Senin, 20 Juli 2015

INTO HIS WORLD BAB 13

WARNING : Masih pemula, masih amatiran, masih dalam proses belajar, butuh saran dan komentar yang membangun juga. Jadilah pembaca yang baik! Jangan mengkopi apapun tanpa izin! Maaf buat typos yang bertebaran disana-sini. Happy Reading!






BAB 13


Dia mengalami waktu-waktu tersulit dalam hidupnya dan dia tidak bisa menghadapinya dengan baik, dia shock dan mengalami depresi yang cukup berbahaya, jika terlambat ditangani, itu bisa berdampak pada kejiwaannya. Untunglah, dia masih memiliki semangat hidup yang kuat, jadi dia masih berusaha dengan baik untuk bertahan. Darah yang keluar dari hidungnya itu hanyalah menandakan keadaannya yang lemah dan tidak stabil karena dia baru keluar dari rumah sakit ini kemarin. Kalian tidak perlu khawatir, dia akan sadar nanti dan jangan membuatnya berpikir terlalu banyak, biarkan dia beristirahat dan mendapatkan kembali kesehatannya yang hilang karena tekanan demi tekanan yang sulit dia kontrol. Kau adalah kekasihnya, dia membutuhkanmu untuk mengendalikan tekanan yang terus datang padanya. Kalau begitu, aku permisi dulu.
Terima kasih, Dok.” Itu suara Jung. Dia ada di sini. Mengapa mataku terasa berat sekali untuk dibuka?
Ya Tuhan, kenapa hal seperti ini harus terjadi? Dia gadis yang baik, dia berhak untuk bahagia. Yoora, sadarlah. Aku berjanji padamu, ketika kau sadar nanti, kita akan mengusulkan beasiswa bersama ke Oxford atau Harvard atau kampus manapun yang kau mau dan kita akan memulai kehidupan baru di sana bersama-sama sebagai kakak-adik. Kita akan melupakan semua yang sudah terjadi di sini dan menulis lembar baru yang bahagia untuk hidup kita. Tolong, setelah kehilangan ibuku, aku tidak memiliki siapa-siapa lagi, aku mungkin beruntung karena masih diberi kesempatan untuk mengenal ibuku, tapi kau tak pernah diberi kesempatan itu. Aku mohon, sadarlah, aku berjanji akan menjadi kakak yang baik untukmu. Aku tidak ingin merasa kehilangan lagi, aku tidak mau.” Isak tangis Euna terdengar dengan jelas di telingaku dan aku merasakan air mataku ikut mengalir, aku ada di posisi yang sama, mataku terasa begitu berat dan usahaku untuk membukanya sia-sia sejak tadi. Aku tidak tahu sudah berapa lama aku berbaring di bankar ini.
Aroma khas rumah sakit benar-benar membuatku muak. Kenapa aku harus berakhir di sini ‘lagi’?
“Hey, Baby, jangan menangis. Kau tidak perlu memikirkan apapun, istirahatlah dulu, jika nanti kau sudah merasa lebih baik, kau bisa bangun dan aku akan ada di sini menemanimu,” bisik Jung di dekat telingaku.
“Lebih baik, kita tinggalkan dia. Biarkan dia beristirahat agar keadaannya cepat membaik. Dan kurasa, kita memiliki urusan lain yang harus kita selesaikan. Kupastikan Yoora sadar dan menyaksikan bagaimana pria itu hancur nanti, tidak akan lama lagi. Satu minggu ini berita tentang kita akan terus ditayangkan di semua stasiun televise dan masyarakat akan memberontak terus jika presiden kita tidak diberhentikan dari jabatannya. Gambar Yoora pingsan tadi berhasil tertangkap cctv dan sudah ada orang kepercayaanku yang memberikan copy-an kasetnya pada stasiun televise kepercayaan ayahku. Dengan begitu, simpati publik akan dimiliki Yoora seutuhnya. Keadaan akan segera baik-baik saja. Kita akan menontonnya bersama-sama saat Mr Kim mendapatkan kehancurannya.” Itu adalah Jin Hwa, aku merasakan langkah kaki mereka siapapun-yang-ada-di-ruangan-ini pergi dan selanjutnya hanya ada kesunyian.


Suara langkah kaki seseorang kembali membuatku terjaga, aku tak tahu sudah berapa lama aku tertidur di tempat ini, tapi aku merasa lebih bugar dan lebih berenergi, ini juga berkat cairan yang mengalir melalui jarum infuse itu. Lagi, aku mencoba untuk membuka mataku dan berhasil. Perlahan namun pasti, mataku mulai terbuka dan semuanya buram untuk beberapa detik lalu terlihat dengan jelas setelahnya.
Wajah Jung adalah yang pertama kali ditangkap oleh mataku. Dia terlihat khawatir. Aku tersenyum lemas padanya. Dia menghembuskan napas lega dan duduk disamping bankarku, menggenggam tanganku, mengecupnya.
“Maafkan aku, harusnya kita bisa menunda yang tadi itu, gara-gara itu kau jadi harus masuk ke rumah sakit lagi.”
“Tidak, bukan salahmu, lebih cepat akan lebih baik, karena itu sudah berlalu aku jadi merasa lebih lega sekarang.”
“Aku senang kau bisa sadar, kupikir tadi kau akan menjerit kesakitan, tapi melihat kau tersenyum, itu sudah memperbaikki perasaanku.”
“Tidak perlu sekhawatir itu, aku baik-baik saja.”
“Kalau kau memang baik-baik saja, kau tidak akan terbaring di sini lagi,” ujarnya kesal dan aku terkekeh pelan.
“Berhentilah kesal terus padaku, kau harusnya bersikap lebih lembut karena aku sedang sakit. Dasar pria es!”
“Aku sudah bersikap lembut, tapi kau yang membuatku kesal. Aku tidak ingin bertengkar sekarang jadi, lebih baik kita menonton apa yang ada di televise saat ini.”
Jung menyalakan televisenya dan wajahku langsung tepampang di layar kaca. Ya ampun, aku benar-benar ada di televise!
“Kau lihat, kau sudah seperti mayat hidup. Wajahmu sudah seputih kertas, bibirmu membeku, dan tanganmu sudah sedingin es. Kau menunjukan reaksi yang sangat berlebihan.” Aku menatap Jung tak percaya.
“Apa kau benar-benar mengatakannya? Aku takut, Jung. Apa kau tidak juga mengerti? Sekarang, semua orang atau mungkin seluruh dunia sudah mengetahui siapa aku sebenarnya. Aku yang selama ini dikagumi dan dicintai oleh banyak orang kini harus bersiap-siap untuk menerima caci maki. Apa kau tak pernah berpikir, Jung? Orang-orang diluar sana hanya akan berpikir jika aku hanyalah anak haram dan aku juga merupakan anak dari seorang wanita yang dulunya bekerja sebagai seorang pelacur. Apa lagi yang bisa kuharapkan sekarang? Hidupku yang tadinya sempurna berubah begitu saja. Atau mungkin sempurna itu hanyalah bayangan semu karena pada kenyataannya, hanya aku orang yang tidak tahu kenyataan sebesar itu mengenai diriku sendiri. Sedang yang lainnya sudah tahu. Apa sekarang kau menyesal karena sudah memintaku untuk menjadi pacarmu, Jung? Ya, aku mengerti. Tentu saja, gadis seperti aku tak sama sekali berhak menjadi kekasih dari pria sepertimu. Apa kata orang nanti, mereka akan semakin mengejekku dan aku akan semakin menderita.”
Pria itu menarikku kepelukannya, tangisku pecah lagi. Dia memelukku seakan-akan kami akan berpisah untuk selamanya. Pelukan Jung adalah rumah untukku, tempatku berlindung dari segala hal yang menyakitiku. Pelukan Jung adalah tamengku, perisaiku, dan tempatku menyandarkan segala hal.
Jika ada orang yang tidak tahu masalah yang menerjang hidupku saat ini, maka dia tak akan percaya ketika mendengarnya. Jika ada seorang gadis kecil yang kata orang-orang terdekatnya penuh dengan cinta sekarang tengah menghadapi cobaan hidup yang sangat berat. Jika ada seorang gadis yang saat ini sedang menangis karena merasa hidup ini sungguh tak adil padanya, dia merasa tidak pernah melakukan  apapun yang menyakiti hati siapapun, tapi mengapa Tuhan menyakiti hatinya sedemikian rupa hingga dia sulit untuk mengungkapkan rasa sakitnya.
Shhttttt maafkan aku. Aku tak bermaksud untuk menyinggung perasaanmu, Chagiya. Aku.. ya Tuhan aku benar-benar tak bermaksud untuk menyakitimu. Kumohon maafkan aku, tenanglah, kondisimu belum stabil.” Jung berbisik didekat telingaku.
“Aku sudah baik-baik saja. Aku hanya sedang merasa begitu sensitive, maaf kalau tingkahku berlebihan. Aku ingin pulang besok karena kita harus menghadiri pestanya Kyung Soo, kau ingat?”
“Tentu saja, aku ingat. Aku mulai harus memasang perisai agar kau tak jatuh ke pesonanya.”
“Apa kau benar-benar khawatir aku akan jatuh cinta pada Kyung Soo? Jangan konyol, Jung. Dia mungkin tampan, dia mungkin manis, dia mungkin tidak menyebalkan dan tidak sedingin es. Tapi dari sekian banyak hal, ada satu hal yang harus kau tahu Jung, dia tidak memiliki hatiku seperti kau. Jadi, kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Cukup percaya padaku!”
Dia tersenyum lebar dan mengecup dahiku lama. “Tentu, aku percaya padamu. Akan kupastikan kau tidak akan pernah mencintai pria lain selain aku.”
“Baiklah, Tuan Sok Tampan, kau boleh memastikan itu dan akan kupastikan juga kau tidak akan pernah bisa mencintai gadis lain selain aku,” ujarku dengan cengiran lebar.
Tadi aku menangis hebat dipelukannya dan dalam beberapa detik sihir Jung sudah membuatku kembali tertawa lagi. Dia adalah pusat jagat raya dari Yoora Fletcher.
Tak berapa lama kemudian, Jin Hwa dan Euna datang dengan roti gandum yang tiba-tiba membuatku merasa lapar. Ada Taehyung dan Hye Ni tak lama kemudian  dan mereka hanya membawakanku buah, tapi itu lebih dari cukup. Makanan rumah sakit itu menjijikan, aku beritahu saja, mereka hanya asal memasak dan asal jadi lalu meletakannya diatas piring-piring dan memberikannya ke pasien-pasien mereka agar pasien mereka lama sembuh dan keuntungan mereka semakin banyak. Aku selalu benci masakan rumah sakit, apapun bentuknya sekalipun mereka memberiku salmon.
“Jadi, apa kau sudah merasa lebih baik sekarang gadis bom?”
Aku berkerut bingung saat mendengar pertanyaan dari Jin Hwa. “Apa maksudmu dengan gadis bom?”
“Iya, itu adalah nama panggilan paling cocok untukmu karena dimanapun kau berada kau selalu berhasil membuat suasana meledak, persis seperti yang terjadi hari ini.”
Aku cemberut padanya. “Kau membuat keadaanku memburuk dengan membuatku kesal.”
“Jangan ganggu dia, Jin. Kau akan menerima amukan dari Kookie.” Kami tertawa mendengar celetukan dari Taehyung.
“Aku ingin memberitahu kalian kabar baik. Ini tentang misi kita yang sukses tanpa rugi sedikitpun. Rencana kita tak meleset sama kali karena dugaan tentang publik yang akan memihak pada Yoora terbukti seratus persen. Dan dalam dua hari Mr Kim akan ada dibalik jeruji besi. Dia sudah terbukti melanggar beberapa pasal dan itu berakibat sangat fatal bagi karir dan kehidupannya.”
Aku menghela napas lega saat mendengar penjelasan dari Jin Hwa. Syukurlah, itu artinya, aku akan menerima sedikit caci maki dan mungkin banyak simpati.
“Kau sudah dengar kan? Semuanya akan baik-baik saja.” Hye Ni merangkulku santai.
Aku menatapnya dengan penuh tanda tanya, dia datang kemari bersama Taehyung?
Hye Ni mengerti arti tatapanku dan dia tersenyum sambil mengangguk. Ya Tuhan! Itu artinya dia benar-benar memikirkan saran dan perkataanku. Aku tersenyum lebar padanya dan wajahnya memerah karena malu.
Well, kurasa kita harus berhati-hati sekarang, kedua gadis ini terlihat memancarkan sinyal darurat untuk kita. Aku jadi curiga. Jangan-jangan mereka jatuh cinta satu sama lain.”
“Hei sialan, Hyung! Jangan asal bicara. Mana mungkin Yoora mau menjadi kekasihku jika dia penyuka sesama jenis.”
Aku terkekeh melihat tingkah aneh Taehyung dan Jung. Mereka adalah pria gila yang tampan yang baik hati yang lucu yang keren dan yang yang yang lainnya lagi.
“Aku dan Hye Ni memiliki urusan kami sendiri. Ini adalah urusan perempuan dan kalian tak perlu tahu,” ucapku tegas. Disambut dengan anggukan kepala Hye Ni.
“Kurasa aku harus bergabung dengan mereka berdua.” Euna duduk disampingku yang lainnya. Kami saling berangkulan. Para pria dihadapan kami terlihat saling memandang satu sama lain dan lantas mengangkat bahu tak acuh.
“Terserah, urus saja ‘urusan perempuan’ kalian yang tidak penting itu. Kami akan menikmati waktu kami sendiri kalau begitu. Akhirnya, aku bisa bebas kembali tanpa ada gadis manapun yang membuntutiku.”
Aku merasakan Euna menegang disampingku ketika mendengar ucapan dari Jin Hwa. Jung dan Taehyung saling melirik. “Oh jadi selama ini kau merasa jika aku ini mengekangmu sehingga kau tidak bebas? Jadi selama ini kau berpikir jika aku hanya membuntutimu? Apa kau benar-benar mengatakan hal itu, Oppa?”
O ow! Ini gawat. Kenapa Euna jadi marah?
“Oh ayolah, Euna. Kita sedang bercanda dan tidak ada yang serius di sini. Kau jangan ikut-ikutan jadi sangat sensitif seperti Yoora. Aku bisa susah nanti.”
Aku tertawa saat mendengar ucapannya dan tawaku adalah yang paling keras dari yang lainnya.
Sekarang, aku bisa mengatakan ini adalah keberuntungan dan keajaiban yang lainnya yang dikirim Tuhan dalam hidupku. Tapi untuk percaya jika mereka menyayangiku, aku belum bisa kecuali Jung tentu saja. Aku merasa ini bukanlah saat yang tepat untuk berpikir apakah aku berada diantara orang-orang yang menyayangiku atau tidak.
Yang harus kulakukan sekarang adalah, menutup dan membakar buku lama, lalu membuka buku baru untuk menulis cerita lain dalam hidupku karena bagian yang terjadi hari ini adalah bagian masalalu yang memang seharusnya diletakkan di masalalu. Aku harus memulai hidup yang baru bersama mereka mungkin. Aku tak tahu, karena seperti yang pernah kukatakan Tuhan sudah mengatur semua yang terjadi dalam hidup ini, kita hanya berhak untuk menjalaninya saja.


Besoknya, seperti yang kuminta Jung mengatakan pada dokter yang merawatku kalau aku ingin pulang hari ini dan dia mengizinkan. Tentu saja, aku tak betah lama-lama ada di tempat ini.
Dengan senyuman lebar di wajahku aku mencoba untuk turun dari bankar dan ajaib aku sudah merasa jika kakiku telah kembali berfungsi sebagaimana mestinya, jadi nanti Jung tak perlu menggendongku seperti kemarin.
“Kalau kau tidak ingin aku membatalkan rencana kita nanti malam, maka kau harus menuruti semua perkataanku sepanjang hari ini. Aku benar-benar tidak ingin terjadi sesuatu apapun padamu lagi, kumohon, Yoora-ssi!”
Aku mendongak dan Jung berdiri di pintu masuk ruang rawatku dengan wajah khawatir. Aku memberikan cengiran lebarku padanya.
“Kau tenang saja, aku benar-benar sudah merasa lebih baik sekarang dan kau juga tidak perlu menggendongku nanti, Oke? Aku bisa jalan sendiri.”
“Baik, tapi kau harus tetap menuruti perkataanku sampai hari ini berakhir, Oke?”
“Baiklah, Tuan Pemaksa. Aku akan menurut padamu khusus hari ini saja.”
Barulah, setelah aku berkata seperti itu padanya, dia tersenyum lebar dan kami melangkah keluar bersama.[]



My Twin :*

Hye Ni

Euna

TaeTae

Kookie :*

Jin Hwa 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar