WARNING : Masih pemula, masih amatiran, masih dalam
proses belajar, butuh saran dan komentar yang membangun juga. Jadilah pembaca
yang baik! Jangan mengkopi apapun tanpa izin! Maaf buat typos yang bertebaran
disana-sini. Happy Reading!
BAB 12
Jam
istirahat adalah satu-satunya kesempatanku untuk mencari keberadaan Hye Ni. Aku
harus bicara dengannya mengenai Taehyung, aku ingin dia menjelaskan padaku
kenapa dia tidak mencoba untuk menjalaninya lebih dulu. Dia harus memiliki
alasan yang kuat. Aku sudah menganggap Taehyung itu sebagai kakakku sendiri dan
dia memiliki senyuman kesukaanku.
Gadis
itu keluar dari ruang seni tepat ketika aku tiba di sana, tubuhnya membeku
sesaat ketika melihatku dan lantas tak berapa lama dia mengukir senyuman tipis
di wajah cantiknya. Tentu saja, dia adalah gadis yang cantik, wajar saja jika
Taehyung tertarik padanya dan bahkan jatuh cinta padanya. Dia terlihat dewasa
dan aku juga yakin jika dia pasti pribadi yang menyenangkan. Aku pernah dengar
seseorang bilang jika disetiap diri seorang gadis itu pasti memiliki keunikan tersendiri
yang dilihat oleh prianya dan hal itu pula yang membuat pria sulit untuk
melupakan gadisnya. Jika pria itu pintar maka dia tidak akan menilai seorang
gadis hanya dari melihat fisiknya. Fisik itu akan luntur dimakan waktu, tapi
kebaikan dan ketulusan di hatinyalah yang akan membuatnya terlihat cantik
secara keseluruhan.
“Hai,
aku mencarimu sejak tadi, sebenarnya aku belum boleh berjalan terlalu banyak,
tapi ada yang ingin kubicarakan denganmu dan aku tidak bisa menundanya, bisakan
kita ke taman belakang sekolah? Kurasa tempat itu cukup nyaman untuk
mengobrol,” ujarku dengan senyum simpul.
“Tentu
saja. Ayo!”
Kami
berjalan beriringan menuju ke taman belakang sekolah yang cukup ramai dengan
siswa yang suka membaca atau hanya sekedar untuk mengobrol dan ada juga yang
melamun sambil mendengarkan musik. Kami duduk di salah satu kursi kosong
berwarna hitam, di sini sama nyamannya dengan di atap, bedanya hanya di sini
cukup bising. Tapi tak terlalu mengganggu, setiap orang masih bisa mendapatkan
privasinya masing-masing.
“Well, sebaiknya aku yang bicara lebih
dulu. Euna sudah cerita padaku tentang kejadian tiga minggu yang lalu. Aku
turut sedih saat mendengar jika kau menghilang, tapi dengan akses dari Mr Choi
kami bisa mengetahui jika kau mengalami kecelakaan dan koma dan kau harus
menjalani perawatan intensif selama dua minggu setelah sadar. Kami pernah
menjengukmu, tapi tak menemuimu secara langsung. Jin Hwa terkejut saat melihat
jika orang yang bersamamu bukannya Kookie, tapi malah Kyung Soo. Bagaimana bisa
kau bertemu dengannya? Itulah yang dia tanyakan dan kami terkejut lagi saat
tahu jika dia adalah orang yang menabrakmu. Tapi dia pria baik, dia bersedia
bertanggung jawab dan itu sangat melegakan. Kami hanya melihatmu dari kaca, kau
tidak akan bisa membayangkan betapa kacaunya Euna waktu itu. Dia merasa
bersalah, seandainya dia bisa mengusirmu pergi sebelum kau mengetahui semuanya.
Dia pikir dunia boleh tidak adil padanya, tapi tidak pada adiknya juga. Aku
sudah pernah bilang padamu waktu itu, jika Euna-ku tidak pernah berubah, dia
masih gadis yang sama, penuh cinta dan kasih sama sepertimu. Sekarang aku juga
sudah yakin jika Kookie sudah memberitahumu mengenai betapa terkenalnya dia dan
teman-temannya itu kan?”
Aku
meliriknya dari sudut mataku, dia adalah sosok yang cukup dingin dan kaku. “Ya,
dia sudah menceritakannya padaku kemarin dan aku bisa menerima semua itu,
lagipula ini hanya sementara sampai dia menandatangani surat pernyataan yang
telah dibuat oleh kakeknya itu. Dia akan meninggalkan dunia ke-artis-annya dan
memulai dunia baru dibidang bisnis.”
“Aku
senang kau bisa mengerti. Dan aku juga senang mengetahui jika Kookie sudah
jujur padamu. Karena tak ada satupun orang yang suka dibohongi, apalagi seorang
perempuan, makhluk seperti kita ini begitu sensitive
akan hal-hal seperti itu.”
Aku
mengangguk setuju pada ucapannya. “Ya, kau benar. Dan aku ingin menanyakan
sesuatu padamu. Ini tentang Taehyung Oppa.
Aku sudah dengar tentang kalian dari Jung. Apa yang sebenarnya membuatmu
menjauhi Taehyung Oppa? Dia pria yang
baik, kau juga adalah seorang gadis yang baik. Kalian akan sangat cocok jika
bersama,” ujarku.
Dia
terdiam sesaat, lalu menghela napasnya. “Setiap orang memiliki sebuah ketakutan
di dalam dirinya, Yoora. Bohong jika aku bilang kalau aku tidak mencintainya
seperti dia mencintaiku. Bahkan tanpa pernah dia tahu aku memiliki perasaan
yang jauh lebih dalam dibandingkan dengannya, bedanya adalah dia menunjukkannya
secara langsung sedangkan aku memendamnya untuk diriku sendiri. Dia pria yang
baik seperti yang kau katakan tadi. Dia memperjuangkan perasaannya untukku dan
menanti jawabanku tanpa lelah, aku tahu aku sudah menyakiti hatinya, tapi dia
tak tahu jika aku juga sakit karena menyakitinya. Dunia mereka bukan dunia yang
kuimpikan untuk hidupku, Yoora. Taehyung berada di dunia yang tak pernah
kupikirkan akan menjadi bagian dari dunia yang kutinggali juga. Aku selalu
memimpikan hubungan yang sederhana, saling melengkapi dan membahagiakan, bukan
sebuah hubungan glamor yang akan menjadi santapan publik. Kemanapun aku pergi
saat semua orang tahu jika aku adalah kekasih dari Taehyung BTS maka semua
orang akan menyorotku, menilaiku, membandingkanku dan mencari-cari dimana letak
jelek pada diriku lalu mereka akan menjatuhkanku. Tapi dia tidak mengerti, dia
tidak mengerti tentang apa yang selama ini menganggu pikiranku terus-menerus.
Menghalangiku untuk mengatakan ‘ya’ padanya.”
Aku
menatapnya penuh simpati, ada luka di matanya. Jelas, gadis ini mencintai
Taehyung dengan segenap hatinya. “Aku mengerti tentang ketakutanmu itu, Hye Ni.
Kau tentu tahu latar belakangku yang sebenarnya saat ini kan? Dan aku masih
ingin memperjuangkan hubunganku dengan Jung apalagi mengingat jika dia tidak
lari setelah mengetahui hal terburuk tentangku. Harusnya, kau menyingkirkan
sedikit saja rasa egoismu untuk dirimu sendiri, untuk hatimu, untuk
kebahagiaanmu. Kau harusnya memberinya kesempatan, membuktikan padanya jika kau
memiliki rasa itu juga, memberitahunya jika dia tidak berjuang sendirian. Mudah
untuk bicara seperti ini, tapi jika kau terus-terusan mengulur waktu, kau akan
menemui penyesalan nanti. Dan itu bisa menghantuimu, bisa menjadi mimpi
burukmu. Cobalah untuk menunjukkan padanya sedikit demi sedikit jika kau juga
bersedia untuk berjuang bersamanya. Kau tahu, sebuah hal berat jika dilalui
bersama akan terasa ringan, ketika kau merasa dunia tak adil, ketika kau merasa
seakan-akan dunia ingin menjatuhkanmu maka kau hanya perlu mengingat, jika kau
selalu memiliki Taehyung sebagai tempat di mana kau akan pulang. Kau harusnya
merasa beruntung dicintai oleh pria sebaik dia. Maaf, aku tak bermaksud untuk
mencampuri urusan kalian hanya saja aku ingin kau mendengar pandanganku juga,
agar kau bisa memikirkan lagi semuanya dengan baik. Jangan sampai kau menemui
penyesalan nantinya,” jelasku.
Hye
Ni diam, dia terlihat sedang berpikir. Ayolah, aku ingin melihat Taehyung
bersama gadis cantik ini. Meraka akan terlihat luar biasa ketika mereka
bersama.
“Entahlah,
aku serius ketika mengatakan jika aku takut. Aku memiliki saudara perempuan,
dia pernah menjalin hubungan dengan seorang selebriti dan ketika hubungan
mereka mulai tersorot publik. Dia mulai mendapatkan ancaman, mendapat hujatan
dan perkataan-perkataan tak mengenakkan, hingga saudaraku itu depresi berat,
dia harus masuk ke rumah sakit jiwa dulu, tapi sekarang semuanya sudah membaik,
dia sudah menemukan kekasih barunya dan dia akan menikah tahun depan. Aku tidak
ingin bernasip sepertinya,” bisik Hye Ni.
“Kau
bisa melihat itu sebagai sesuatu yang berharga untukmu, Hye Ni. Lihatlah,
saudaramu itu adalah seorang gadis yang kuat, dia mampu bangkit dari
keterpurukannya dan kembali menjalani hidupnya. Kau, kau bahkan belum memulai
apapun bersama Taehyung kan? Hubungan saudaramu itu, itu berarti dia tidak
memiliki jalan yang sama dengan mantan kekasihnya itu, kau bisa memandangnya
seperti itu. Tuhan sudah mengatur segala hal dalam hidup kita. Kita hanya
tinggal menjalaninya lalu mengapa kau ingin menghindar? Kau bisa mengikuti
alurnya dan melihat kemana semuanya akan berakhir. Aku yakin Taehyung adalah
orangnya. Cobalah, Hye Ni. Semua itu tidak akan seburuk seperti yang kau
pikirkan ketika kau mencoba menjalaninya apalagi kau akan bersama-sama dengan
orang yang kau cintai dan juga mencintaimu kan?”
Aku
tersenyum padanya. Dia kembali melamun, memikirkan ucapanku mungkin. “Aku akan
memikirkannya lagi dan kita akan lihat apa yang akan terjadi nanti. Well, terima kasih karena sudah
memberiku begitu banyak masukan. Kau memiliki pandangan yang luar biasa.”
Aku
terkekeh pelan. “Aku hanya merasa perlu untuk melakukannya, lagipula aku akan
senang sekali jika kalian benar-benar meresmikan hubungan kalian nantinya.”
Kami
tertawa renyah. “Jadi, apa keadaanmu sudah betul-betul membaik? Kau masih
terlihat pucat.”
“Aku
hanya belum boleh melakukan aktivitas berat apapun. Oya, aku ingin menanyakan
sesuatu padamu. Apakah belajar bahasa korea itu susah?”
Dia
tertawa mendengarnya. “Tidak, untukku karena aku lahir dan besar di sini. Tapi
itu pasti akan menjadi sulit untukmu karena kau tidak lahir dan tidak
dibesarkan di sini.”
Aku
cemberut padanya. “Kau ini. Aku ingin belajar bahasa korea, atau setidaknya,
bisakah kau mengajariku untuk bernyanyi?”
“Tentu,
aku bisa mengajarimu bernyanyi, tapi untuk apa kau ingin bernyanyi lagu dari
bahasa korea? Kau bisa menyanyikan lagu dari Amerika dan semua orang akan
mengerti.”
Aku
memutar bola mataku. “Aku ingin memberikan kejutan pada Jung. Kumohon, kau
harus mengajariku bernyanyi dan aku akan membantumu mendapatkan Taehyung Oppa. Bagaimana?”
Dia
tertawa lagi. “Baik. Aku setuju.”
Jam
sekolah berakhir seperti biasa. Jung merangkulku dengan erat dan disampingku
ada Euna dan Jin Hwa. Tadi, pihak manajemen Jung sudah menghubunginya dan
mengatakan jika semuanya sudah siap, mereka semua sudah menunggu kami.
Jantungku
berdebar-debar tak menentu, ini lebih menyeramkan dari menerima surat
kelulusan. Bagaimana mereka semua akan melihatku? Apakah mereka akan
menyukaiku? Ataukah mereka akan membenciku? Dan mungkin mereka juga akan
memandangku sebagai gadis yang menjijikan.
“Jung,
apa kau yakin?”
“Berhentilah
menanyakannya berulang-ulang. Aku sudah berjanji padamu kalau semuanya akan
baik-baik saja.”
Aku
terdiam lagi. Euna menggenggam tanganku, membuatku menatapnya dan dia tersenyum
memberiku semangat.
Di
depan gedung sekolah sudah berkumpul begitu banyak orang. Sebagian dari mereka
adalah wartawan yang tidak ingin repot-repot menunggu di gedung tempat konfersi
persnya, sebagian lagi adalah penggemar Jung. Mereka semua membawa kamera dan
begitu kami berempat tiba di depan semua orang ricuh berusaha untuk mendekat,
keamanan sekolah ini dengan sigap menahan mereka semua. Jung menyembunyikan
wajahku dari blits kamera dibalik
blazer sekolah, dengan cepat membawaku masuk ke dalam mobil. Sementara itu, Jin
Hwa dan Euna menaiki mobil mereka sendiri.
Ya
Tuhan, jika keadaan di sini saja sudah seperti itu, bagaimana nanti ketika di
sana? Bisa-bisa mereka semua akan membunuhku.
“Jangan
berpikiran buruk tentang apapun. Keadaan akan selalu diluar kendali, dan
percayalah aku pernah menghadapi yang lebih buruk dari itu. Mereka sudah
mengatur semuanya dengan baik, pihak manajemenku sudah menyiapkan keamanan
untuk kita dan mereka yang akan ikut menghadiri konfersi pers itu akan dikeluarkan
jika mereka tidak tertib. Jadi, kau tidak perlu mencemaskan apapun.”
Jung
meraih tanganku dan menggenggamnya dengan erat, meletakannya di atas
pangkuanku. Dia tetap menatap serius kearah jalan.
Mobil
kami melaju dengan cepat melintasi jalan raya yang nampak senggang. Aku
terkejut saat melihat jika sekarang ada mobil-mobil lain yang mengelilingi
mobil Jung, terlihat seperti perisai.
Mereka
membuka kaca hitam yang menutupi kemudi. Serentak dan yang ada di balik
masing-masing mobil itu adalah Taehyung, Seo Jin, Ho Seok, Jimin, Nam Joon, dan
Yoon Gi.
“Kita
akan lewati hari besar ini bersama-sama. Kalian tenang saja, kalian selalu
memiliki kami.” Jimin berteriak dari mobilnya dengan cengiran lebar. Aku
tersenyum lalu menatap tak percaya pada Jung. Ini benar-benar luar biasa. Aku
tak percaya jika mereka bisa melakukan hal seperti ini untukku.
“Bagaimana
bisa?”
“Tentu
saja bisa. Kau lihat. Mereka peduli padamu, mereka tidak akan membiarkanmu
melalui ini sendirian, kau selalu memiliki kami. Dan tentunya adalah aku.” Aku
tersenyum lebar padanya dan sekarang, aku tahu seberapa romantisnya pria yang
saat ini duduk disampingku. Dengan pelan aku menyandarkan kepalaku di dadanya.
“Terima
kasih.” Dia mengecup kepalaku.
Sepuluh
menit kami berkendara, akhirnya mobil-mobil mahal yang kami kendarai terparkir
dengan rapi di depan gedung manajemen Jung dan grupnya. Eh, aku lupa aku bahkan
tak tahu nama grup Jung. Dasar bodoh! Nanti, aku akan menanyakannya setelah ini
selesai.
Di
depan gedung ini sudah berkerumun begitu banyak wartawan dan yang pasti para
penggemar Jung. Begitu melihat mobil kami mereka serentak berbalik arah dan
berlari menuju kearah kami, dengan cepat para penjaga berlarian keluar gedung
untuk melindungi kami. Taehyung menarikku mendekat padanya. Jung mengangguk
padanya dan Taehyung dengan lincah membawaku menyingkir keluar dari kerumunan
manusia itu. Dia merangkulku dengan erat dan tanpa ada satupun dari mereka yang
tahu kami telah lenyap dari lataran parkir menuju ke dalam gedung.
“Mengapa
kita meninggalkan mereka?”
“Akan
lebih baik kalau keberadaanmu tetap disembunyikan. Ada beberapa diantara
penggemar kami yang bisa berpotensi untuk menyakitimu dan beberapa diantara
wartawan itu juga bisa menjadi masalah, mereka bisa menulis apapun sesuka hati mereka.
Nanti, akan ada waktunya kau muncul,” ujarnya.
Aku
mengangguk dan mengikuti langkah kakinya yang dua kali lebih lebar dari langkah
kakiku. Beberapa security mengantar
kami masuk ke dalam gedung dengan selamat. Aku menghembuskan napas lega, yang
diluar itu adalah kerumunan yang bisa membuatku pingsan.
“Apakah
mereka akan baik-baik saja?”
“Jika
yang kau maksud adalah Hyung dan
Kookie, percayalah kami sudah terbiasa menghadapi yang seperti itu, Jin Hwa dan
Euna, mereka sudah terbiasa juga, aku yakin karena sebelum kedatanganmu kemari,
para wartawan sudah memburu mereka berdua untuk menanyakan tentang kebenaran
mengenai berita perjodohan Jin Hwa denganmu yang tersebar di media serta gosip
mengenai anak haram Mr Kim. Kau tenang saja, mereka akan sampai di sini
sebentar lagi dengan selamat. Mungkin hanya luka sedikit karena ada beberapa
penggemar yang berusaha untuk menarik dan kuku-kuku mereka itu akan melukai
salah satu dari mereka. Kau tak perlu mengkhawatirkan apapun. Ini minumlah kopi
ini. Salah satu dari kopi kesukaanku, tapi kopi buatanmu tetap yang terbaik.
Ngomong-ngomong aku merindukannya.”
Aku
terkekeh mendengar kalimat terakhirnya, Taehyung membawaku ke balkon ruangan
ini, ini seperti ruang santai, atau mungkin ruang diskusi. Elegan dan nyaman.
Gedung-gedung pencakar langit mengelilingi gedung ini. Dan aku bisa melihat
Seoul. Ini adalah pemandangan yang luar biasa, meski pemandangan yang selalu
kudapatkan dari balkon kamarku itu tetap yang terbaik.
“Jadi,
bagaimana Oppa bisa tahu tentang
gosip perjodohan itu?”
Dia
terkekeh sambil menyeruput kopinya. “Tentu saja, Jin Hwa sudah menceritakannya
padaku, kau sebaiknya belajar bahasa korea, jadi kau akan mudah mengerti apa
yang kami bicarakan.”
Aku
tersenyum malu padanya. “Aku rasa itu akan sangat sulit, lebih baik kalau aku
belajar bernyanyi dalam bahasa kalian saja. Jujur saja, aku kurang suka musik,
tapi aku ingin memberi kejutan untuk Jung nanti. Bagaimana menurut Oppa?”
“Itu
ide yang sangat bagus, aku setuju. Well,
siapa orang yang beruntung yang bisa mengajarimu menyanyi?”
Aku
memandangnya dengan senyuman penuh misteri, dia tampak bingung dengan
tatapanku. “Aku tidak bisa memberitahumu sekarang, kalau kau ingin tahu siapa
orangnya, kau bisa datang ke sekolah besok lusa. Dia akan mulai mengajariku besok
lusa. Aku yakin kau akan menyukai guruku.”
Dia
masih berusaha untuk menebak apa yang kusembunyikan dan aku berani bertaruh dia
tidak akan menemukan apapun. “Baiklah, aku akan datang besok lusa ke sekolahmu,
kau harus memperkenalkan orang itu padaku,” ucapnya dengan wajah garang yang
dibuat-buat dan itu sama sekali tidak cocok untuknya.
Kami
kembali terdiam sampai langkah kaki seseorang terdengar, aku berbalik dan
melihat jika mereka sudah sampai di sini. Euna tampak sedikit pucat dipelukan
Jin Hwa. Jung seperti biasa, tampak kaku dan dingin. Tapi dia sudah tidak
begitu lagi padaku. Yang lainnya menghembuskan napas lega dan menjatuhkan tubuh
mereka ke sofa panjang di ruangan ini.
“Kalian
baik-baik saja kan?”
Aku
menghampiri Jung dan memberikan kopiku padanya. Dia meraihnya.
“Gila,
itu tadi benar-benar ada diluar kendali. Aku tak percaya jika mereka bisa
sebrutal itu. Yang tadi itu bisa kita jadikan rekor,” celetuk Ho Seok.
“Aku
juga tak habis pikir, kita bahkan belum bicara mengenai apapun dan keadaannya
sudah seperti itu. Aku tak berani membayangkan apa yang akan terjadi nanti
ketika mereka sudah mengetahui kenyataannya,” balas Yoon Gi.
“Kurasa
kita perlu meminta pengamanan yang lebih ketat lagi agar tidak ada yang terluka
nanti,” kata Nam Joon dengan bijak. Sepertinya dia cocok jadi ketua grup, atau
mungkin dia memang ketua grupnya?
“Aku
setuju, kita harus bersiap-siap dengan keadaan apapun nanti. Dua menit lagi
acaranya dimulai, hubungi pihak keamanan untuk memperketat dan menambah jumlah
mereka. Orang-orang yang berkerumun di luar sana bisa mendorong dan mungkin
menginjak-injak pihak keamanan kita jika mereka tak bekerja dengan baik,”
tanggap Seo Jin.
“Lihatlah,
aku tak percaya jika kita benar-benar akan menghadapi ini. Sekarang, untuk yang
pertama kalinya aku melihat mereka tampak mengerikan,” ucap Jimin yang melihat
di balik gorden yang menuju ke depan gedung.
“Baik,
kita harus turun sekarang. Sebentar lagi, acaranya akan dimulai.” Aku
mengangguk setuju pada Jin Hwa. Dia membawa Euna keluar dari ruangan ini
disusul oleh yang lain.
“Semoga
semuanya bisa terkendali,” bisikku.
“Semuanya
akan diluar kendali, tapi kita pasti akan melewati ini dan semuanya akan tetap
baik-baik saja. Persiapkan dirimu, ingat, aku selalu ada di sampingmu, genggam
tanganku.” Jung menggenggam tanganku dengan erat.
Taehyung
berdehem di sampingku. “Aku juga ada di sampingmu, Ms Amerika. Kami pria-pria
tampan ini siap menjadi perisaimu hari ini, kau tenang saja,” ucapnya dengan
cengiran lebar.
Aku
tersenyum padanya. “Terima kasih dan maaf karena aku kalian semua harus
menghadapi yang seperti ini.”
“Untuk
apa meminta maaf? Kami ingin menjadi keluargamu, Yoora. Dan kau tak perlu
merasa sendirian lagi.” Itu adalah Seo Jin, dia tersenyum tulus padaku.
“Kita
akan menghadapi ini bersama-sama.” Jung merangkulku erat, menenangkanku dan
memberiku kepercayaan diri yang saat ini benar-benar kubutuhkan.
Lift
membawa kami semua turun ke lantai dasar gedung ini, beberapa orang security sudah menunggu kami dan mereka
mengantar kami ke ruang konfersi pers. Di depan sana, Jin Hwa dan Euna sudah
masuk lebih dulu, di susul oleh Jimin, Ho Seok, Seo Jin, dan Nam Joon. Lalu aku
dan Jung, yang terakhir adalah Taehyung.
Ruangan
ini sudah dipenuhi oleh wartawan yang entah berasal darimana saja. Kuharap
berita ini tidak sampai ke Amerika, jika sampai kesana, habislah sudah!
Tiap
sudut ruangan ini ada tiga orang yang berjaga dan menahan siapapun yang
mengangkat kameranya begitu kami semua masuk kemari. Ada empat orang pria paruh
baya yang sudah duduk mengisi kursi dan kurasa itu adalah orang-orang dari
manajeman Jung. Jung membawaku duduk bersamanya, dan di samping kiriku ada
Euna. Ketika masing-masing dari kami
sudah duduk dengan kursi kami, barulah pemegang kamera itu mengangkat kameranya
dan mengambil gambar kami sebanyak yang mereka bisa.
Jantungku
berdebar semakin kencang saat seorang pria yang duduk di samping Jung berdehem
didepan mikrofon yang ada di hadapannya. Mendadak ruangan yang tadinya ricuh
dipenuhi dengan bisikan-bisikan serta blits
kamera menjadi hening begitu saja.
“Sesuai
dengan perkataanku di pesan singkat kemarin bahwa hari ini, kami akan
mengklarifikasi mengenai kabar-kabar yang selama ini simpang siur entah itu
tentang anggota dari grup yang berasal dari manajemen kami dan juga mengenai
gadis yang kurasa wajahnya sudah tak asing lagi untuk kalian semua, karena dia
bahkan sudah dibicarakan masyarakat sebelum kedatangannya ke Seoul. Nama gadis
itu adalah Kim Yoora. Dia adalah gadis yang sama yang digosipkan akan
dijodohkan dengan putra dari presedir Choi satu bulan yang lalu. Dia juga
adalah gadis yang sama yang makan malam dengan Taehyung tempo hari. Juga dia
adalah gadis yang sama dengan yang digendong oleh Jungkook ketika di bandara.
Dia juga gadis yang sama yang digosipkan sebagai gadis misterius yang
akhir-akhir ini terlihat bersama dengan anggota termuda BTS yaitu Jeon
Jungkook. Singkat kata, mereka berdua sudah meresmikan hubungan mereka tiga
minggu yang lalu dan mengenai foto mereka yang tersebar ketika didalam mobil
akhir-akhir ini itu adalah foto asli, bukan rekayasa. Terima kasih, sekarang
kalian bisa dengarkan penjelasan dari Nona Goo Euna. Dia yang akan memegang
kendali.”
Blits-blits
kamera terus bergantian menyorot wajahku, aku bahkan tak bisa membayangkan
bagaimana bentuk wajahku saat ini, mungkin sudah seputih kertas. Pria-pria yang
memegang kamera sibuk mengabadikan momen dan mengambil gambar, sedangkah para
wanita ada yang sibuk mencatat ada juga yang menyiapkan recorder.
Aku
melirik Euna dari sudut mataku dan dia tampak mencoba mengumpulkan semua
kepercayaan dirinya. Dengan bantuang dari Jin Hwa dia mengedipkan matanya
sekali lalu mulai berbicara.
“Disini
aku ingin menjelaskan tentang semua yang selama ini menjadi pertanyaan publik.
Mengingat akhir-akhir ini, hari-hariku sudah terusik karena berita tidak
mengenakkan yang mencuat mengenai ayahku. Aku sudah lelah bersembunyi dari
kenyataan sejak lama. Pria itu, dia orang yang seharusnya menjadi tempatku
berbagi hidup setelah kepergian ibuku tidak pernah ada. Dia adalah orang nomor
satu di negara ini, tapi dia bukanlah sosok yang pantas untuk duduk di sana
memimpin negara. Tentu saja, aku akan mengungkap ini di hadapan kalian semua
dan pastikan tak ada satupun masyarakat yang melewatkan berita ini,” Euna
berhenti sejenak, matanya terpejam. Dia terlihat ketakutan, dan aku bahkan
ingin mati saja rasanya. Ya Tuhan, semuanya akan berakhir sebentar lagi. Begitu
mereka dan seluruh dunia tahu mengenai ini, maka aku akan ditendang keluar dari
kota ini dan itu artinya duniaku yang kemarin telah runtuh yang bahkan belum
sempat untuk kuperbaikki akan benar-benar hangus menjadi debu.
“Kim
Yoora adalah saudara tiriku. Dia adalah orang yang selama ini kalian
perbincangkan dan kalian coba cari tahu. Yoora adalah putri kedua dari ayahku, tapi
kami beda ibu. Dengan kata lain, aku ingin memberitahu kalian kalau gosip
mengenai ayahku adalah sebuah fakta dan bukan omong kosong saja. Sekian dan
Terima kasih.”
Orang-orang
di ruangan ini terdiam seribu bahasa, Euna dan Jin Hwa pergi dari ruangan ini
begitu saja dan sekarang aku benar-benar yakin jika wajahku pasti sudah seputih
kertas. Jung membawaku pergi dari ruangan itu saat semua orang mulai bereaksi,
mereka berteriak memanggil kami dan mencoba menerobos keamanan. Tubuhku
menggigil bukti dari rasa takutku yang luar biasa.
Aku
terisak begitu kami semua kembali ke ruangan diskusi gedung ini. Jung memelukku
dengan erat. Sekarang, apa yang akan mereka pikirkan tentang aku? Apa yang akan
mereka lakukan padaku. Besok semua koran dan semua stasiun televise akan
membicarakan tentang aku. Mereka pasti akan memandangku sebagai seorang gadis
yang menjijikan. Ya Tuhan, apa yang buruk dariku? Apa yang salah? Kenapa aku
harus melewati hal-hal seperti ini?
“Tenanglah,
aku sudah katakan padamu, keadaan pasti akan diluar kendali, tapi semuanya akan
baik-baik saja. Aku bersamamu. Kita sudah saling berjanji, akan berjalan
bersama-sama. Aku bukan seorang pria yang akan mengingkari ucapannya.” Jung
berbisik di telingaku. Aku mengubur wajahku dipundaknya. Yang bisa kudengar
hanyalah isakan tangisku sendiri yang memenuhi ruangan ini.
Tubuhku
lemas begitu saja, aku merasa energi yang kumiliki tersedot entah kemana,
pandangan mataku mendadak kabur dan hal terakhir yang kudengar adalah teriakan
Jung, Taehyung, dan Euna.[]
Yoora
Jin Hwa
Euna
Oppars :*
Kookie :*
Wuhuu~ Yoora! Semangat! Kamu kuat ko! Mpi pasti kaget pas tau siapa yang jadi guru bernyanyi buat Yoora.
BalasHapusMaaciw udah sempetin komen dan baca ya chingu😊
BalasHapus