Senin, 20 Juli 2015

INTO HIS WORLD BAB 12

WARNING : Masih pemula, masih amatiran, masih dalam proses belajar, butuh saran dan komentar yang membangun juga. Jadilah pembaca yang baik! Jangan mengkopi apapun tanpa izin! Maaf buat typos yang bertebaran disana-sini. Happy Reading!






BAB 12



Jam istirahat adalah satu-satunya kesempatanku untuk mencari keberadaan Hye Ni. Aku harus bicara dengannya mengenai Taehyung, aku ingin dia menjelaskan padaku kenapa dia tidak mencoba untuk menjalaninya lebih dulu. Dia harus memiliki alasan yang kuat. Aku sudah menganggap Taehyung itu sebagai kakakku sendiri dan dia memiliki senyuman kesukaanku.
Gadis itu keluar dari ruang seni tepat ketika aku tiba di sana, tubuhnya membeku sesaat ketika melihatku dan lantas tak berapa lama dia mengukir senyuman tipis di wajah cantiknya. Tentu saja, dia adalah gadis yang cantik, wajar saja jika Taehyung tertarik padanya dan bahkan jatuh cinta padanya. Dia terlihat dewasa dan aku juga yakin jika dia pasti pribadi yang menyenangkan. Aku pernah dengar seseorang bilang jika disetiap diri seorang gadis itu pasti memiliki keunikan tersendiri yang dilihat oleh prianya dan hal itu pula yang membuat pria sulit untuk melupakan gadisnya. Jika pria itu pintar maka dia tidak akan menilai seorang gadis hanya dari melihat fisiknya. Fisik itu akan luntur dimakan waktu, tapi kebaikan dan ketulusan di hatinyalah yang akan membuatnya terlihat cantik secara keseluruhan.
“Hai, aku mencarimu sejak tadi, sebenarnya aku belum boleh berjalan terlalu banyak, tapi ada yang ingin kubicarakan denganmu dan aku tidak bisa menundanya, bisakan kita ke taman belakang sekolah? Kurasa tempat itu cukup nyaman untuk mengobrol,” ujarku dengan senyum simpul.
“Tentu saja. Ayo!”
Kami berjalan beriringan menuju ke taman belakang sekolah yang cukup ramai dengan siswa yang suka membaca atau hanya sekedar untuk mengobrol dan ada juga yang melamun sambil mendengarkan musik. Kami duduk di salah satu kursi kosong berwarna hitam, di sini sama nyamannya dengan di atap, bedanya hanya di sini cukup bising. Tapi tak terlalu mengganggu, setiap orang masih bisa mendapatkan privasinya masing-masing.
Well, sebaiknya aku yang bicara lebih dulu. Euna sudah cerita padaku tentang kejadian tiga minggu yang lalu. Aku turut sedih saat mendengar jika kau menghilang, tapi dengan akses dari Mr Choi kami bisa mengetahui jika kau mengalami kecelakaan dan koma dan kau harus menjalani perawatan intensif selama dua minggu setelah sadar. Kami pernah menjengukmu, tapi tak menemuimu secara langsung. Jin Hwa terkejut saat melihat jika orang yang bersamamu bukannya Kookie, tapi malah Kyung Soo. Bagaimana bisa kau bertemu dengannya? Itulah yang dia tanyakan dan kami terkejut lagi saat tahu jika dia adalah orang yang menabrakmu. Tapi dia pria baik, dia bersedia bertanggung jawab dan itu sangat melegakan. Kami hanya melihatmu dari kaca, kau tidak akan bisa membayangkan betapa kacaunya Euna waktu itu. Dia merasa bersalah, seandainya dia bisa mengusirmu pergi sebelum kau mengetahui semuanya. Dia pikir dunia boleh tidak adil padanya, tapi tidak pada adiknya juga. Aku sudah pernah bilang padamu waktu itu, jika Euna-ku tidak pernah berubah, dia masih gadis yang sama, penuh cinta dan kasih sama sepertimu. Sekarang aku juga sudah yakin jika Kookie sudah memberitahumu mengenai betapa terkenalnya dia dan teman-temannya itu kan?”
Aku meliriknya dari sudut mataku, dia adalah sosok yang cukup dingin dan kaku. “Ya, dia sudah menceritakannya padaku kemarin dan aku bisa menerima semua itu, lagipula ini hanya sementara sampai dia menandatangani surat pernyataan yang telah dibuat oleh kakeknya itu. Dia akan meninggalkan dunia ke-artis-annya dan memulai dunia baru dibidang bisnis.”
“Aku senang kau bisa mengerti. Dan aku juga senang mengetahui jika Kookie sudah jujur padamu. Karena tak ada satupun orang yang suka dibohongi, apalagi seorang perempuan, makhluk seperti kita ini begitu sensitive akan hal-hal seperti itu.”
Aku mengangguk setuju pada ucapannya. “Ya, kau benar. Dan aku ingin menanyakan sesuatu padamu. Ini tentang Taehyung Oppa. Aku sudah dengar tentang kalian dari Jung. Apa yang sebenarnya membuatmu menjauhi Taehyung Oppa? Dia pria yang baik, kau juga adalah seorang gadis yang baik. Kalian akan sangat cocok jika bersama,” ujarku.
Dia terdiam sesaat, lalu menghela napasnya. “Setiap orang memiliki sebuah ketakutan di dalam dirinya, Yoora. Bohong jika aku bilang kalau aku tidak mencintainya seperti dia mencintaiku. Bahkan tanpa pernah dia tahu aku memiliki perasaan yang jauh lebih dalam dibandingkan dengannya, bedanya adalah dia menunjukkannya secara langsung sedangkan aku memendamnya untuk diriku sendiri. Dia pria yang baik seperti yang kau katakan tadi. Dia memperjuangkan perasaannya untukku dan menanti jawabanku tanpa lelah, aku tahu aku sudah menyakiti hatinya, tapi dia tak tahu jika aku juga sakit karena menyakitinya. Dunia mereka bukan dunia yang kuimpikan untuk hidupku, Yoora. Taehyung berada di dunia yang tak pernah kupikirkan akan menjadi bagian dari dunia yang kutinggali juga. Aku selalu memimpikan hubungan yang sederhana, saling melengkapi dan membahagiakan, bukan sebuah hubungan glamor yang akan menjadi santapan publik. Kemanapun aku pergi saat semua orang tahu jika aku adalah kekasih dari Taehyung BTS maka semua orang akan menyorotku, menilaiku, membandingkanku dan mencari-cari dimana letak jelek pada diriku lalu mereka akan menjatuhkanku. Tapi dia tidak mengerti, dia tidak mengerti tentang apa yang selama ini menganggu pikiranku terus-menerus. Menghalangiku untuk mengatakan ‘ya’ padanya.”
Aku menatapnya penuh simpati, ada luka di matanya. Jelas, gadis ini mencintai Taehyung dengan segenap hatinya. “Aku mengerti tentang ketakutanmu itu, Hye Ni. Kau tentu tahu latar belakangku yang sebenarnya saat ini kan? Dan aku masih ingin memperjuangkan hubunganku dengan Jung apalagi mengingat jika dia tidak lari setelah mengetahui hal terburuk tentangku. Harusnya, kau menyingkirkan sedikit saja rasa egoismu untuk dirimu sendiri, untuk hatimu, untuk kebahagiaanmu. Kau harusnya memberinya kesempatan, membuktikan padanya jika kau memiliki rasa itu juga, memberitahunya jika dia tidak berjuang sendirian. Mudah untuk bicara seperti ini, tapi jika kau terus-terusan mengulur waktu, kau akan menemui penyesalan nanti. Dan itu bisa menghantuimu, bisa menjadi mimpi burukmu. Cobalah untuk menunjukkan padanya sedikit demi sedikit jika kau juga bersedia untuk berjuang bersamanya. Kau tahu, sebuah hal berat jika dilalui bersama akan terasa ringan, ketika kau merasa dunia tak adil, ketika kau merasa seakan-akan dunia ingin menjatuhkanmu maka kau hanya perlu mengingat, jika kau selalu memiliki Taehyung sebagai tempat di mana kau akan pulang. Kau harusnya merasa beruntung dicintai oleh pria sebaik dia. Maaf, aku tak bermaksud untuk mencampuri urusan kalian hanya saja aku ingin kau mendengar pandanganku juga, agar kau bisa memikirkan lagi semuanya dengan baik. Jangan sampai kau menemui penyesalan nantinya,” jelasku.
Hye Ni diam, dia terlihat sedang berpikir. Ayolah, aku ingin melihat Taehyung bersama gadis cantik ini. Meraka akan terlihat luar biasa ketika mereka bersama.
“Entahlah, aku serius ketika mengatakan jika aku takut. Aku memiliki saudara perempuan, dia pernah menjalin hubungan dengan seorang selebriti dan ketika hubungan mereka mulai tersorot publik. Dia mulai mendapatkan ancaman, mendapat hujatan dan perkataan-perkataan tak mengenakkan, hingga saudaraku itu depresi berat, dia harus masuk ke rumah sakit jiwa dulu, tapi sekarang semuanya sudah membaik, dia sudah menemukan kekasih barunya dan dia akan menikah tahun depan. Aku tidak ingin bernasip sepertinya,” bisik Hye Ni.
“Kau bisa melihat itu sebagai sesuatu yang berharga untukmu, Hye Ni. Lihatlah, saudaramu itu adalah seorang gadis yang kuat, dia mampu bangkit dari keterpurukannya dan kembali menjalani hidupnya. Kau, kau bahkan belum memulai apapun bersama Taehyung kan? Hubungan saudaramu itu, itu berarti dia tidak memiliki jalan yang sama dengan mantan kekasihnya itu, kau bisa memandangnya seperti itu. Tuhan sudah mengatur segala hal dalam hidup kita. Kita hanya tinggal menjalaninya lalu mengapa kau ingin menghindar? Kau bisa mengikuti alurnya dan melihat kemana semuanya akan berakhir. Aku yakin Taehyung adalah orangnya. Cobalah, Hye Ni. Semua itu tidak akan seburuk seperti yang kau pikirkan ketika kau mencoba menjalaninya apalagi kau akan bersama-sama dengan orang yang kau cintai dan juga mencintaimu kan?”
Aku tersenyum padanya. Dia kembali melamun, memikirkan ucapanku mungkin. “Aku akan memikirkannya lagi dan kita akan lihat apa yang akan terjadi nanti. Well, terima kasih karena sudah memberiku begitu banyak masukan. Kau memiliki pandangan yang luar biasa.”
Aku terkekeh pelan. “Aku hanya merasa perlu untuk melakukannya, lagipula aku akan senang sekali jika kalian benar-benar meresmikan hubungan kalian nantinya.”
Kami tertawa renyah. “Jadi, apa keadaanmu sudah betul-betul membaik? Kau masih terlihat pucat.”
“Aku hanya belum boleh melakukan aktivitas berat apapun. Oya, aku ingin menanyakan sesuatu padamu. Apakah belajar bahasa korea itu susah?”
Dia tertawa mendengarnya. “Tidak, untukku karena aku lahir dan besar di sini. Tapi itu pasti akan menjadi sulit untukmu karena kau tidak lahir dan tidak dibesarkan di sini.”
Aku cemberut padanya. “Kau ini. Aku ingin belajar bahasa korea, atau setidaknya, bisakah kau mengajariku untuk bernyanyi?”
“Tentu, aku bisa mengajarimu bernyanyi, tapi untuk apa kau ingin bernyanyi lagu dari bahasa korea? Kau bisa menyanyikan lagu dari Amerika dan semua orang akan mengerti.”
Aku memutar bola mataku. “Aku ingin memberikan kejutan pada Jung. Kumohon, kau harus mengajariku bernyanyi dan aku akan membantumu mendapatkan Taehyung Oppa. Bagaimana?”
Dia tertawa lagi. “Baik. Aku setuju.”


Jam sekolah berakhir seperti biasa. Jung merangkulku dengan erat dan disampingku ada Euna dan Jin Hwa. Tadi, pihak manajemen Jung sudah menghubunginya dan mengatakan jika semuanya sudah siap, mereka semua sudah menunggu kami.
Jantungku berdebar-debar tak menentu, ini lebih menyeramkan dari menerima surat kelulusan. Bagaimana mereka semua akan melihatku? Apakah mereka akan menyukaiku? Ataukah mereka akan membenciku? Dan mungkin mereka juga akan memandangku sebagai gadis yang menjijikan.
“Jung, apa kau yakin?”
“Berhentilah menanyakannya berulang-ulang. Aku sudah berjanji padamu kalau semuanya akan baik-baik saja.”
Aku terdiam lagi. Euna menggenggam tanganku, membuatku menatapnya dan dia tersenyum memberiku semangat.
Di depan gedung sekolah sudah berkumpul begitu banyak orang. Sebagian dari mereka adalah wartawan yang tidak ingin repot-repot menunggu di gedung tempat konfersi persnya, sebagian lagi adalah penggemar Jung. Mereka semua membawa kamera dan begitu kami berempat tiba di depan semua orang ricuh berusaha untuk mendekat, keamanan sekolah ini dengan sigap menahan mereka semua. Jung menyembunyikan wajahku dari blits kamera dibalik blazer sekolah, dengan cepat membawaku masuk ke dalam mobil. Sementara itu, Jin Hwa dan Euna menaiki mobil mereka sendiri.
Ya Tuhan, jika keadaan di sini saja sudah seperti itu, bagaimana nanti ketika di sana? Bisa-bisa mereka semua akan membunuhku.
“Jangan berpikiran buruk tentang apapun. Keadaan akan selalu diluar kendali, dan percayalah aku pernah menghadapi yang lebih buruk dari itu. Mereka sudah mengatur semuanya dengan baik, pihak manajemenku sudah menyiapkan keamanan untuk kita dan mereka yang akan ikut menghadiri konfersi pers itu akan dikeluarkan jika mereka tidak tertib. Jadi, kau tidak perlu mencemaskan apapun.”
Jung meraih tanganku dan menggenggamnya dengan erat, meletakannya di atas pangkuanku. Dia tetap menatap serius kearah jalan.
Mobil kami melaju dengan cepat melintasi jalan raya yang nampak senggang. Aku terkejut saat melihat jika sekarang ada mobil-mobil lain yang mengelilingi mobil Jung, terlihat seperti perisai.
Mereka membuka kaca hitam yang menutupi kemudi. Serentak dan yang ada di balik masing-masing mobil itu adalah Taehyung, Seo Jin, Ho Seok, Jimin, Nam Joon, dan Yoon Gi.
“Kita akan lewati hari besar ini bersama-sama. Kalian tenang saja, kalian selalu memiliki kami.” Jimin berteriak dari mobilnya dengan cengiran lebar. Aku tersenyum lalu menatap tak percaya pada Jung. Ini benar-benar luar biasa. Aku tak percaya jika mereka bisa melakukan hal seperti ini untukku.
“Bagaimana bisa?”
“Tentu saja bisa. Kau lihat. Mereka peduli padamu, mereka tidak akan membiarkanmu melalui ini sendirian, kau selalu memiliki kami. Dan tentunya adalah aku.” Aku tersenyum lebar padanya dan sekarang, aku tahu seberapa romantisnya pria yang saat ini duduk disampingku. Dengan pelan aku menyandarkan kepalaku di dadanya.
“Terima kasih.” Dia mengecup kepalaku.


Sepuluh menit kami berkendara, akhirnya mobil-mobil mahal yang kami kendarai terparkir dengan rapi di depan gedung manajemen Jung dan grupnya. Eh, aku lupa aku bahkan tak tahu nama grup Jung. Dasar bodoh! Nanti, aku akan menanyakannya setelah ini selesai.
Di depan gedung ini sudah berkerumun begitu banyak wartawan dan yang pasti para penggemar Jung. Begitu melihat mobil kami mereka serentak berbalik arah dan berlari menuju kearah kami, dengan cepat para penjaga berlarian keluar gedung untuk melindungi kami. Taehyung menarikku mendekat padanya. Jung mengangguk padanya dan Taehyung dengan lincah membawaku menyingkir keluar dari kerumunan manusia itu. Dia merangkulku dengan erat dan tanpa ada satupun dari mereka yang tahu kami telah lenyap dari lataran parkir menuju ke dalam gedung.
“Mengapa kita meninggalkan mereka?”
“Akan lebih baik kalau keberadaanmu tetap disembunyikan. Ada beberapa diantara penggemar kami yang bisa berpotensi untuk menyakitimu dan beberapa diantara wartawan itu juga bisa menjadi masalah, mereka bisa menulis apapun sesuka hati mereka. Nanti, akan ada waktunya kau muncul,” ujarnya.
Aku mengangguk dan mengikuti langkah kakinya yang dua kali lebih lebar dari langkah kakiku. Beberapa security mengantar kami masuk ke dalam gedung dengan selamat. Aku menghembuskan napas lega, yang diluar itu adalah kerumunan yang bisa membuatku pingsan.
“Apakah mereka akan baik-baik saja?”
“Jika yang kau maksud adalah Hyung dan Kookie, percayalah kami sudah terbiasa menghadapi yang seperti itu, Jin Hwa dan Euna, mereka sudah terbiasa juga, aku yakin karena sebelum kedatanganmu kemari, para wartawan sudah memburu mereka berdua untuk menanyakan tentang kebenaran mengenai berita perjodohan Jin Hwa denganmu yang tersebar di media serta gosip mengenai anak haram Mr Kim. Kau tenang saja, mereka akan sampai di sini sebentar lagi dengan selamat. Mungkin hanya luka sedikit karena ada beberapa penggemar yang berusaha untuk menarik dan kuku-kuku mereka itu akan melukai salah satu dari mereka. Kau tak perlu mengkhawatirkan apapun. Ini minumlah kopi ini. Salah satu dari kopi kesukaanku, tapi kopi buatanmu tetap yang terbaik. Ngomong-ngomong aku merindukannya.”
Aku terkekeh mendengar kalimat terakhirnya, Taehyung membawaku ke balkon ruangan ini, ini seperti ruang santai, atau mungkin ruang diskusi. Elegan dan nyaman. Gedung-gedung pencakar langit mengelilingi gedung ini. Dan aku bisa melihat Seoul. Ini adalah pemandangan yang luar biasa, meski pemandangan yang selalu kudapatkan dari balkon kamarku itu tetap yang terbaik.
“Jadi, bagaimana Oppa bisa tahu tentang gosip perjodohan itu?”
Dia terkekeh sambil menyeruput kopinya. “Tentu saja, Jin Hwa sudah menceritakannya padaku, kau sebaiknya belajar bahasa korea, jadi kau akan mudah mengerti apa yang kami bicarakan.”
Aku tersenyum malu padanya. “Aku rasa itu akan sangat sulit, lebih baik kalau aku belajar bernyanyi dalam bahasa kalian saja. Jujur saja, aku kurang suka musik, tapi aku ingin memberi kejutan untuk Jung nanti. Bagaimana menurut Oppa?”
“Itu ide yang sangat bagus, aku setuju. Well, siapa orang yang beruntung yang bisa mengajarimu menyanyi?”
Aku memandangnya dengan senyuman penuh misteri, dia tampak bingung dengan tatapanku. “Aku tidak bisa memberitahumu sekarang, kalau kau ingin tahu siapa orangnya, kau bisa datang ke sekolah besok lusa. Dia akan mulai mengajariku besok lusa. Aku yakin kau akan menyukai guruku.”
Dia masih berusaha untuk menebak apa yang kusembunyikan dan aku berani bertaruh dia tidak akan menemukan apapun. “Baiklah, aku akan datang besok lusa ke sekolahmu, kau harus memperkenalkan orang itu padaku,” ucapnya dengan wajah garang yang dibuat-buat dan itu sama sekali tidak cocok untuknya.
Kami kembali terdiam sampai langkah kaki seseorang terdengar, aku berbalik dan melihat jika mereka sudah sampai di sini. Euna tampak sedikit pucat dipelukan Jin Hwa. Jung seperti biasa, tampak kaku dan dingin. Tapi dia sudah tidak begitu lagi padaku. Yang lainnya menghembuskan napas lega dan menjatuhkan tubuh mereka ke sofa panjang di ruangan ini.
“Kalian baik-baik saja kan?”
Aku menghampiri Jung dan memberikan kopiku padanya. Dia meraihnya.
“Gila, itu tadi benar-benar ada diluar kendali. Aku tak percaya jika mereka bisa sebrutal itu. Yang tadi itu bisa kita jadikan rekor,” celetuk Ho Seok.
“Aku juga tak habis pikir, kita bahkan belum bicara mengenai apapun dan keadaannya sudah seperti itu. Aku tak berani membayangkan apa yang akan terjadi nanti ketika mereka sudah mengetahui kenyataannya,” balas Yoon Gi.
“Kurasa kita perlu meminta pengamanan yang lebih ketat lagi agar tidak ada yang terluka nanti,” kata Nam Joon dengan bijak. Sepertinya dia cocok jadi ketua grup, atau mungkin dia memang ketua grupnya?
“Aku setuju, kita harus bersiap-siap dengan keadaan apapun nanti. Dua menit lagi acaranya dimulai, hubungi pihak keamanan untuk memperketat dan menambah jumlah mereka. Orang-orang yang berkerumun di luar sana bisa mendorong dan mungkin menginjak-injak pihak keamanan kita jika mereka tak bekerja dengan baik,” tanggap Seo Jin.
“Lihatlah, aku tak percaya jika kita benar-benar akan menghadapi ini. Sekarang, untuk yang pertama kalinya aku melihat mereka tampak mengerikan,” ucap Jimin yang melihat di balik gorden yang menuju ke depan gedung.
“Baik, kita harus turun sekarang. Sebentar lagi, acaranya akan dimulai.” Aku mengangguk setuju pada Jin Hwa. Dia membawa Euna keluar dari ruangan ini disusul oleh yang lain.
“Semoga semuanya bisa terkendali,” bisikku.
“Semuanya akan diluar kendali, tapi kita pasti akan melewati ini dan semuanya akan tetap baik-baik saja. Persiapkan dirimu, ingat, aku selalu ada di sampingmu, genggam tanganku.” Jung menggenggam tanganku dengan erat.
Taehyung berdehem di sampingku. “Aku juga ada di sampingmu, Ms Amerika. Kami pria-pria tampan ini siap menjadi perisaimu hari ini, kau tenang saja,” ucapnya dengan cengiran lebar.
Aku tersenyum padanya. “Terima kasih dan maaf karena aku kalian semua harus menghadapi yang seperti ini.”
“Untuk apa meminta maaf? Kami ingin menjadi keluargamu, Yoora. Dan kau tak perlu merasa sendirian lagi.” Itu adalah Seo Jin, dia tersenyum tulus padaku.
“Kita akan menghadapi ini bersama-sama.” Jung merangkulku erat, menenangkanku dan memberiku kepercayaan diri yang saat ini benar-benar kubutuhkan.
Lift membawa kami semua turun ke lantai dasar gedung ini, beberapa orang security sudah menunggu kami dan mereka mengantar kami ke ruang konfersi pers. Di depan sana, Jin Hwa dan Euna sudah masuk lebih dulu, di susul oleh Jimin, Ho Seok, Seo Jin, dan Nam Joon. Lalu aku dan Jung, yang terakhir adalah Taehyung.
Ruangan ini sudah dipenuhi oleh wartawan yang entah berasal darimana saja. Kuharap berita ini tidak sampai ke Amerika, jika sampai kesana, habislah sudah!
Tiap sudut ruangan ini ada tiga orang yang berjaga dan menahan siapapun yang mengangkat kameranya begitu kami semua masuk kemari. Ada empat orang pria paruh baya yang sudah duduk mengisi kursi dan kurasa itu adalah orang-orang dari manajeman Jung. Jung membawaku duduk bersamanya, dan di samping kiriku ada Euna.  Ketika masing-masing dari kami sudah duduk dengan kursi kami, barulah pemegang kamera itu mengangkat kameranya dan mengambil gambar kami sebanyak yang mereka bisa.
Jantungku berdebar semakin kencang saat seorang pria yang duduk di samping Jung berdehem didepan mikrofon yang ada di hadapannya. Mendadak ruangan yang tadinya ricuh dipenuhi dengan bisikan-bisikan serta blits kamera menjadi hening begitu saja.
“Sesuai dengan perkataanku di pesan singkat kemarin bahwa hari ini, kami akan mengklarifikasi mengenai kabar-kabar yang selama ini simpang siur entah itu tentang anggota dari grup yang berasal dari manajemen kami dan juga mengenai gadis yang kurasa wajahnya sudah tak asing lagi untuk kalian semua, karena dia bahkan sudah dibicarakan masyarakat sebelum kedatangannya ke Seoul. Nama gadis itu adalah Kim Yoora. Dia adalah gadis yang sama yang digosipkan akan dijodohkan dengan putra dari presedir Choi satu bulan yang lalu. Dia juga adalah gadis yang sama yang makan malam dengan Taehyung tempo hari. Juga dia adalah gadis yang sama dengan yang digendong oleh Jungkook ketika di bandara. Dia juga gadis yang sama yang digosipkan sebagai gadis misterius yang akhir-akhir ini terlihat bersama dengan anggota termuda BTS yaitu Jeon Jungkook. Singkat kata, mereka berdua sudah meresmikan hubungan mereka tiga minggu yang lalu dan mengenai foto mereka yang tersebar ketika didalam mobil akhir-akhir ini itu adalah foto asli, bukan rekayasa. Terima kasih, sekarang kalian bisa dengarkan penjelasan dari Nona Goo Euna. Dia yang akan memegang kendali.”
Blits-blits kamera terus bergantian menyorot wajahku, aku bahkan tak bisa membayangkan bagaimana bentuk wajahku saat ini, mungkin sudah seputih kertas. Pria-pria yang memegang kamera sibuk mengabadikan momen dan mengambil gambar, sedangkah para wanita ada yang sibuk mencatat ada juga yang menyiapkan recorder.
Aku melirik Euna dari sudut mataku dan dia tampak mencoba mengumpulkan semua kepercayaan dirinya. Dengan bantuang dari Jin Hwa dia mengedipkan matanya sekali lalu mulai berbicara.
“Disini aku ingin menjelaskan tentang semua yang selama ini menjadi pertanyaan publik. Mengingat akhir-akhir ini, hari-hariku sudah terusik karena berita tidak mengenakkan yang mencuat mengenai ayahku. Aku sudah lelah bersembunyi dari kenyataan sejak lama. Pria itu, dia orang yang seharusnya menjadi tempatku berbagi hidup setelah kepergian ibuku tidak pernah ada. Dia adalah orang nomor satu di negara ini, tapi dia bukanlah sosok yang pantas untuk duduk di sana memimpin negara. Tentu saja, aku akan mengungkap ini di hadapan kalian semua dan pastikan tak ada satupun masyarakat yang melewatkan berita ini,” Euna berhenti sejenak, matanya terpejam. Dia terlihat ketakutan, dan aku bahkan ingin mati saja rasanya. Ya Tuhan, semuanya akan berakhir sebentar lagi. Begitu mereka dan seluruh dunia tahu mengenai ini, maka aku akan ditendang keluar dari kota ini dan itu artinya duniaku yang kemarin telah runtuh yang bahkan belum sempat untuk kuperbaikki akan benar-benar hangus menjadi debu.
“Kim Yoora adalah saudara tiriku. Dia adalah orang yang selama ini kalian perbincangkan dan kalian coba cari tahu. Yoora adalah putri kedua dari ayahku, tapi kami beda ibu. Dengan kata lain, aku ingin memberitahu kalian kalau gosip mengenai ayahku adalah sebuah fakta dan bukan omong kosong saja. Sekian dan Terima kasih.”
Orang-orang di ruangan ini terdiam seribu bahasa, Euna dan Jin Hwa pergi dari ruangan ini begitu saja dan sekarang aku benar-benar yakin jika wajahku pasti sudah seputih kertas. Jung membawaku pergi dari ruangan itu saat semua orang mulai bereaksi, mereka berteriak memanggil kami dan mencoba menerobos keamanan. Tubuhku menggigil bukti dari rasa takutku yang luar biasa.
Aku terisak begitu kami semua kembali ke ruangan diskusi gedung ini. Jung memelukku dengan erat. Sekarang, apa yang akan mereka pikirkan tentang aku? Apa yang akan mereka lakukan padaku. Besok semua koran dan semua stasiun televise akan membicarakan tentang aku. Mereka pasti akan memandangku sebagai seorang gadis yang menjijikan. Ya Tuhan, apa yang buruk dariku? Apa yang salah? Kenapa aku harus melewati hal-hal seperti ini?
“Tenanglah, aku sudah katakan padamu, keadaan pasti akan diluar kendali, tapi semuanya akan baik-baik saja. Aku bersamamu. Kita sudah saling berjanji, akan berjalan bersama-sama. Aku bukan seorang pria yang akan mengingkari ucapannya.” Jung berbisik di telingaku. Aku mengubur wajahku dipundaknya. Yang bisa kudengar hanyalah isakan tangisku sendiri yang memenuhi ruangan ini.
Tubuhku lemas begitu saja, aku merasa energi yang kumiliki tersedot entah kemana, pandangan mataku mendadak kabur dan hal terakhir yang kudengar adalah teriakan Jung, Taehyung, dan Euna.[]



Yoora

Jin Hwa

Euna

Oppars :*

Kookie :*


2 komentar:

  1. Wuhuu~ Yoora! Semangat! Kamu kuat ko! Mpi pasti kaget pas tau siapa yang jadi guru bernyanyi buat Yoora.

    BalasHapus
  2. Maaciw udah sempetin komen dan baca ya chingu😊

    BalasHapus