Minggu, 12 Juli 2015

INTO HIS WORLD BAB 7


WARNING : Masih pemula, masih amatiran, masih dalam proses belajar, butuh saran dan komentar yang membangun juga. Jadilah pembaca yang baik! Jangan mengkopi apapun tanpa izin! Maaf buat typos yang bertebaran disana-sini. Happy Reading!






BAB 7
Sudah jam delapan malam begitu Jung dan aku tiba di apartemenku. Kami menghabiskan waktu seharian di tempatnya. Aku juga sempat memasak di dapurnya. Katanya, aku akan mejadi satu-satunya wanita yang akan memasak di sana. Manis sekalikan. Ternyata dibalik sikap dinginnya itu, dia bisa begitu manis. Dia juga sering menggodaku. Tapi itu adalah waktu-waktu yang selalu aku inginkan untuk ada di hidupku.
“Kau sudah menyiapkan koperku, Hyung?
Sudah, semuanya sudah siap. Apa kau akan pulang malam ini?
“Tidak, aku akan menginap di rumah Yoora malam ini. Besok aku akan langsung menuju bandara. Oke?”
Ya ya, baiklah. Kau harus mentraktirku nanti. Aku sudah menyiapkan kopermu dan aku juga akan membawa supir tambahan untuk membawa kembali mobilmu. Dah, nikmati waktu kalian. Kau tidak akan bertemu dengannya selama satu minggu. Selamat merindu, Kookie.
Aku mendengar tawa senang disebrang sana lalu sambungan terputus. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan karena ya aku tak bisa bicara dalam bahasa korea. Menatap Jung menunggu penjelasan darinya.
Dia menghela napas sebelum mulai berbicara. “Besok hingga satu minggu ke depan aku akan pergi. Jepang. Aku akan pergi ke Jepang. Jadi, kita tak akan bertemu selama tujuh hari.”
Aku terdiam lagi. Dia akan ke Jepang?
“Apa yang kau lakukan di Jepang?”
“Bekerja, tentu saja. Nanti kau akan tahu. Yang jelas, malam ini aku akan menginap di sini bersamamu karena waktu tujuh hari itu akan sangat lama untukku tidak bertemu denganmu.”
“Berlebihan! Aku tahu kau pasti akan sangat merindukan aku.”
“Kau juga akan merindukanku, lihat saja nanti.”
Aku tersenyum padanya. Meraih remot tv dan menyalakannya, berita terkini menyambut kami. Aku cemberut tak suka, aku paling benci berita, aku lebih suka acara gosip. Jung menghentikanku ketika aku hendak mengganti cannelnya.
“Jangan, kau bisa melihat apa yang sedang terjadi saat ini di kota besar macam ini. Lihatlah!”
Aku kembali menatap televise dan menemukan berita yang terlihat sedang hangat. Reporter itu berbicara dalam bahasa korea tapi televiseku memiliki subtitle langsung. Mataku melotot tak percaya jika berita itu adalah tentang orang nomor satu di Korea Selatan, dia diberitakan memiliki anak haram dan ya Tuhan tentu saja itu akan menghancurkan karirnya sebagai pejabat tertinggi negara ini. Tapi bagaimana bisa wartawan mencium berita privat yang seharunya disimpan dengan baik seperti itu.
Semua orang bisa berpikir jika presiden negeri ini adalah seorang pria brengsek.
“Apa itu benar? Presiden kalian memiliki anak haram?”
“Entah, sudah dua minggu ini, hanya berita inilah yang paling sering diperbincangkan, hingga sekarang, dia belum memberi keterangan apapun pada media dan negara ini. Dia masih sibuk mengurus beberapa perjanjian penting. Harusnya dia tak membiarkan berita jelek seperti ini berjalan sampai dua minggu, itu membuat masyarakat berpikir jika ini bukan hanya sekedar gosip belaka, tapi merupakan kenyataan. Jika itu memang benar terjadi, dia akan diberhentikan secara tidak hormat dari jabatannya dan kehilangan segala haknya untuk ikut kembali ke dunia politik, hidupnya akan hancur.”
Aku mengangguk setuju pada Jung. “Apa dia memiliki seorang anak yang tersorot?”
“Kau akan terkejut jika kau mengetahui siapa anaknya. Dia satu sekolah dengan kita.” Mulutku menganga tak percaya. Ya ampun, apa dia sedang bercanda?
“Kau tidak sedang bercandakan?”
“Tidak, aku sedang sangat serius saat ini. Kau sudah bertemu dan melihatnya, kau bahkan sudah berbicara dengannya. Dia, Goo Euna, adalah anak dari Mr Kim, orang nomor satu di Korea Selatan.”
Petir menyambar di atas kepalaku. Goo Euna adalah anak dari presiden Kim? Kebetulan yang sangat luar biasa. Tapi mengapa dia tidak memakai marga ayahnya?
“Mengapa dia bermarga Goo bukan Kim? Aneh!”
“Setahuku, dulu dia pernah bercerita tentang alasannya padaku. Euna sebenarnya memiliki marga ayahnya, tapi ketika menginjak masa remaja dan waktu itu Mr Kim tengah sibuk mempersiapkan diri untuk meningkatkan eksistensinya di dunia politik hingga kesibukan Mr Kim membuat Euna merasa sudah tak lagi menjadi bagian dari kehidupan ayahnya, dia hanya memiliki ibunya dan memutuskan untuk memakai marga ibunya saja. Bahkan di saat ibunya meninggalpun ayahnya hanya hadir beberapa menit lalu pergi lagi untuk mengurus karir politiknya.”
“Jadi, dia membenci ayahnya? Begitukah?”
“Dia tak pernah mengatakan hal seperti itu. Dia hanya..dia sama sepertiku, kurang perhatian dari orangtuanya. Kesepian.”
“Tapi dia masih memiliki ibunya walau tidak lama kan? Sedangkan dirimu, kau tidak memiliki siapapun, tapi tenang saja, mulai hari ini kau memilikiku.” Aku menjatuhkan tubuhku dalam pelukannya. Memejamkan mata saat dia mengecup dahiku dengan lembut lalu memainkan rambutku dengan jemarinya.
“Tentu, aku tidak perlu merasa khwatir akan apapun lagi sekarang, gadis yang saat ini sedang bermanja-manja dipelukanku adalah gadis dengan penguasaan bela diri terbaik yang pernah kukenal,” ujarnya.
“Ya, aku akan memotong-motong orang itu, siapapun dia jika dia berani menyakiti kekasihku.”
“Kau menyeramkan sekali! Tapi, well itu cukup romantis.”
“Aneh! Setahuku, pria adalah sosok yang diwajibkan untuk menjadi romantis pada kekasihnya, tapi kenapa aku jadi yang lebih romantis dibandingkan denganmu. Apa kau mau bertukar posisi? Aku menjadi prianya dan kau menjadi wanitanya?”
“Kau gila hah!” ujarnya sambil memukul pelan kepalaku. Aku terkikik geli. Ternyata wajahnya saat sedang kesal itu menggelikan juga. Dia terlihat cute!
“Aku bisa lebih romantis daripada itu. Itu masih biasa saja!”
Aku menatap jahil padanya.
“Lalu, apa yang bisa kau berikan untukku kalau begitu? Tidak, tidak, apa yang bisa kau lakukan untukku saja?” Aku menatapnya seraya menaik-turunkan alisku.
“Aku bisa memberikanmu duniaku. Tidakkah itu sudah mencakup segalanya?”
“Kau tahu, kau bukan pacar pertamaku, tapi kau yang kelima, cukup menyedihkan memang. Bagi gadis-gadis Amerika, empat sebelum dirimu itu sangat payah, di sana teman-temanku bergonta-ganti pasangan tiap minggunya, mereka bahkan melakukan beach party dengan alkohol dan sex. Jangan heran, kau pasti mengerti, dari semua pengalamanku, aku belum menemukan pria yang yang berbeda, yang bisa memberikanku duniannya. Itu terdengar mustahil. Sampai sekarang aku masih berpikir jika semua pria di dunia ini sama saja dan aku juga yakin kau pasti berpikir semua wanita itu sama saja, bukankah begitu?”
“Tidak, semuanya sudah berubah, aku sudah merubah semua pikiranku tentang itu sejak aku bertemu denganmu. Kau gadis yang berbeda dan kau adalah milikku. Aku tak akan membiarkanmu lari. Aku akan mengikatmu dengan rantai tak kasat mata. Lihat saja! Dan aku akan membuktikannya padamu, kalau kau sudah menjadi pusat duniaku sekarang, Yoora.”
“Aku tak akan menyembunyikan kenyataan yang satu ini darimu, ketika kau menyatakan semua perasaanmu padaku, aku sudah menemukannya dan mengakui hal itu lebih dulu pada diriku sendiri. Bahwa kau telah menjadi pusat duniaku juga.” Kami tersenyum dalam diam, aku selalu suka menyelam ke dalam matanya yang kini berisikan air hangat dan bisa menghangatkanku kapan saja.
“Bisakah kita pergi tidur sekarang? Aku benar-benar membutuhkannya,” ujarnya pelan di depan wajahku.
Aku menariknya mengikutiku, ini adalah yang pertama, aku tidak pernah membawa seorang pria masuk ke kamarku, tapi entah kenapa aku yakin padanya. Kami hanya akan beristirahat dan tidur, melepas segala kepenatan di hari bolos yang sangat berkesan ini.
“Kau memiliki kamar ternyaman, bahkan lebih nyaman dari kamarku,” komentarnya begitu dia menjatuhkan tubuhnya di atas kasurku.
“Ganti dulu bajumu, bersihkan tubuhmu, aku memiliki beberapa kaos besar yang akan cukup untukmu dan celana pendek juga.”
“Bagaimana bisa kau memilikinya?”
“Waktu itu, ketika aku belanja dengan Taehyung Oppa, dia mengambil kaos ukurannya dan juga celana pendeknya. Ketika aku bertanya, untuk apa. Dia bilang kalau nanti aku pasti akan membutuhkannya.”
“Sial! Hyung, sudah gila!”
“Sudah cepat mandi, setelah kau baru aku.” Dia mengangguk dan menyambut handuk yang kulempar padanya. “Pakaiannya di atas kasur, jika kau membutuhkan sesuatu aku ada di dapur, aku akan membuatkanmu tea panas,” ujarku lalu menutup pintu kamar.
Aku kembali ke ruang santai di mana aku meninggalkan tasku. Meraihnya dan dengan cepat, memeriksa apa saja yang ada di ponselku. Aku mendapatkan tiga pesan dan lima panggilan tak terjawab. Dua pesan dari Jin Hwa dan satu pesan dari Taehyung. Tiga panggilan tak terjawab dari Jin Hwa dan dua dari Jessy.
Isi pesan Jin Hwa hanya menanyakan di mana aku dan apa semuanya baik-baik saja serta permintaan maaf atas ucapan tidak sopan yang sudah dikatakan kekasihnya padaku. Taehyung, hanya menanyakan keadaanku karena katanya sedang tidak ada kerjaan. Aku memutuskan untuk kembali menelpon Jessy, siapa tahu dia ingin membicarakan hal yang penting denganku.
Aku mengaktivkan loudspeaker-nya dan meletakkan ponselku di atas counter. Nada dering ketiga, suara cempreng Jessy sudah memenuhi dapurku.
Hey kau! Kim Yoora! Berani-beraninya kau tidak menghubungiku kemarin hah? Kau tidak tahu ada begitu banyak hal yang ingin kuceritakan padamu. Kau tahu, dua hari lagi aku akan menyusulmu ke sana seperti perjanjian kita. Aku sangat tidak sabar. Halo? Kau ada di sana kan? Yoora?”
“Bagaimana aku bisa bicara jika sedari tadi kau terus yang berteriak.” Dia terkekeh di sana.
Maaf, jadi ceritakan padaku? Apa saja yang terjadi padamu di sana?
“Tidak ada, semuanya baik-baik saja. Hanya saja, banyak orang yang tak menyukaiku, dan salah satunya adalah anak dari presiden Korea Selatan. Dia satu sekolah denganku, tadi aku bertemu dengannya di sekolah dan dia mengatakan hal yang buruk tentangku, padahal dia belum mengenalku sama sekali. Tapi beruntungnya aku memiliki seseorang yang mampu menenangkanku. Jadi, sekarang, situasinya sudah aman terkendali. Kau tak perlu khawatir.”
Dua menit, Jessy tak kunjung bersuara. “Jess? Halo? Kau masih di sana?”
Ah, iya, aku masih di sini! Wow, jadi kau satu sekolah dengan anak seorang presiden? Itu luar biasa sekali. Apa dia cantik?
“Dia cantik, tapi perilakunya tidak secantik wajahnya.”
Ah ya, aku mengerti. Eh, Yoora, aku ada urusan sekarang, lain kali kita bicara lagi ya, dah..
Dahiku berkerut saat Jessy memutus sambungannya begitu saja. Aneh! Apa yang terjadi?
“Apa tea-ku sudah siap?”
Aku tersenyum pada Jung, dia terlihat lebih segar sekarang. Aku memberikannya secangkir tea hangat. “Nikmatilah tea-mu, aku akan mandi.”
Aku meninggalkannya di dapur.

Lima belas menit di kamar mandi aku berpikir mengenai semua hal yang terjadi dan yang selalu ada di kepalaku adalah Euna. Mengapa dia tidak menyukaiku? Kami bahkan tak saling kenal sebelumnya. Pasti ada masalah serius dibalik semua ini. Tak mungkin hanya karena gosip perjodohan bodohku dan Jin Hwa, dia menjadi begitu marah dan membenciku. Tentu saja, ada sesuatu yang lain, yang telah terjadi dan aku tidak tahu apapun.

Jung sudah berbaring dengan nyaman di atas tempat tidurku saat aku keluar dari kamar mandi. Dia sedang serius memperhatikan ponselnya. Aku menyusul dan ikut berbaring di sampingnya. 
“Besok kau harus pergi pagi ke bandara kalau tidak ingin ketinggalan pesawat, tidurlah sekarang dan matikan ponselmu.” Aku mengambil ponselnya paksa dan mematikannya.
“Harusnya kau biarkan aku menyelesaikannya, sedikit lagi menang.” Dia juga penggila game. Aku tidak mempedulikan gerutuannya, membalikkan tubuhku membelakanginya dan memutuskan untuk tidur.
“Kita tidak akan bertemu selama seminggu dan sekarang kau malah membuatku kesal.”
“Terserah, aku mengantuk, dan hari ini cukup melelahkan walaupun tak melakukan apapun. Aku ingin tidur, besok aku tak akan membangunkanmu kalau kau kesiangan,” desisku pelan.
Lama tak terdengar apa pun dari Jung hingga dia melingkarkan tangannya di belakangku, dan jatuh tertidur. []




Yoora :)

Euna

Jin Hwa

My Kookie :*






2 komentar:

  1. Tumben pendek gini? Tapi biarlah~ aku masih kepoo~ kenapa euna kejam begitu~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bab ini emang pendek wkwkwkkwk.. tunggu kelanjutannya ya chingu😚

      Hapus