Sabtu, 03 Oktober 2015

DARK QUEEN (ONESHOOT SEQUEL DARK PRINCESS)

Title                : Dark Queen
Author            : Valleria Russel/Heni Kurniyasari
Cast                : -   Kim Yoon Hye as Kang Yoonhye
-          Jeon Jungkook as himself
-          Park Seul as Lee Thalia
-          Kim Taehyung as himself
Genre             : Fantasy, Sequel, Drama, Alternate Universe
Length            : Oneshoot
Rated              : Teens-15
WARNING!! 
BAD WORD! BAD PLOT! AMATIR! MAAFKAN UNTUK TYPOS YANG BERTEBARAN DI SANASINI! MAKLUM :) SELAMAT MEMBACA :)



Kembali, My Lord. Aku tidak akan pernah mengizinkanmu untuk pergi dariku, kembalilah. Aku mencintaimu,








Lonceng istana berdenting dengan kerasnya tanda akan ada pengumuman besar hari ini. Setelah kesedihan menyelimuti Winterland, akhirnya hari ini tiba juga ketika aku tidak perlu lagi berpura-pura untuk merasa berkabung karena kematian dari adik kesayangan mantan kekasihku Kim Taehyung di mana akulah yang menjadi penyebab kematiannya. Semua rakyat ayahku berkumpul di istana menanti-nanti ada pengumuman apa pagi hari ini karena biasanya ketika lonceng besar itu dibunyikan pastilah akan ada berita penting yang ingin disampaikan raja kepada mereka.
Hari ini gaun yang kukenakan berwarna merah muda, warna yang mengandung banyak arti. Mungkin semua orang akan bingung melihat warnanya karena sebelum-sebelum ini aku selalu memakai warna-warna gelap kecuali ketika pesta dansa tahunan tiga bulan lalu aku memakai gaun berwarna ungu muda. Malam itu adalah awal perkenalanku dengan Jeon Jungkook, pria yang mampu mengalihkan semua perhatianku, juga berhasil mempesonaku sedemikian rupa.
Berdiri ditengah-tengah ayah dan ibuku, aku memberikan wajah sumringahku pada semua rakyat ayahku yang tidak lama lagi akan segera menjadi rakyatku karena setelah aku menikah nanti, aku akan dinobatkan menjadi ratu dan rajaku adalah Jeon Jungkook, tentu saja.
Selama tiga bulan ini, kami menjalin hubungan diam-diam karena suasana berkabung itu jadi kami harus bisa sebaik mungkin menyembunyikan kebahagiaan yang melingkupi kami berdua. Anggota pelacak kementrian sudah berhasil menemukan siapa pelaku pembunuhan Kim Yoora, tapi karena mereka sudah tahu siapa aku dan bagaimana kekuatanku maka mereka merahasiakan kebenarannya dari keluarga Kim dengan mengalaskan jika kematian Kim Yoora kemungkinan karena gadis itu diserang oleh kerajaan blackwitch yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan ini.
Selama berabad-abad setelah masa kejayaan Dark Queen I, baru kali ini kementrian berani memunculkan dugaan dengan mengaitkan bangsa blackwitch yang berbahaya. Alasannya karena aku adalah keturunan murni Dark Queen dimana itu berarti aku akan menjadi Dark Queen II. Bangsa blackwitch tidak dapat berkutik saat berhasil menyelidiki pihak kementrian yang dengan berani mengaitkan mereka padahal mereka bisa menghabisi semua anggota kementrian jika mereka mau.
Ayahku mengangkat tangannya dan sihirnya menyebar ke semua rakyatnya, membuat rakyatnya diam dan siap mendengarkan.
“Pagi ini, aku akan menyampaikan dua pengumuman penting pada kalian semua. Kami sudah merundingkan ini dengan pihak kementrian dan mereka sudah menyetujuinya. Istana akan mengadakan pesta besar dan mengundang semua orang tanpa terkecuali untuk datang karena ini adalah pesta pernikahan putri Yoonhye dengan pangeran dari Hunterland, Jeon Jungkook. Dan setelah pernikahan, Putriku akan menjabat sebagai pemimpin tertinggi menggantikanku dengan istriku.”
Aku bisa mendengar dengan jelas suara orang-orang lemah ini tersendat karena keterkejutan luar biasa saat mendengar jika yang akan menjadi calon raja mereka adalah Jeon Jungkook yang seharusnya menikah tiga bulan lalu bersama putri dari keturunan Kim. Aku merapal mantra dan menghembuskannya lewat napasku untuk mengunci mulut siapa saja mereka yang mulai berbisik-bisik tak percaya.

“Tidakkah ini terlalu cepat, Yoonhye? Aku yakin kau pasti tahu betapa kerasnya usaha Taehyung untuk menemukan siapa pemunuh adiknya yang sebenarnya. Aku, aku takut jika nanti pada akhirnya Taehyung berhasil menemukan bukti yang mengaitkan dirimu dan mungkin juga dia akan merasa ada sesuatu yang aneh pada pernikahanmu dengan Jungkook nantinya karena ini baru tiga bulan, harusnya seorang pangeran merasa berkabung lebih lama dari itu jika dia memang mencintai kekasihnya.”
Menatap tajam Thalia melalui cermin riasku. Aku menunjuk wajahnya. “Kekasihnya katamu? Aku adalah kekasihnya, Thalia. Aku mungkin berterima kasih padamu karena kau sudah mengenalkanku pada Jungkook, tapi bukan berarti kau bisa berbicara seenakmu. Aku bisa membunuhmu detik ini juga jika kau tidak menjaga sikapmu di depanku,” tekanku.
 “Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk lancang. Aku tahu kau mencintai Jungkook. Aku senang pada akhirnya temanku menemukan belahan jiwanya,” ujar Thalia tersenyum manis padaku.
Memutar bola mataku, aku kembali sibuk mematut diriku di depan cermin rias baru yang dibuat oleh pemahat istana. Malam ini, Jungkook akan datang mengunjungiku dan kami akan keliling dengan naganya. Biasanya ketika kami bertemu diam-diam, yang kami lakukan adalah bercumbu dengan panas. Dia adalah pria pertama yang membuatku merasa begitu bergairah hanya dengan memikirkannya saja.
“Mencintainya, katamu? Tidak ada cinta dalam diriku, Thalia, kukira kau sudah mengenalku dengan baik. Cinta, kasih sayang, semuanya tidak pernah ada dalam diriku. Aku hanyalah bentuk tubuh sempurna dengan kecantikan yang terperangkap dalam nafsu jahat yang mengerikan. Nenekku tidak pernah jatuh cinta pada kakekku, dia hidup seperti aku hidup sampai pada akhirnya mati karena harus mati,” jelasku.
“Tidak, Yoonhye. Kau salah. Nenekmu mencintai kakekmu hanya saja dia mencintainya dengan caranya sendiri. Perasaan-perasaan aneh yang kau miliki pada Jungkook adalah rasa cintamu padanya dan yang perlu kau lakukan adalah mencintainya dengan caramu sendiri. Kurasa kau harus mencaritahu kenapa nenekmu mengakhiri masa eksistensinya, Yoonhye. Itu adalah saranku.”
Aku termenung mendengar perkataan Thalia sampai seseorang melompat masuk ke kamarku melalui jendela besar itu. Senyuman lebar tersungging di wajahku saat melihat Jungkook dengan jubah kerajaannya berjalan menghampiriku.
“Baiklah, aku tidak akan mengganggu kalian, tapi sebelum kalian pergi aku ingin memberitahu kalian jika Taehyung sangat agresif sekarang untuk menemukan pembunuh adiknya.”
Thalia menghilang dari kamarku setelah mengucapkan sederetan kalimat peringatannya. Dia memiliki kemampuan mendengar yang luar biasa dan terkadang itu juga sangat menguntungkan untukku. Jika dia telah memperingati untuk berhati-hati, maka itu artinya aku harus berhati-hati.
“Aku merindukanmu,” desisnya menarikku dalam dekapan nyamannya.
Lagi, begitu kontak fisik terjadi antara aku dan pria ini gairahku langsung naik sampai keubun-ubun. Dia mengecup bibirku dengan rakus. Mengangkat tubuhku hingga kakiku melingkar dipinggangnya dan merasakan betapa kerasnya dia di bawah sana. Selama tiga bulan ini, sudah sering dia nyaris kehilangan kontrol, tapi aku selalu berhasil menghentikannya mencubitnya dengan sihir tentu saja, jika tidak dengan sihir dia akan kembali menerkamku seperti singa kelaparan.
Dalam sekejab, dia menjatuhkanku keatas tempat tidur. Tubuhnya menindihku dan seperti biasa dia selalu menekan selangkanganku untuk menggodaku. Erangan cukup keras keluar dari mulutku. Tanganku menarik rambutnya keras, membuat wajahnya menjauh dariku dengan jarak setipis kertas.
“Jangan menghentikanku, My Mistress. Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi atau aku akan gila,” desisnya. Ketika dia mengucapkannya bibirnya menyentuh bibirku dengan sengaja untuk menggodaku.
“A a, tidak, My Lord. Kau harus menunggu sampai malam pernikahan kita, kau harus bersabar dan bukankah rencananya kita akan berkeliling dengan nagamu dan bukan bermesraan seperti ini?”
“Sebenarnya aku lebih memilih bermesraan di sini denganmu, My Mistress,” bisiknya.
Aku terkikik senang mendengar rayuannya, mengecupnya keras, lalu melepaskannya dan mendorong tubuhnya kesamping. Bangkit dari tempat tidurku, aku melompat naik ke naganya dengan cengiran lebarku.
Wajah Jungkook sangat kusut saat dia ikut naik denganku, duduk di belakangku. Memelukku, meletakkan kepalanya di atas pundakku.
Naga ini melesat tinggi membelah langit kemerahan malam ini.
Dunia sihir adalah dunia yang luas, terdiri dari pulau-pulau dengan satu kastil atau istana yang memimpinnya. Dunia sihir ada dua, satu yang terdiri dari dua. Yang putih dan yang hitam.
Putih dan hitam selamanya tidak akan pernah bisa menyatu, tapi di masa kepemimpinan nenekku, beliau berhasil mendamaikan yang putih dan yang hitam. Keberhasilan itu membuatnya dihadiahi sebagian kekuatan sihir hitam yang membuatnya tidak terkalahkan. Semua kekuatan nenekku turun padaku.
Ketika aku lahir ke dunia ini, anggota kementrian sudah mengetahuinya, jika aku akan menjadi penerus Dark Queen. Ditubuhku mengalir dua jenis sihir yang tidak menyatu, tetap terpisah namun saling berdampingan.
Putih dan hitam terpisah oleh dinding tak kasat mata yang berisikan berbagai macam jenis mantra dari yang baik ataupun yang jahat, sejenis sihir pelindung dan yang bisa menembus dinding itu hanyalah Dark Queen serta keturunannnya juga anggota kementrian.
Tubuhku menegang begitu melihat siapa yang datang, Jungkook juga sama terkejutnya denganku. Taehyung dengan naga hitamnya dan beberapa pasukannya. Mataku menajam saat menangkap ada kemarahan di matanya.
Dalam sekejab mataku menggelap, kemarahan melingkupiku, sinyal-sinyal peringatan bisa kurasakan saat denyut sihir dalam darahku menjadi sangat tinggi.
“Pengkhianat kau, Jeon Jungkook! Dan kau, Kang Yoonhye. Kalian berdua adalah makhluk paling hina di dunia ini,” teriakannya menghasilkan sambaran petir yang berhasil kualihkan melalui letupan sihirku yang meningkat begitu saja.
Berani sekali kau, Kim Taehyung. Kau belum tahu berhadapan dengan siapa kau saat ini!
Geraman marah keluar dari mulutku, mataku semakin menghitam. Aku melompat berdiri di atas naga Jungkook. Kilatan-kilatan ungu dan hijau bermunculan di jari-jariku.
Merapal mantra, aku membuat awan merah menggumpal keras dan siap membawaku kemanapun aku mau. Aku menyingkir dari naga Jungkook dan naik keawan terbang yang kubuat.
“Apa kau tidak tahu jika sekarang kau sedang menjemput ajalmu, My Lord?” desisku tajam.
“Yoonhye, kita cuma berdua, apa kau yakin?” teriak Jungkook.
Senyuman bengis terukir di wajahku. “Kau tahu, My Lord. Bahkan aku tidak membutuhkanmu sama sekali untuk menghadapi pengecut-pengecut ini.”
“Dasar jalang! Kau adalah pembunuh adikku. Aku tidak menyangka jika aku pernah menjalin kasih dengan seorang iblis seperti dirimu.”
Cahaya keunguan bercampur dengan hijau terang dari tanganku menyambar prajurit-prajurit yang dia bawa bersamanya, membuat mereka semua berjatuhan ke bawah dan mayat-mayat mereka berubah keunguan sama seperti yang kulakukan pada adiknya.
Tawa bahagiaku muncul begitu saja. “Kau lihat nasip mereka, Kim Taehyung? Bilur-bilur keunguan di tubuh mereka? Apa kau merasa familiar?”
“Jadi, benar dugaanku selama ini,” lirihnya.
Aku tertawa lagi mendengar ucapannya. “Kau sudah berani membangunkan iblis yang sedang tertidur, Kim Taehyung. Untuk itu kau harus menerima akibatnya,” desisku tajam.
Kekuatanku mengepul dengan luar biasa, kemarahan yang melingkupiku makin tinggi. Merapal mantra kembali dan ketika aku akan mengarahkan sihirku padanya. Pria itu mengarahkan sihirnya pada seseorang di belakangku.
Aku mendengar teriakan Jeon Jungkook di belakangku karena terkejut akan serangan dadakan itu. Sihirku lepas kendali dan mengenai jantung Taehyung dengan ledakan luar biasa, membuat tubuhnya hancur menjadi serpihan-serpihan kecil yang berhamburan di udara.
Dengan cepat aku mengarahkan awan ini menangkap Jungkook yang terjatuh kebawah. Kebahagiaan yang seharusnya kurasakan setelah kemarahan luar biasa tadi hilang lenyap entah kemana.
Ada sesuatu yang asing menarik sebagian jiwaku dengan paksa saat melihat matanya terpejam. Tidak, dia tidak boleh meninggalkanku. Tidak, dia tidak bisa meninggalkanku seperti ini. Aku tidak mengizinkannya untuk meninggalkanku.
Naga Jungkook berhasil menangkap Jungkook lebih dulu dan aku melompat ke punggung naganya dan memeluk Jungkook dengan erat, membiarkan awan-awan buatanku itu mencair dan lenyap. Aku mengarahkan naga ini kembali ke kamarku.

Ayah…
Aku berteriak dengan keras hingga burung-burung yang bertengger di lonceng besar berterbangan karena tekejut. Dalam sedetik, ayah dan ibuku muncul di kamarku.
Aku tidak pernah menangis seumur hidupku dan ini adalah untuk yang pertama kalinya aku tahu jika aku juga memiliki air mata yang kini mengalir dengan sendirinya membasahi pipiku. Menyentuh wajahku yang basah, mendadak kemarahan melingkupiku lagi.
“Jika kalian tidak bisa mengembalikannya padaku, maka aku akan menyusulnya. Itu berarti kalian akan menyaksikan kehancuran dunia ini, ayah, ibu.”
“Panggil Thalia, Yoonhye, dia pasti tahu bagaimana menyembuhkan pangeran,” ujar ibuku dengan lembut.
“Bagaimana hal ini bisa terjadi, Yoonhye?”
Aku mengabaikan pertanyaan bodoh ayahku dan merapal mantra untuk memanggil Thalia. Dia memiliki kekuatan untuk menyembuhkan penyihir yang terluka, benar, dia harus bisa mengembalikan Jungkook padaku. Jika tidak aku akan melenyapkan semua eksistensi penyihir hingga tidak akan ada lagi penyihir yang tersisa di muka bumi ini.
“Ada apa memanggilku, Yoonhye?” Thalia tersendat saat melihat keadaanku dan juga Jungkook.
Dalam sekejab dia tiba di hadapanku, di sisi Jungkook yang lain berhadapan denganku. “Tolong aku, Thalia. Kembalikan dia padaku. Kau harus mengembalikannya padaku!” Aku berteriak padanya.
“Tenanglah, Nak. Dia pasti akan baik-baik saja.” Ibuku memelukku dengan penuh kasih sayang.
“Aku akan berusaha semampuku, Yoonhye,” lirih Thalia.
Aku sama sekali tidak bisa merasakan jantungku berdetak sejak tadi. Tubuhku gemetar karena menahan sesuatu yang asing, yang selama ini belum pernah kurasakan dalam hidupku.
Ada apa denganku? Aku tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Sejenis perasaan takut. Tidak, aku tidak pernah takut pada apapun, tidak ada hal di dunia ini yang mampu untuk membuatku takut, tapi hari ini, detik ini ketakutan luar biasa menghampiriku saat melihat tubuh Jungkook terbujur kaku di hadapanku. Apa artinya semua ini?
Thalia mengeluarkan sihir penyembuhannya, sinar berwarna cream lembut tepat mengenai jantungnya. “Genggam tangannya dengan erat, Yoonhye.”
Aku menuruti ucapan Thalia. Meraih tangan Jungkook dan menggenggamnya dengan erat. Kau harus kembali padaku. Ingat, kau adalah milikku dan kau tidak akan pernah kubiarkan pergi meninggalkanku sampai kapanpun.
“Bisikan permohonanmu didekat telinganya, Yoonhye. Beri dia alasan untuk kembali. Cepat sebelum dia menyebrang,” tekan Thalia.
Melepaskan diri dari ibuku, aku menunduk hingga mulutku tepat berada di samping telinga pangeranku. “Kembali, My Lord. Aku tidak akan pernah mengizinkanmu untuk pergi dariku, kembalilah. Aku mencintaimu,” bisikku.
Tidak lama setelah itu, mata cokelat gelapnya terbuka, Jungkook terduduk di atas tempat tidurku dan memuntahkan darah hijau kental akibat serangan Taehyung tadi. Jika dia sudah memuntahkan sihirnya, itu berarti Thalia berhasil menggunakan kemampuannya untuk menyelamatkan pangeranku.
Begitu dia menemukanku duduk di sampingnya, tangannya meraihku, menenggelamkanku ke dekapan hangatnya. Saat ini, aku kembali bisa merasakan jika jantungku kembali berdetak dengan normal.
Aku mencintaimu, My Lord.

Malam pernikahan kami tiba juga, ritual-ritual bodoh itu sudah terlewati dan berjalan dengan sempurna. Semua pangeran yang pernah berkencan denganku datang dan memberiku ucapan selamat. Jungkook tidak merasa terkejut melihat betapa banyak pria yang takluk pada pesonaku, padahal yang tidak dia tahu jika di sana juga ada sihir yang kugunakan.
Semua orang tampak berbahagia. Bangsa blackwitch mengirimiku ucapan selamat dan aku membalasnya dengan mengirim bunga mawar hitam yang menjadi kebanggaan mereka. Penobatanku sebagai ratu akan dilakukan besok dan mahkota nenekku yang tersegel dengan rapi di balai kementrian akan dibuka besok. Ayahku langsung akan memakaikan benda itu padaku. Sedang mahkota Jungkook, akan di datangkan langsung dari Hunterland.
“Tidak ada lagi batasan di antara kita dan kau tidak boleh menolakku lagi, My Mistress.” Jungkook menarikku dengan keras menabraknya dan seketika mengunciku dalam pelukan posesifnya.
Aku bahkan sudah merasakan bagian bawahnya mengeras. “Jadi, kau sudah sangat terangsang ya, My Lord.” Aku tersenyum nakal padanya.
“Aku sudah menunggu saat-saat ini sejak lama, My Mistress.”
“Jangan pernah mencoba untuk meninggalkanku lagi, oke?”
“Tidak, aku tidak pernah berpikir untuk meninggalkanmu sekalipun kau memintaku untuk melakukannya.”
Dia mengecup bibirku dengan keras dan tidak ada lagi yang mampu menahan gairah kami. Jungkook menjatuhkan tubuh kami ke atas tempat tidurku yang sudah dihias sedemikian rupa. Tangannya hinggap di mana-mana. Lidahnya melilit lidahku, berdansa dengan gerakan yang membuat bagian bawahku basah karena gairah.
Aku menggeram, merobek pakaiannya. Dia melakukan hal yang sama denganku dan malam itu menjadi saksi jika aku telah memiliki Jeon Jungkook dan mengikatnya denganku selamanya.

“Aku sudah membaca kisah hidup nenekku,” ujarku pada Thalia.
“Jadi?”
“Ketika seorang Dark Queen jatuh cinta, maka satu-satunya yang menjadi kelemahannya adalah orang yang dicintainya. Nenekku mengakhiri masa eksistensinya tepat beberapa detik setelah kakekku terenggut oleh kekuatan asing yang sampai saat ini belum diketahui apa,” jelasku.
“Itu berarti, suamimu adalah kelemahanmu, Yoonhye, kau harus menjaganya baik-baik. Jika sampai ada yang tahu tentang ini, maka nyawa Jungkook akan ada dalam bahaya.”
Aku menangguk pada Thalia. Gadis itu melenggang meninggalkanku di kamarku. Jungkook sedang kembali ke Hunterland untuk mengurus kepindahannya dan nanti malam adalah penobatan kami berdua.
Mahkota-mahkota yang sebentar lagi akan bertengger di kepala kami sudah siap di balai kementrian. Upacara ritual sudah dilakukan sejak tadi pagi dan sekarang hari sudah petang, tak berapa lama lagi, gelar baruku akan segera diresmikan.
“Merindukanku, My Mistress.” Seseorang memelukku dari belakang dan mengecup leherku.
“Aku selalu merindukanmu setiap saat, My Lord.”
“Bersiaplah untuk hari besar kita,” desisnya. Aku tersenyum tipis dan berjalan meninggalkannya untuk membersihkan diriku.

Para bangsawan datang beramai-ramai di balai kementrian tertinggi dunia sihir untuk melihat penobatanku dan Jungkook. Senyuman manis terukir di wajahku, senyuman manis dengan aura seram yang selalu kubanggakan.
Orang-orang penting dikementrian membacakan banyak hal dan aku mendengarkan semuanya dengan baik. Peraturan khusus untuk seorang Dark Queen. Tidak lama kemudian, lonceng besar kementrian berdenting tanda jika waktu penobatanku sudah tiba.
Mahkota berlapiskan emas itu bertengger di kepalaku. Ayahku tersenyum dengan bangga dan ibuku memelukku penuh kasih. Jungkook juga memeluk ibunya.
“Untuk itu, kunyatakan mulai hari ini, kepemimpinan tertinggi di pegang oleh Dark Queen II bersama dengan suaminya.”
Semua bangsawan bertepuk tangan dengan elegan dan tersenyum seadanya sebagai bentuk formalitas. Mereka harus berhati-hati, karena mulai detik ini, yang memimpin mereka adalah seorang ratu dengan jiwa iblis di dalam dirinya.



TAMAT~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar