Title : Dark
Queen
Author : Valleria Russel/Heni Kurniyasari
Cast : -
Kim Yoon Hye as Kang Yoonhye
-
Jeon
Jungkook as himself
-
Park
Seul as Lee Thalia
-
Kim
Taehyung as himself
Genre : Fantasy, Sequel, Drama, Alternate
Universe
Length : Oneshoot
Rated : Teens-15
WARNING!!
BAD WORD! BAD PLOT! AMATIR! MAAFKAN UNTUK TYPOS YANG BERTEBARAN DI SANASINI! MAKLUM :) SELAMAT MEMBACA :)
—“Kembali, My Lord. Aku tidak akan pernah
mengizinkanmu untuk pergi dariku, kembalilah. Aku mencintaimu,”
Lonceng istana
berdenting dengan kerasnya tanda akan ada pengumuman besar hari ini. Setelah
kesedihan menyelimuti Winterland, akhirnya hari ini tiba juga ketika aku tidak
perlu lagi berpura-pura untuk merasa berkabung karena kematian dari adik
kesayangan mantan kekasihku Kim Taehyung di mana akulah yang menjadi penyebab
kematiannya. Semua rakyat ayahku berkumpul di istana menanti-nanti ada
pengumuman apa pagi hari ini karena biasanya ketika lonceng besar itu
dibunyikan pastilah akan ada berita penting yang ingin disampaikan raja kepada
mereka.
Hari ini gaun yang
kukenakan berwarna merah muda, warna yang mengandung banyak arti. Mungkin semua
orang akan bingung melihat warnanya karena sebelum-sebelum ini aku selalu
memakai warna-warna gelap kecuali ketika pesta dansa tahunan tiga bulan lalu
aku memakai gaun berwarna ungu muda. Malam itu adalah awal perkenalanku dengan
Jeon Jungkook, pria yang mampu mengalihkan semua perhatianku, juga berhasil
mempesonaku sedemikian rupa.
Berdiri ditengah-tengah
ayah dan ibuku, aku memberikan wajah sumringahku pada semua rakyat ayahku yang
tidak lama lagi akan segera menjadi rakyatku karena setelah aku menikah nanti,
aku akan dinobatkan menjadi ratu dan rajaku adalah Jeon Jungkook, tentu saja.
Selama tiga bulan ini,
kami menjalin hubungan diam-diam karena suasana berkabung itu jadi kami harus
bisa sebaik mungkin menyembunyikan kebahagiaan yang melingkupi kami berdua. Anggota
pelacak kementrian sudah berhasil menemukan siapa pelaku pembunuhan Kim Yoora,
tapi karena mereka sudah tahu siapa aku dan bagaimana kekuatanku maka mereka
merahasiakan kebenarannya dari keluarga Kim dengan mengalaskan jika kematian
Kim Yoora kemungkinan karena gadis itu diserang oleh kerajaan blackwitch yang sama sekali tidak ada
sangkut pautnya dengan ini.
Selama berabad-abad
setelah masa kejayaan Dark Queen I, baru kali ini kementrian berani memunculkan
dugaan dengan mengaitkan bangsa blackwitch
yang berbahaya. Alasannya karena aku adalah keturunan murni Dark Queen dimana
itu berarti aku akan menjadi Dark Queen II. Bangsa blackwitch tidak dapat berkutik saat berhasil menyelidiki pihak
kementrian yang dengan berani mengaitkan mereka padahal mereka bisa menghabisi
semua anggota kementrian jika mereka mau.
Ayahku mengangkat
tangannya dan sihirnya menyebar ke semua rakyatnya, membuat rakyatnya diam dan
siap mendengarkan.
“Pagi ini, aku akan
menyampaikan dua pengumuman penting pada kalian semua. Kami sudah merundingkan
ini dengan pihak kementrian dan mereka sudah menyetujuinya. Istana akan
mengadakan pesta besar dan mengundang semua orang tanpa terkecuali untuk datang
karena ini adalah pesta pernikahan putri Yoonhye dengan pangeran dari
Hunterland, Jeon Jungkook. Dan setelah pernikahan, Putriku akan menjabat
sebagai pemimpin tertinggi menggantikanku dengan istriku.”
Aku bisa mendengar
dengan jelas suara orang-orang lemah ini tersendat karena keterkejutan luar
biasa saat mendengar jika yang akan menjadi calon raja mereka adalah Jeon
Jungkook yang seharusnya menikah tiga bulan lalu bersama putri dari keturunan
Kim. Aku merapal mantra dan menghembuskannya lewat napasku untuk mengunci mulut
siapa saja mereka yang mulai berbisik-bisik tak percaya.
“Tidakkah ini terlalu
cepat, Yoonhye? Aku yakin kau pasti tahu betapa kerasnya usaha Taehyung untuk
menemukan siapa pemunuh adiknya yang sebenarnya. Aku, aku takut jika nanti pada
akhirnya Taehyung berhasil menemukan bukti yang mengaitkan dirimu dan mungkin
juga dia akan merasa ada sesuatu yang aneh pada pernikahanmu dengan Jungkook
nantinya karena ini baru tiga bulan, harusnya seorang pangeran merasa berkabung
lebih lama dari itu jika dia memang mencintai kekasihnya.”
Menatap tajam Thalia
melalui cermin riasku. Aku menunjuk wajahnya. “Kekasihnya katamu? Aku adalah
kekasihnya, Thalia. Aku mungkin berterima kasih padamu karena kau sudah
mengenalkanku pada Jungkook, tapi bukan berarti kau bisa berbicara seenakmu.
Aku bisa membunuhmu detik ini juga jika kau tidak menjaga sikapmu di depanku,”
tekanku.
“Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk
lancang. Aku tahu kau mencintai Jungkook. Aku senang pada akhirnya temanku
menemukan belahan jiwanya,” ujar Thalia tersenyum manis padaku.
Memutar bola mataku,
aku kembali sibuk mematut diriku di depan cermin rias baru yang dibuat oleh
pemahat istana. Malam ini, Jungkook akan datang mengunjungiku dan kami akan
keliling dengan naganya. Biasanya ketika kami bertemu diam-diam, yang kami
lakukan adalah bercumbu dengan panas. Dia adalah pria pertama yang membuatku
merasa begitu bergairah hanya dengan memikirkannya saja.
“Mencintainya, katamu?
Tidak ada cinta dalam diriku, Thalia, kukira kau sudah mengenalku dengan baik.
Cinta, kasih sayang, semuanya tidak pernah ada dalam diriku. Aku hanyalah
bentuk tubuh sempurna dengan kecantikan yang terperangkap dalam nafsu jahat
yang mengerikan. Nenekku tidak pernah jatuh cinta pada kakekku, dia hidup
seperti aku hidup sampai pada akhirnya mati karena harus mati,” jelasku.
“Tidak, Yoonhye. Kau
salah. Nenekmu mencintai kakekmu hanya saja dia mencintainya dengan caranya
sendiri. Perasaan-perasaan aneh yang kau miliki pada Jungkook adalah rasa
cintamu padanya dan yang perlu kau lakukan adalah mencintainya dengan caramu
sendiri. Kurasa kau harus mencaritahu kenapa nenekmu mengakhiri masa
eksistensinya, Yoonhye. Itu adalah saranku.”
Aku termenung mendengar
perkataan Thalia sampai seseorang melompat masuk ke kamarku melalui jendela
besar itu. Senyuman lebar tersungging di wajahku saat melihat Jungkook dengan
jubah kerajaannya berjalan menghampiriku.
“Baiklah, aku tidak
akan mengganggu kalian, tapi sebelum kalian pergi aku ingin memberitahu kalian
jika Taehyung sangat agresif sekarang untuk menemukan pembunuh adiknya.”
Thalia menghilang dari
kamarku setelah mengucapkan sederetan kalimat peringatannya. Dia memiliki
kemampuan mendengar yang luar biasa dan terkadang itu juga sangat menguntungkan
untukku. Jika dia telah memperingati untuk berhati-hati, maka itu artinya aku
harus berhati-hati.
“Aku merindukanmu,”
desisnya menarikku dalam dekapan nyamannya.
Lagi, begitu kontak
fisik terjadi antara aku dan pria ini gairahku langsung naik sampai
keubun-ubun. Dia mengecup bibirku dengan rakus. Mengangkat tubuhku hingga
kakiku melingkar dipinggangnya dan merasakan betapa kerasnya dia di bawah sana.
Selama tiga bulan ini, sudah sering dia nyaris kehilangan kontrol, tapi aku
selalu berhasil menghentikannya mencubitnya dengan sihir tentu saja, jika tidak
dengan sihir dia akan kembali menerkamku seperti singa kelaparan.
Dalam sekejab, dia
menjatuhkanku keatas tempat tidur. Tubuhnya menindihku dan seperti biasa dia
selalu menekan selangkanganku untuk menggodaku. Erangan cukup keras keluar dari
mulutku. Tanganku menarik rambutnya keras, membuat wajahnya menjauh dariku
dengan jarak setipis kertas.
“Jangan menghentikanku,
My Mistress. Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi atau aku akan gila,”
desisnya. Ketika dia mengucapkannya bibirnya menyentuh bibirku dengan sengaja
untuk menggodaku.
“A a, tidak, My Lord.
Kau harus menunggu sampai malam pernikahan kita, kau harus bersabar dan
bukankah rencananya kita akan berkeliling dengan nagamu dan bukan bermesraan
seperti ini?”
“Sebenarnya aku lebih
memilih bermesraan di sini denganmu, My Mistress,” bisiknya.
Aku terkikik senang
mendengar rayuannya, mengecupnya keras, lalu melepaskannya dan mendorong
tubuhnya kesamping. Bangkit dari tempat tidurku, aku melompat naik ke naganya
dengan cengiran lebarku.
Wajah Jungkook sangat
kusut saat dia ikut naik denganku, duduk di belakangku. Memelukku, meletakkan
kepalanya di atas pundakku.
Naga ini melesat tinggi
membelah langit kemerahan malam ini.
Dunia sihir adalah
dunia yang luas, terdiri dari pulau-pulau dengan satu kastil atau istana yang
memimpinnya. Dunia sihir ada dua, satu yang terdiri dari dua. Yang putih dan
yang hitam.
Putih dan hitam
selamanya tidak akan pernah bisa menyatu, tapi di masa kepemimpinan nenekku,
beliau berhasil mendamaikan yang putih dan yang hitam. Keberhasilan itu
membuatnya dihadiahi sebagian kekuatan sihir hitam yang membuatnya tidak
terkalahkan. Semua kekuatan nenekku turun padaku.
Ketika aku lahir ke
dunia ini, anggota kementrian sudah mengetahuinya, jika aku akan menjadi
penerus Dark Queen. Ditubuhku mengalir dua jenis sihir yang tidak menyatu,
tetap terpisah namun saling berdampingan.
Putih dan hitam
terpisah oleh dinding tak kasat mata yang berisikan berbagai macam jenis mantra
dari yang baik ataupun yang jahat, sejenis sihir pelindung dan yang bisa
menembus dinding itu hanyalah Dark Queen serta keturunannnya juga anggota
kementrian.
Tubuhku menegang begitu
melihat siapa yang datang, Jungkook juga sama terkejutnya denganku. Taehyung
dengan naga hitamnya dan beberapa pasukannya. Mataku menajam saat menangkap ada
kemarahan di matanya.
Dalam sekejab mataku
menggelap, kemarahan melingkupiku, sinyal-sinyal peringatan bisa kurasakan saat
denyut sihir dalam darahku menjadi sangat tinggi.
“Pengkhianat kau, Jeon
Jungkook! Dan kau, Kang Yoonhye. Kalian berdua adalah makhluk paling hina di
dunia ini,” teriakannya menghasilkan sambaran petir yang berhasil kualihkan
melalui letupan sihirku yang meningkat begitu saja.
Berani sekali kau, Kim
Taehyung. Kau belum tahu berhadapan dengan siapa kau saat ini!
Geraman marah keluar
dari mulutku, mataku semakin menghitam. Aku melompat berdiri di atas naga
Jungkook. Kilatan-kilatan ungu dan hijau bermunculan di jari-jariku.
Merapal mantra, aku
membuat awan merah menggumpal keras dan siap membawaku kemanapun aku mau. Aku
menyingkir dari naga Jungkook dan naik keawan terbang yang kubuat.
“Apa kau tidak tahu
jika sekarang kau sedang menjemput ajalmu, My Lord?” desisku tajam.
“Yoonhye, kita cuma
berdua, apa kau yakin?” teriak Jungkook.
Senyuman bengis terukir
di wajahku. “Kau tahu, My Lord. Bahkan aku tidak membutuhkanmu sama sekali
untuk menghadapi pengecut-pengecut ini.”
“Dasar jalang! Kau
adalah pembunuh adikku. Aku tidak menyangka jika aku pernah menjalin kasih
dengan seorang iblis seperti dirimu.”
Cahaya keunguan
bercampur dengan hijau terang dari tanganku menyambar prajurit-prajurit yang
dia bawa bersamanya, membuat mereka semua berjatuhan ke bawah dan mayat-mayat
mereka berubah keunguan sama seperti yang kulakukan pada adiknya.
Tawa bahagiaku muncul
begitu saja. “Kau lihat nasip mereka, Kim Taehyung? Bilur-bilur keunguan di
tubuh mereka? Apa kau merasa familiar?”
“Jadi, benar dugaanku
selama ini,” lirihnya.
Aku tertawa lagi
mendengar ucapannya. “Kau sudah berani membangunkan iblis yang sedang tertidur,
Kim Taehyung. Untuk itu kau harus menerima akibatnya,” desisku tajam.
Kekuatanku mengepul
dengan luar biasa, kemarahan yang melingkupiku makin tinggi. Merapal mantra
kembali dan ketika aku akan mengarahkan sihirku padanya. Pria itu mengarahkan
sihirnya pada seseorang di belakangku.
Aku mendengar teriakan
Jeon Jungkook di belakangku karena terkejut akan serangan dadakan itu. Sihirku
lepas kendali dan mengenai jantung Taehyung dengan ledakan luar biasa, membuat
tubuhnya hancur menjadi serpihan-serpihan kecil yang berhamburan di udara.
Dengan cepat aku
mengarahkan awan ini menangkap Jungkook yang terjatuh kebawah. Kebahagiaan yang
seharusnya kurasakan setelah kemarahan luar biasa tadi hilang lenyap entah
kemana.
Ada sesuatu yang asing
menarik sebagian jiwaku dengan paksa saat melihat matanya terpejam. Tidak, dia
tidak boleh meninggalkanku. Tidak, dia tidak bisa meninggalkanku seperti ini.
Aku tidak mengizinkannya untuk meninggalkanku.
Naga Jungkook berhasil
menangkap Jungkook lebih dulu dan aku melompat ke punggung naganya dan memeluk
Jungkook dengan erat, membiarkan awan-awan buatanku itu mencair dan lenyap. Aku
mengarahkan naga ini kembali ke kamarku.
“Ayah…”
Aku berteriak dengan
keras hingga burung-burung yang bertengger di lonceng besar berterbangan karena
tekejut. Dalam sedetik, ayah dan ibuku muncul di kamarku.
Aku tidak pernah
menangis seumur hidupku dan ini adalah untuk yang pertama kalinya aku tahu jika
aku juga memiliki air mata yang kini mengalir dengan sendirinya membasahi
pipiku. Menyentuh wajahku yang basah, mendadak kemarahan melingkupiku lagi.
“Jika kalian tidak bisa
mengembalikannya padaku, maka aku akan menyusulnya. Itu berarti kalian akan
menyaksikan kehancuran dunia ini, ayah, ibu.”
“Panggil Thalia,
Yoonhye, dia pasti tahu bagaimana menyembuhkan pangeran,” ujar ibuku dengan
lembut.
“Bagaimana hal ini bisa
terjadi, Yoonhye?”
Aku mengabaikan
pertanyaan bodoh ayahku dan merapal mantra untuk memanggil Thalia. Dia memiliki
kekuatan untuk menyembuhkan penyihir yang terluka, benar, dia harus bisa
mengembalikan Jungkook padaku. Jika tidak aku akan melenyapkan semua eksistensi
penyihir hingga tidak akan ada lagi penyihir yang tersisa di muka bumi ini.
“Ada apa memanggilku,
Yoonhye?” Thalia tersendat saat melihat keadaanku dan juga Jungkook.
Dalam sekejab dia tiba
di hadapanku, di sisi Jungkook yang lain berhadapan denganku. “Tolong aku,
Thalia. Kembalikan dia padaku. Kau harus mengembalikannya padaku!” Aku
berteriak padanya.
“Tenanglah, Nak. Dia
pasti akan baik-baik saja.” Ibuku memelukku dengan penuh kasih sayang.
“Aku akan berusaha
semampuku, Yoonhye,” lirih Thalia.
Aku sama sekali tidak
bisa merasakan jantungku berdetak sejak tadi. Tubuhku gemetar karena menahan
sesuatu yang asing, yang selama ini belum pernah kurasakan dalam hidupku.
Ada apa denganku? Aku
tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Sejenis perasaan takut.
Tidak, aku tidak pernah takut pada apapun, tidak ada hal di dunia ini yang
mampu untuk membuatku takut, tapi hari ini, detik ini ketakutan luar biasa
menghampiriku saat melihat tubuh Jungkook terbujur kaku di hadapanku. Apa
artinya semua ini?
Thalia mengeluarkan
sihir penyembuhannya, sinar berwarna cream
lembut tepat mengenai jantungnya. “Genggam tangannya dengan erat, Yoonhye.”
Aku menuruti ucapan
Thalia. Meraih tangan Jungkook dan menggenggamnya dengan erat. Kau harus
kembali padaku. Ingat, kau adalah milikku dan kau tidak akan pernah kubiarkan
pergi meninggalkanku sampai kapanpun.
“Bisikan permohonanmu
didekat telinganya, Yoonhye. Beri dia alasan untuk kembali. Cepat sebelum dia
menyebrang,” tekan Thalia.
Melepaskan diri dari
ibuku, aku menunduk hingga mulutku tepat berada di samping telinga pangeranku.
“Kembali, My Lord. Aku tidak akan pernah
mengizinkanmu untuk pergi dariku, kembalilah. Aku mencintaimu,” bisikku.
Tidak lama setelah itu,
mata cokelat gelapnya terbuka, Jungkook terduduk di atas tempat tidurku dan
memuntahkan darah hijau kental akibat serangan Taehyung tadi. Jika dia sudah
memuntahkan sihirnya, itu berarti Thalia berhasil menggunakan kemampuannya
untuk menyelamatkan pangeranku.
Begitu dia menemukanku
duduk di sampingnya, tangannya meraihku, menenggelamkanku ke dekapan hangatnya.
Saat ini, aku kembali bisa merasakan jika jantungku kembali berdetak dengan
normal.
“Aku mencintaimu, My Lord.”
Malam pernikahan kami
tiba juga, ritual-ritual bodoh itu sudah terlewati dan berjalan dengan
sempurna. Semua pangeran yang pernah berkencan denganku datang dan memberiku
ucapan selamat. Jungkook tidak merasa terkejut melihat betapa banyak pria yang
takluk pada pesonaku, padahal yang tidak dia tahu jika di sana juga ada sihir
yang kugunakan.
Semua orang tampak
berbahagia. Bangsa blackwitch
mengirimiku ucapan selamat dan aku membalasnya dengan mengirim bunga mawar
hitam yang menjadi kebanggaan mereka. Penobatanku sebagai ratu akan dilakukan
besok dan mahkota nenekku yang tersegel dengan rapi di balai kementrian akan
dibuka besok. Ayahku langsung akan memakaikan benda itu padaku. Sedang mahkota
Jungkook, akan di datangkan langsung dari Hunterland.
“Tidak ada lagi batasan
di antara kita dan kau tidak boleh menolakku lagi, My Mistress.” Jungkook
menarikku dengan keras menabraknya dan seketika mengunciku dalam pelukan
posesifnya.
Aku bahkan sudah
merasakan bagian bawahnya mengeras. “Jadi, kau sudah sangat terangsang ya, My
Lord.” Aku tersenyum nakal padanya.
“Aku sudah menunggu
saat-saat ini sejak lama, My Mistress.”
“Jangan pernah mencoba
untuk meninggalkanku lagi, oke?”
“Tidak, aku tidak
pernah berpikir untuk meninggalkanmu sekalipun kau memintaku untuk
melakukannya.”
Dia mengecup bibirku
dengan keras dan tidak ada lagi yang mampu menahan gairah kami. Jungkook
menjatuhkan tubuh kami ke atas tempat tidurku yang sudah dihias sedemikian
rupa. Tangannya hinggap di mana-mana. Lidahnya melilit lidahku, berdansa dengan
gerakan yang membuat bagian bawahku basah karena gairah.
Aku menggeram, merobek
pakaiannya. Dia melakukan hal yang sama denganku dan malam itu menjadi saksi
jika aku telah memiliki Jeon Jungkook dan mengikatnya denganku selamanya.
“Aku sudah membaca
kisah hidup nenekku,” ujarku pada Thalia.
“Jadi?”
“Ketika seorang Dark
Queen jatuh cinta, maka satu-satunya yang menjadi kelemahannya adalah orang
yang dicintainya. Nenekku mengakhiri masa eksistensinya tepat beberapa detik
setelah kakekku terenggut oleh kekuatan asing yang sampai saat ini belum
diketahui apa,” jelasku.
“Itu berarti, suamimu
adalah kelemahanmu, Yoonhye, kau harus menjaganya baik-baik. Jika sampai ada
yang tahu tentang ini, maka nyawa Jungkook akan ada dalam bahaya.”
Aku menangguk pada
Thalia. Gadis itu melenggang meninggalkanku di kamarku. Jungkook sedang kembali
ke Hunterland untuk mengurus kepindahannya dan nanti malam adalah penobatan
kami berdua.
Mahkota-mahkota yang
sebentar lagi akan bertengger di kepala kami sudah siap di balai kementrian.
Upacara ritual sudah dilakukan sejak tadi pagi dan sekarang hari sudah petang,
tak berapa lama lagi, gelar baruku akan segera diresmikan.
“Merindukanku, My
Mistress.” Seseorang memelukku dari belakang dan mengecup leherku.
“Aku selalu
merindukanmu setiap saat, My Lord.”
“Bersiaplah untuk hari
besar kita,” desisnya. Aku tersenyum tipis dan berjalan meninggalkannya untuk
membersihkan diriku.
Para bangsawan datang
beramai-ramai di balai kementrian tertinggi dunia sihir untuk melihat
penobatanku dan Jungkook. Senyuman manis terukir di wajahku, senyuman manis dengan
aura seram yang selalu kubanggakan.
Orang-orang penting
dikementrian membacakan banyak hal dan aku mendengarkan semuanya dengan baik.
Peraturan khusus untuk seorang Dark Queen. Tidak lama kemudian, lonceng besar
kementrian berdenting tanda jika waktu penobatanku sudah tiba.
Mahkota berlapiskan
emas itu bertengger di kepalaku. Ayahku tersenyum dengan bangga dan ibuku
memelukku penuh kasih. Jungkook juga memeluk ibunya.
“Untuk itu, kunyatakan
mulai hari ini, kepemimpinan tertinggi di pegang oleh Dark Queen II bersama
dengan suaminya.”
Semua bangsawan
bertepuk tangan dengan elegan dan tersenyum seadanya sebagai bentuk formalitas.
Mereka harus berhati-hati, karena mulai detik ini, yang memimpin mereka adalah
seorang ratu dengan jiwa iblis di dalam dirinya.
TAMAT~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar