendengarmu bernyanyi jadi kupikir suara Kyung Soo benar-benar indah.”
Aku merasakan tingkat kejengkelan Jung semakin bertambah. “Malam ini, aku akan bernyanyi untukmu sampai kau tertidur,” balasnya dengan ketus.
Aku terkekeh geli, lihatlah dia sedang cemburu. “Jangan begitu, Jung. Kau tidak perlu cemburu padanya, aku sudah menjelaskan alasanya lebih dari satu kalikan.”
“Aku tidak cemburu, siapa yang cemburu, konyol sekali.”
“Teruslah mengelak, tapi kau tidak akan bisa berbohong dariku.” Dia terdiam dan akhirnya mengecup sisi kepalaku pelan, memberikan efek kenyamanan yang membanjiri tubuhku.
Semua orang tampak serius mendengarkan apa yang orang-orang itu bicarakan di depan sana sedang aku hanya menikmati pundak Jung yang nyaman karena aku sama sekali tak mengerti apa yang mereka bicarakan. Aku juga tak ingin ambil pusing lagipula mereka pasti sedang membicarakan mengenai perbedaan konsep album baru grup Kyung Soo dengan album yang sebelum-sebelumnya, aku tahu itu karena itu adalah sesuatu yang umum.
“Aku yakin besok, akan ada banyak wartawan di sekolah dan diluar sana mereka juga pasti tengah menunggu kita.” Tiba-tiba Jung kembali bersuara. Aku mendongak menatapnya.
“Sejujurnya aku masih merasa takut pada orang-orang, aku merasa mereka semua tidak akan menerimaku.”
“Tidak, kau harus kembali mengingat perkataan Taeyeon, dia dan ada banyak orang diluar sana yang akan menerimamu, Yoora. Sekalipun tidak ada dan semuanya berubah menjadi semakin buruk, kau harus selalu mengingatnya jika kau memiliki aku, kau akan selalu memiliku di keadaan terburuk sekalipun.” Aku tersenyum padanya, ada banyak cinta di matanya, saat ini aku kembali menikmati menyelam di air hangat penuh kasih yang terpancar dari mata Jung.
“Terima kasih lagi.” Aku mengecup pipinya lagi dan dia menyeringai lebar padaku membuatku tertawa.
“Aku menjamin, malam ini aku akan mendapatkan yang lebih dari pada itu.”
Wajahku memerah begitu mengerti maksud perkataannya. Menyembunyikan wajahku di pundaknya dan berharap dia tak akan melihatnya.

Setelah obrolan panjang mereka dan pemotongan pita serta letusan api-api kecil dari samping panggung tanda jika album baru grup Kyung Soo sudah resmi sekarang dan diakhir acara nanti akan ada beberapa penggemar mereka yang beruntung dengan mendapatkan album baru secara cuma-cuma plus tanda tangan gratis, biasanya seperti itu.
Semua orang berbaur begitu acaranya selesai dan ya ini memang tidak terlihat seperti pesta dansa, lagipula ini bukan pesta dansa jadi tak akan ada orang yang berdansa di sini. Aku dan Jung ikut beranjak dari kursi yang sangat nyaman itu menuju ke ruang yang lebih resmi, katanya akan ada pesta privat hanya khusus untuk para member dan artis-artis satu manajemen. Aku dan Jung ke sana hanya untuk menemui Kyung Soo untuk berpamitan, kurasa aku dan Jung masih harus pergi kesekolah besok pagi.
Jung membisikan sesuatu pada penjaga dan mereka mengangguk lalu masuk ke dalam tanpa membukakan pintu untuk kami, aku berdecak sebal.
“Kau tahu, ini tidak sopan namanya, walaupun kita tidak diundang, tapi tetap saja kita tamu di pesta yang sebelumnya kan.”
“Diamlah, aku juga tidak ingin masuk ke dalam sana, lebih baik jika kita di sini saja, biar Kyung Soo Hyung yang menemui kita.”
Aku diam saja mendengarnya dan kembali menyandarkan kepalaku pada lengan kekarnya. Rasanya, ini adalah hari yang cukup melelahkan, malam ini aku akan minum obat dari dokter dan membiarkan alam bawah sadarku menari-nari dan mengajakku terbang keangkasa.
Tak lama pintu itu terbuka kembali dan menampilkan sosok yang sudah kami tunggu sejak tadi. Dia tersenyum lebar padaku dan Jung.
“Maafkan aku atas ketidaksopanan yang sudah dilakukan oleh penjaga itu, dia baru diterima bekerja di sini. Jadi, mengapa kalian masih berdiri di sini dengan senyuman bodoh itu? Ayo masuk, aku mengundang kalian sebagai tamu istimewaku,” ujarnya dengan senyuman hangat. Dia bisa membuat gadis manapun meleleh seperti cokelat batangan yang diletakkan di wajan bersuhu 100°C.
“Tidak, Hyung. Kami kemari bukan untuk ikut masuk ke dalam bersamamu, tapi untuk pulang dan rasanya tidak sopan sekali jika kami tidak menemuimu sebelum pulang mengingat jika kaulah yang mengundang kami ke sini.” Jung berbicara dalam bahasa korea yang membuatku hanya diam karena tidak mengerti.
“Mengapa kalian buru-buru? Malam ini, aku ingin kalian jadi bagian dari kebahagiaanku,” ujarnya terlihat kecewa. Aku memandang Jung tajam, apa yang dia katakan sampai Kyung Soo hingga dia terlihat kecewa seperti itu.
“Apa yang dia katakan padamu, Oppa? Maafkan aku, tapi jika dia mengatakan tentang kami yang harus pulang sekarang, maka itu memang benar karena bagaimanapun juga kami ini masih memiliki tanggung jawab untuk datang dan belajar seperti biasa di sekolah.” Aku nyengir padanya dan dia terlihat berpikir sebelum menghela napas dan mengangguk.
Aku terpaku begitu dia melangkah maju dan memelukku erat. “Aku tak sabar menantikan pertemuan kita selanjutnya, gadis warrior. Aku akan merindukanmu,” bisiknya dekat telingaku. Tubuhku kaku sesaat mendengar bisikan halusnya. Apa aku tak salah dengar?
Aku tersenyum kikuk padanya dan membiarkan Jung menarikku pergi dari sana. Aku tak tahu apa yang Jung pikirkan saat ini, tapi dia kelihatan marah atau kesal ah tidak, mungkin dia sedang cemburu.
Dia hanya diam hingga kami tiba di luar dengan aman, pihak keamanan berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Aku menghela napas lega begitu mobilku sudah melaju meninggalkan gedung ini. Aku melirik pada Jung dan dia masih diam, wajahnya terlihat kaku.
“Apa kau kesal padaku?” tanyaku pelan.
Aku tak melihat ada tanda-tanda dia akan merespon pertanyaanku. Mengapa dia selalu seperti ini? Dia selalu bersikap seperti anak kecil, aku sudah menjelaskan padanya tentang ini berulang kali, tapi dia tidak juga mengerti. Apa yang harus dia khawatirkan? Atau takutkan? Aku sudah mengatakan padanya, aku mungkin menilai baik pria-pria yang ada di dekatku, dan mungkin mereka tidak menyebalkan sepertinya, mereka mungkin manis dan baik hati, tapi mereka tidak memiliki apa yang dimiliki olehnya dan aku sudah katakan hal itu padanya jika dia memiliki hatiku yang akan selalu menjadi miliknya.
Apalagi yang harus kulakukan untuk membuatnya mengerti? Dia tidak perlu mengkhawatirkan Kyung Soo atau siapapun karena mereka sudah seperti teman. Satu-satunya pria yang lebih dari sekedar teman untukku adalah Jung, hanya dia, tapi dia tidak mengerti. Apa susahnya untuk percaya padaku?
Sebuah hubungan dilandasi atas kepecayaan yang tulus, kasih tanpa pamrih, dan cinta yang murni. Di setiap jenis hubungan entah itu pertemanan atau persahabatan atau percintaan yang menjadi unsur terkuat adalah kepercayaan. Semuanya dimulai dari kepercayaan, bagaimana sebuah hubungan itu akan bertahan jika di dalamnya tak memiliki kepercayaan?
Kepercayaan adalah kunci dari semuanya. Dan dia tidak percaya padaku, jika aku tak akan membiarkan siapapun mencoba untuk meraih tempat yang telah ia miliki di hatiku. Aku mencintainya, aku menyayanginya dan aku percaya padanya.
Aku tidak tahu sejak kapan pipiku basah dan sejak kapan aku menangis, tapi Jung tidak tahu, dia masih menikmati kesendiriannya, terkadang pria itu bisa menjadi begitu egois. Aku mengusap pipiku dan melangkah turun dari mobil begitu supir pribadiku berhenti tepat di depan pintu utama gedung apartemenku. Aku tidak menoleh pada Jung, sekarang terserah padanya, apakah dia ingin bertahan pada kemarahan dan kekesalannya yang konyol itu atau dia akan mencoba untuk memperbaikki masalah.
Aku lebih dulu sampai di apartemenku dan saat aku menoleh kearah belakang aku sama sekali tak melihat ada tanda-tanda keberadaan Jung. Diam-diam aku menghela napas kecewa dan memutuskan untuk menutup pintu lalu menguncinya, lagipula Jung tahu kode keamanan apartemenku karena nyaris setiap hari dia ada di sini. Mungkin malam ini, dia membutuhkan waktu untuk menenangkan diri dan berpikir. Dan mungkin juga aku membutuhkan waktu untuk diriku sendiri dan menghapus kekecewaanku padanya, atau aku harus kembali berusaha untuk mengerti dirinya lebih dalam lagi. []




Kyung Soo :)

Ini sekilas penampilan Yoora :*

My Man :*

di FF ini pakek EXO ot 12 :)







4 komentar:

  1. Kuk! Ngeselin kamu ya~ *jewer kuki*

    BalasHapus
  2. Jewer ajaa chinguu emang dasar tu bocah *apaini
    btw gomawo chingu😉

    BalasHapus
  3. Jewer ajaa chinguu emang dasar tu bocah *apaini
    btw gomawo chingu😉

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus