Title : Dark
Princess
Author : Valleria Russel/Heni Kurniyasari
Cast : -
Kim Yoon Hye as Kang Yoonhye
-
Jeon
Jungkook as himself
-
Park
Seul as Lee Thalia
-
Kim
Yoo Jung as Kim Yoora
Genre : Fantasy, Drama, Alternate
Universe
Length : Oneshoot
Rated : Teens-15
WARNING!!
BAD WORDS, BAD PLOT!! MAAFKAN UNTUK TYPOS YANG BERTEBARAN DI SANA SINI YA :) MAKLUM.. SELAMAT MEMBACA :)
—Denyut-denyut
sihir yang bercampur dalam darahku meningkat begitu saja saat tangannya meremas
pinggangku. Sinyal-sinyal seduktif terpancar dari tubuhnya.
Jeon Jungkook. Nama itu
kembali melintas di pikiranku setelah dua puluh menit berlalu mendengar
penjelasan singkat tentang betapa mengagumkannya dia dari para pelayanku. Mata
cokelat gelap yang tajam, rambut hitam yang tertata dengan rapi, bibir seksi,
aura gelap misteriusnya, dan tubuh sempurnya. Mataku liar mengawasinya dari
sudut ruangan yang sesak di penuhi oleh tamu ayah dan ibuku. Ah betapa bodohnya aku selama ini karena
tidak mengetahui tentang eksistensi makhluk bak malaikat itu.
Sekarang aku bisa
membuktikan perkataan para pelayanku tadi jika sosok pangeran dari keturunan
bangsawan Jeon memang sangatlah rupawan. Selama ini yang selalu jadi
perhatianku adalah pangeran dari keturunan bangsawan Kim. Kim Taehyung adalah
sosok pria dengan sejuta pesona. Dia juga mudah dirayu, aku senang sekali jika
dia mulai terpengaruh sihirku. Dia tidak akan berpaling dariku.
Ah
aku lupa mengenalkan diriku, aku adalah Kang Yoonhye. Putri dari keturunan
Kang. Kerajaan yang didirikan oleh nenek moyang kami ini adalah kerajaan
terkuat yang memimpin dunia sihir. Aku adalah pewaris tahta ayahku. Selain
keluarga Kang yang memimpin semua golongan penyihir di negeri ini, keluarga
Kang juga memiliki sihir yang tidak pernah dimiliki oleh kalangan lain,
kekuatan ini dikhususkan untuk para wanita dari keturunan murni. Nenekku
mendapatkan kekuatan ini ketika dia melakukan perjalanan waktu, katanya
kekuatan ini hanya akan diturunkan ke keturunannya yang perempuan, maka aku
mendapatkannya.
Sangat sederhana, tapi
menakjubkan. Aku bisa mendapatkan apapun yang kuinginkan. Lebih tepatnya, aku
hanya tinggal menunjuk siapa yang ingin kujadikan bonekaku maka dia akan
langsung menjadi budakku. Sangat menyenangkan. Aku sudah sering mencobanya
selama ini, dan kekuatanku itu juga kugunakan untuk mendapatkan perhatian
Taehyung si pangeran penuh pesona itu. Dan boom!!!
Sudah banyak sekali
pangeran yang kukerjai dengan kekuatan rahasia itu dan itu belum pernah gagal.
Malam ini, ketika para pelayan menghiasku, mereka menceritakan tentang tamu
kehormatan ayah malam ini. Saat itulah rasa penasaranku terusik. Begitu aku
melihat langsung ternyata semua yang dikatakan oleh para pelayan itu adalah
sebuah kebenaran. Pangeran dari keturunan Jeon adalah sosok yang luar biasa dan
aku sudah memutuskan jika aku akan memilikinya juga.
Lagipula, aku sudah
bosan dengan pria-pria yang kukencani selama ini. Aku ingin nuansa baru dan
Jeon Jungkook adalah sasaranku selanjutnya.
“Matamu bisa keluar
jika kau terus memperhatikan cowok
itu sedemikian rupa, Yoonhye.”
Mataku mengerjap saat
suara cempreng milik Thalia berdengung di dekat telingaku. Aku menatapnya
tajam. “Apa kau tidak tahu jika aku tidak senang jika ada orang yang berani
mengganggu kegiatanku?” desisku tajam.
Gadis itu bergidik tak
acuh. “Aku tahu kau tidak suka diganggu jika sedang memperhatikan mangsamu, My
Mistress. Aku hanya ingin memberitahumu jika pria yang sedari tadi kau
perhatikan tanpa berkedip itu akan menikah besok lusa dengan putri dari
keturunan bangsawan Kim, adiknya mantan pacarmu Taehyung, Kim Yoora,” bisiknya.
Mendadak kemarahan
melingkupiku saat mendengar berita baru ini. Tidak, Thalia tahu aku adalah
penyihir yang tidak memiliki sedikitpun rasa humor jadi dia tidak mungkin
berani membuat lelucon denganku.
“Apa maksudmu, Lee
Thalia!”
“A a, jangan cepat
terpancing emosi, My Mistress. Aku juga baru tahu tentang itu, jika Lord Jeon
dari Hunterland sudah merencanakan pesta pernikahan paling megah untuk putranya
Jeon Jungkook dengan putri Yoora, bahkan keluargamu dan keluargaku menjadi tamu
kehormatan di sana, Yoonhye.”
Tanganku menggenggam
kuat gelas berisikan wine ini dan
lantas gelas itu pecah membuat beberapa pecahannya menusuk telapak tanganku.
Tidak! Tidak ada yang boleh memiliki Jeon Jungkook selain aku. Tidak ada! Aku
akan membuat perhitungan dengan Lord Jeon dan pertolongan ayahku akan sangat
kubutuhkan. Ya, aku tidak akan membiarkan adik Taehyung yang cupu itu merebut
pria yang kuinginkan.
“Apa yang sedang kau pikirkan, Yoonhye? Jangan
katakan jika kau sedang menyusun rencana untuk menggagalkan pernikahan mereka!
Jangan gila, Yoonhye. Kau bisa merusak persahabatan antar keluarga jika kau
melakukannya,” jelas Thalia.
Senyuman miring muncul
dibibirku begitu saja, aku berbalik menghadap gadis yang sudah sejak kecil
menjadi temanku. Aneh, sampai saat ini aku juga masih bingung kenapa dia mau
berteman denganku karena dia tahu semua tentang keburukanku, kebiasaanku
memanfaatkan orang lain, kebiasaanku membunuh, kebiasaanku menggunakan sihir
keburuntungan itu untuk mendapatkan apapun yang kumau dan masih banyak lagi
keburukanku yang lain.
“Kau sudah mengenalku
dengan baikkan, Thalia. Aku tidak akan membiarkan siapapun menghalangi jalanku
untuk mendapatkan apa yang kuinginkan,” desisku tajam.
“Yoonhye, yang harus
kau tahu adalah putri Yoora dan pangeran Jungkook saling mencintai. Kau tidak
bisa menghancurkan hubungan mereka begitu saja menjelang hari pernikahan.”
Gadis ini menatapku
dengan tatapan memperingatkan, tapi yang lakukan adalah terkekeh melihat tingkahnya.
“Dan kau tahu apa? Aku tidak peduli tentang betapa mereka saling mencintai,
yang kupedulikan adalah Jeon Jungkook harus menjadi milikku, bukan Kim Yoora.”
Kembali aku
memperhatikan pria itu yang kini sedang mengobrol dengan Park Jimin, salah satu
dari sekian banyak pangeran yang takluk padaku. Aku bahkan sudah lupa jumlah
pria yang kukencani selama ini.
Eksistensiku sudah diketahui
oleh kaum penyihir dari belahan dunia manapun karena statusku sebagai pewaris
tahta kerajaan terkuat dan juga pesona kecantikanku dan daya tarikku membuat
banyak pria baik dari kalangan bangsawan dan dari kalangan rendah memujaku.
“Aku sudah
memperingatkanmu, Yoonhye. Sisanya, terserah padamu,” ujar Thalia sebelum
melenggang pergi meninggalkanku.
Sebentar lagi adalah
waktunya berdansa. Aku selalu menjadi pedansa pertama setiap tahunnya dengan
pasangan yang dipilihkan oleh ayah dan ibuku. Aku harap kali ini pria itu
menjadi pasangan dansaku.
“Yoonhye, naiklah ke
lantai atas. Nanti kau akan turun dengan Thalia karena dansa baru akan dimulai
setelah kau membuka acaranya.” Wanita cantik yang berstatuskan sebagai ibuku
kini tersenyum lembut padaku.
Aku tidak tahu darimana
aku mendapatkan sifat seperti ini, mungkinkah jika aku bukan putri kandung
ibuku karena dia sangat lembut dan penuh kasih sayang sedang aku adalah
kebalikannya. Tidak ada sedikitpun kasih sayang di diriku, yang ada hanyalah
nafsu belaka.
“Tentu, ibu. Aku sudah
mengerti peraturannya,” desisku.
Wanita itu
meninggalkanku dan aku merapal mantra untuk kembali ke kamarku di lantai atas.
Mataku menatap cermin
kecil yang selama ini menjadi tempatku melihat apa yang terjadi di luarsana,
tidak ada yang tahu tentang cermin ini karena aku menemukannya di perpustakaan
ayahku ketika aku diam-diam menyelinap karena iseng. Sesekali aku memperhatikan
keluar istana, banyak prajurit yang sedang berlatih sihir dan bertempur.
Kendaraan di dunia kami adalah naga terbang dan pegasus. Tidak ada sapu
terbang. Jangan konyol, sapu terbang hanya ada di dunia khayal yang lalu dikaitkan
ke dunia sihir yang pada kenyataannya di dunia kami ini tidak pernah ada yang
namanya sapu terbang.
Ada banyak naga dan
pegasus yang berkeliaran di langit berwarna kemerahan itu. Dunia ini tidak
memiliki warna gelap di langit ketika malam tiba, jika siang telah usai yang
tersisa adalah langit berwarna kemerahan itu.
Aku memutuskan untuk
merapal mantra dan cermin yang kugenggam ini mengeluarkan cahaya hijau terang
sebelum akhirnya menampilan sesuatu yang ingin kulihat. Wajah seorang gadis
yang kukenal muncul di sana, dia tengah tersenyum dengan bahagia.
“Kenapa Anda tidak ikut
datang kepesta, My Mistress? Pangeran pasti sangat kesepian tanpa Anda.”
Gadis itu terkikik
mendengar ucapan pelayannya. “Aku tidak ingin pergi kesana karena kak Taehyung
melarangku untuk pergi, katanya pengantin wanita dilarang untuk bertemu dengan
pengantin prianya sampai waktu pernikahan nanti.”
“Ya ampun, My Mistress.
Darimana datangnya peraturan konyol macam itu. Pangeran memang berlebihan.”
Gadis itu terkikik
dengan binar bahagia di wajahnya. Dengan cepat aku merapal mantra lagi dan
pemandangan di cermin itu lenyap begitu saja.
Raungan marah keluar
dari mulutku begitu saja, asap mengepul di atas kepalaku, tanganku terarah ke
cermin riasku, telapak tanganku yang terbuka menutup perlahan dibarengi dengan
cermin riasku yang mulai retak-retak dan hancur menjadi serpihan-serpihan kecil
yang berhamburan di lantai kamarku ketika aku menutup telapak tanganku dengan
keras.
Gadis itu tidak akan
pernah memiliki Jungkook-ku. Pria itu sudah menjadi obsesiku sejak aku
melihatnya beberapa menit yang lalu. Tidak ada yang bisa memilikinya selain
aku. Kim Taehyung, maafkan aku, aku harus melenyapkan adik kesayanganmu itu
untuk selama-lamanya.
Senyum miring mencongak
tersungging di wajahku. Kita lihat saja! Selamat menikmati detik-detik
kebahagiaanmu, Kim Yoora.
Thalia membuka pintu
kamarku dan mengangguk padaku karena sekarang adalah saatnya untuk dansa
pertama. Kita akan lihat pria mana yang memiliki keburuntungan bisa berdansa
denganku malam ini.
“Apa yang kau lakukan
pada kaca riasmu, Yoonhye?”
Aku menggidikkan bahuku
tak acuh. Kami menuruni tangga melingkar ini dengan senyuman paling mempesona
yang kumiliki.
Semua tamu menatapku
dengan tatapan terkesima. Kakiku melangkah turun dengan anggun, kepalaku
terangkat. Dari sini aku bisa melihat tatapan beku pria yang sejak dua puluh
menit yang lalu menjadi obsesi baruku. Tatapannya tidak pernah meninggalkan
mataku, mendadak aku merasa terkunci padanya, tiba-tiba saja aku tidak lagi
bisa mengalihkan tatapanku darinya.
Jeon Jungkook berjalan
dengan anggun menuju kearahku begitu aku tiba diakhir tangga. Gaun ungu muda
yang melekat sempurna ditubuhku mengembang dengan sempurna, aku sedikit
mengangkatnya dan menurunkan kakiku ke lantai dansa. Jungkook berlutut di
hadapanku, aku menerima uluran tangannya. Dia mengecup punggung tanganku dan
menghelaku dengan lembut menuju ke tengah-tengah ballroom istana.
Matanya masih
mengunciku dengan posesif. Aku belum merapalkan mantraku untuk mengikatnya, tapi
dia terlihat sangat terpesona padaku.
Salah satu tangannya
merangkul pinggangku, dan tangannya yang lain menggenggam tanganku. Tanganku
menyentuh pundak kekarnya dan sesuatu yang asing masuk ke tubuhku seperti
struman listrik. Hembusan napas mint-nya menerpa wajahku dengan lembut. Musik
dansa mengalun dengan lembut. Aku merasakan ratusan pasang mata mengawasi kami
berdua.
Jantungku
berdegub-degub dengan kencang, ada sesuatu yang ikut mengalir di aliran
darahku, menyengatku dan seketika membuatku lemas. Mataku tidak pernah
meninggalkan matanya. Tubuhnya membimbingku bergerak mengikuti musik dansanya.
Untuk yang pertama
kalinya aku merasa kehilangan semua kemampuan berdansa terbaikku. Aku seperti
merasa jika ini adalah dansa pertama yang pernah terjadi di hidupku. Ya ampun,
bagaimana bisa makhluk ini merenggut segala perhatianku begitu saja? Bagaimana
bisa dia begitu mempesonaku?
Setelah dua menit aku
dan pangeran Jungkook berdansa, pasangan-pasangan lain mulai ikut bergabung
dengan kami memenuhi lantai ballroom istana ayahku.
“Jadi, Kang Yoonhye,
senang bisa mendapat kehormatan ini,” bisiknya di depan wajahku. Mendadak
perhatianku teralih dari matanya menuju bibir merah mudanya yang indah. Lalu
kembali menatap mata penuh misteri itu.
Denyut-denyut sihir
yang bercampur dalam darahku meningkat begitu saja saat tangannya meremas
pinggangku. Sinyal-sinyal seduktif terpancar dari tubuhnya.
“Tidak, My Lord, akulah
yang merasa tersanjung karena kau mau membuang waktu berhargamu untuk berdansa
denganku,” desisku. Senyuman manis terukir di wajahku.
Dulu ada seorang
pelayan yang mengatakan jika sekalipun aku tersenyum dengan manis, aura seram
tetap melingkupiku jadi senyuman manisku itu terlihat menyeramkan sekaligus
ikut memancarkan pesona kecantikanku. Kombinasi yang berbahaya, tapi aku harus
bangga untuk itu.
“Aku harus mengatakan
ini, My Mistress. Kau terlihat cantik malam ini,” balasnya.
Senyumanku muncul lagi,
mataku tidak pernah beralih meninggalkan matanya lagi. “Terima kasih, My Lord.
Tapi aku sarankan padamu, jangan memujiku seperti itu, aku tidak enak pada
calon ratumu nanti.”
Senyuman miring
tersungging di wajahnya. “Aku tidak akan pernah berpaling darinya, Yoonhye. Aku
sangat menikmati dansa bersamamu, tapi untuk hatiku dia akan tetap berada di
genggaman calon ratuku itu,” ujarnya.
Mataku menggelap
seketika, senyuman hilang dari wajahku digantikan dengan wajah dinginku.
“Senang mendengarnya,
My Lord. Aku akan jadi orang pertama yang mengucapkan selamat untuk
pernikahanmu dan hadiahku akan menyusul nanti,” bisikku.
Pria ini masih menatap
mataku seolah mencari-cari sesuatu. Kau tidak akan menemukan apapun di sana
selain kekosongan, Jeon Jungkook. Segala hal tentang diriku, hanya aku yang
tahu dan Thalia dan kedua orangtuaku. Aku akan jadi ratu pertama yang memimpin
dunia sihir setelah kematian nenekku di era lama berabad-abad lalu sebentar
lagi karena aku adalah gadis berdarah dingin, yang tidak akan pernah merasa
bersalah karena sudah membunuh orang, tidak akan takut pada apapun, kejam,
tidak punya hati, tidak punya perasaan-perasaan sentimentil bodoh seperti yang
kau rasakan pada calon ratumu yang lembek itu. Aku bahkan yakin sekali bisa
membunuhnya tanpa harus menggunakan banyak tenaga.
Mendadak dia mendekatkan wajahnya padaku,
hingga jarak yang memisahkan kami saat ini benar-benar setipis kertas. “Aku
sudah mendengar banyak hal tentangmu, My Mistress. Kecantikanmu, pesonamu, dan betapa
misteriusnya dirimu. Aku bahkan tidak bisa menemukan apapun di matamu sejak
tadi. Bagaimana kau bisa melakukannya?”
Aku tersenyum miring
padanya, benar-benar menikmati kedekatan ini dengannya karena efeknya sangat
luar biasa, denyut sihir mengalir keras dalam darahku, jantungku berpacu dan
itu adalah perasaan yang membuatku senang. “Apa yang dapat kau simpulkan
tentang diriku melalui pendengaranmu, My Lord,” bisikku seksi padanya.
“Mungkin memang benar
jika tidak ada satupun pria yang mampu menolak pesonamu, My Mistress. Karena
kau bahkan ingin membuatku menculikmu malam ini dan menguncimu di bawahku
sepanjang malam,” bisiknya.
Ketika dia berbicara,
bibirnya menyentuh bibirku secara tidak sengaja. Tapi hal sekecil itu
memberikan efek luar biasa untukku.
“A a, jangan begitu, My
Lord. Aku tidak ingin mengkhianati adik mantan kekasihku yang besok lusa akan
menjadi ratumu.”
Dia menggeram pelan. “Aku
benar-benar ingin menciummu sekarang.”
Mau tidak mau senyuman
miring terukir di wajahku. “Jangan membuatku merasa menjadi jalang, My Lord.
Aku sangat menghormati putri Yoora.”
“Baiklah, kalau begitu
kurasa kita harus menyelesaikan acara dansa ini sekarang juga sebelum aku
meledak dan aku tidak akan membiarkanmu melarikan diri dariku.”
Pria ini melepaskan
pelukannya dariku dan menggenggam tanganku dengan lembut, mengantarkanku
kembali kepada orangtuaku.
“Terima kasih untuk
waktunya, Jungkook.” Ayahku tersenyum sopan pada Jungkook.
“Ini adalah sebuah
kehormatan untuk saya, Lord. Saya senang bisa berkenalan dengan putri Anda,”
ujarnya.
“Kementrian sudah
menerima undangan dari ayahmu dan mereka sudah menyetujui pestanya diadakan di
istana Kim besok lusa. Kami akan berangkat ke Winterland besok sore.” Ibuku
tersenyum dengan cantiknya.
“Terima kasih, Queen.
Saya senang semua orang tampak bersemangat untuk menyambut hari bahagiaku.
Kalau begitu saya permisi dulu.” Jungkook tersenyum tipis sebelum berjalan
pergi meninggalkan kami.
*****
“Aku tidak mau tahu
ayah, jika kau tidak ingin aku membunuh gadis itu malam ini juga maka
bagaimanapun caranya kau harus menggagalkan pernikahan Jungkook,” ujarku marah
pada ayahku.
Well
pesta sudah usai dua jam yang lalu, saat ini aku dan kedua orangtuaku sedang
ada di ruang sidang.
“Mana bisa seperti itu,
Yoonhye. Kau tidak bisa melakukannya.” Ibuku mencoba mendekatiku.
Aku mengangkat tanganku
untuk menghentikannya. “Jangan mendekat ibu. Aku bisa melakukan apapun yang
kumau. Jika kalian tidak bisa menolongku. Maka aku akan melakukannya dengan
caraku sendiri.”
“Yoonhye-ssi. Tolong jangan membuat kerajaan kita
malu,” ujar ayahku.
“Malu? Aku adalah
satu-satunya gadis yang akan menjadi pendamping pangeran Jungkook, bukan gadis
sial itu! Dan aku minta maaf jika aku telah membuat kalian malu karena sekeras
apapun kalian mencoba, itu tidak akan berguna, aku akan tetap menghabisi nyawa
gadis itu.”
Aku merapal mantra dan
lenyap dari ruang sidang begitu saja. Untuk yang pertama kalinya ayah dan ibu
tidak mau menolongku. Baiklah, kalau begitu aku akan melakukannya dengan caraku
sendiri. Tidak, aku tidak bisa menghilangkan bayangan Jungkook dari pikiranku.
Bahkan aroma napasnya serta rasa bibirnya masih meninggalkan bekas di diriku.
Aku memanggil pegasus
milikku, melompat dari jendela besar kamarku, naik ke punggungnya dan kuda ini
membawaku terbang. Aku akan ke Winterland malam ini untuk melenyapkan gadis
itu.
Pegasus milikku melesat
dengan cepat membawaku menuju pulau dipenuhi salju. Mengantarku langsung menuju
ke kamar Yoora. Aku melompat memasuki kamarnya dan menyuruh pegasusku untuk tetap
menunggu di sini.
Kemarahanku meningkat
menjadi berlipat-lipat saat melihat jika kamar ini sudah dihias dengan mawar
merah juga parfum yang membuatku muak. Merapal mantra kembali aku mengubah
wujudku berpenampilan seperti pelayan di kastilnya keluarga Kim.
Gadis itu tengah
tertidur dengan nyenyaknya. Kakiku melangkah mendekatinya dan lantas duduk di
sampingnya.
Dia tidak lebih cantik
dariku, dia lemah, cengeng, dan bodoh. Dia putri biasa, keanggunannya biasa
saja. Dia tidak pantas bersanding dengan Jungkook. Akulah yang seharusnya
bersanding dengan Jungkook bukan dia.
“Menikmati tidurmu, My
Mistress,” ujarku cukup keras untuk menyentak matanya terbuka.
Yoora melotot saat
melihat mata hitam pekatku di mana itu adalah tanda jika nafsu membunuhku
sedang ada di puncaknya sekarang.
“Kang Yoonhye. Apa yang
kau lakukan di kamarku?”
Suaranya bergetar
ketakutan. Aku tertawa keras, memecah sepi dan aku melihat tubuhnya bergidik
dengan ngeri.
“Apa yang kulakukan di
sini, Yoora? Bukankah aku sudah sering main ke kamarmu? Lalu kenapa kau
menanyakan hal seperti itu seolah-olah aku tidak diizinkan lagi untuk datang
kemari mengunjungimu,” desisku tajam.
“Tidak ada yang boleh
masuk ke kamarku sampai hari pernikahan tiba, Yoonhye.”
Darahku mendidih saat
mendengarnya menyebutkan tentang pernikahan itu. Aku berdiri dari dudukku dan
menatapnya tajam.
“Tidak akan pernah ada
pernikahan, Yoora. Kau tidak akan pernah menikah dengan pria yang hanya pantas
menjadi milikku.”
“Ap..apa maksudmu?”
Aku tertawa lagi. “Kau
tidak mengerti juga apa maksudku, gadis manis? Aku datang kemari untuk
membunuhmu tentu saja!”
Tanganku terkepal
diiringi dengan sendatan terkejutnya. Sinar ungu terang bercampur hijau muncul
di tanganku. Semua kekuatanku terkumpul di tanganku, ketika gadis itu ikut
merapal mantra, aku menyerangnya dengan semua kekuatan yang kumiliki.
Mantranya hanya mampu
menahan sedikit dari seranganku dan tubuhnya terkulai lemas diatas tempar tidur
dengan bilur-bilur keunguan akibat ulahku. Kebahagiaan memenuhi hatiku begitu
saja.
“Selamat tinggal,
Yoora.”
Aku melenggang
meninggalkan kamarnya. Sebelum pegasusku membawaku pergi, aku kembali merapal
mantra dan semua hiasan di kamar penganting itu hancur begitu saja. Gelak tawa
bahagiaku menembus langit kemerahan itu.
Hingga aku tiba di
istana ayah dengan selamat. Aku mengelus rambut lembut pegasusku sebelum
akhirnya dia terbang meninggalkanku.
Senyuman lebar
tersungging di wajahku. Betapa menyenangkannya sudah melakukan hobiku itu.
Membunuh adalah hobiku apalagi orang yang kubunuh itu membuat kemarahanku
meningkat luar biasa, maka efek bahagia yang kurasakan juga akan sangat luar
biasa.
“Jadi kau berhasil
dengan rencanamu, My Mistress.”
Tubuhku menegang saat
mendengar suara Jungkook. Berbalik aku mendapatinya berbaring di atas tempat
tidurku dengan nyaman.
“Lancang sekali, My
Lord. Aku tidak tahu jika kau akan repot-repot mengunjungiku seperti ini. Kau
harusnya melihat mayat calon ratumu sekarang. Jadilah kekasih yang baik.”
Aku tersenyum mencongak
dan ikut merebahkan tubuhku di sampingnya. “Untuk apa? Aku lebih memilih menghabiskan
waktu denganmu malam ini dibandingkan harus melihat gadis itu,” ujarnya.
Mau tidak mau senyuman
manis tersungging di wajahku. Dengan gerakan secepat kilat, aku berhasil naik
keatasnya, tangannya memeluk pinggangku dengan posesif.
“Jangan bermain-main
dengan iblis sepertiku, My Lord. Atau kau akan bernasip sama dengan gadis itu.”
“Aku sudah menyukaimu
sejak pertama melihatmu di hutan, My Mistress. Saat itu, aku melihatmu sedang
bertarung untuk menaklukan seekor naga yang belum jinak. Aku luar biasa kagum
melihat kemampuan bertarungmu. Thalia menceritakan tentang dirimu, jika kau
adalah calon Dark Queen setelah nenekmu. Nafsu membunuhmu, sihir rahasia, dan
segala hal mengerikan yang ada didirimu aku sudah mengetahuinya. Tapi karena
aku tidak sengaja membuat adik temanku hamil, mau tidak mau aku harus
menikahinya. Ternyata kau juga tertarik padaku dan justru membunuh gadis itu,
jadi aku tidak perlu repot-repot lagi untuk berpura-pura senang tentang pernikahan
itu,” jelasnya sambil sesekali mengecup bibirku.
Jantungku kembali
berdebar-debar. “Jadi kau berbohong padaku tentang perasaanmu pada gadis itu,
My Lord?”
“Itu adalah cara paling
ampuh untuk melihat jika kau juga tertarik padaku.”
Aku terkekeh pelan.
Menikmati belaian tangannya di tubuhku, pinggangku, lenganku, menyengati
leherku. Aku menurunkan lagi kepalaku dan balas menciumnya dengan gairah yang
meledak dari tubuhku begitu saja. Bibirnya begitu lembut, desah napasnya
memabukkan.
Dia benar-benar membuatku
mabuk. Nafsuku naik begitu cepat hingga tanpa sadar aku sudah merobek
pakaiannya, menyentuh dada bidangnya yang indah.
Dia mengerang dibawah
sentuhanku dan dalam sekejab tubuhnya sudah ada di atasku, menciumku dengan
kasar. Lidahnya melilit lidahku, tangannya ada di mana-mana. Pahaku,
pinggangku, kakiku, payudaraku, leherku.
Aku mendorongnya pelan
saat merasakan nafsunya sudah ada diubun-ubun, bahkan bagian bawahnya yang
mengeras itu menusuk-nusuk selangkanganku dan membuatku mengerang pelan.
“Kenapa kau
menghentikanku?”
“Aku tidak akan
membiarkanmu menyentuhku lebih dari ini, My Lord. Sebelum kau membereskan
masalah pernikahan bodohmu itu dan mengatakan pada keluargamu juga keluargaku
jika kau akan meminangku.”
“Kau mau membuatku gila
ya, Yoonhye,” desisnya sambil menekan lagi bagian bawahnya ke selangkanganku.
“Aku sangat menikmati
wajah frustasimu itu, My Lord.”
Aku tertawa saat dia
menenggelamkan kepalanya di leherku bernapas di sana, memberi kecupan-kecupan
kecil di sepangang pundak dan leherku lalu dibelakang telingaku.
Aku membiarkannya saat
dia menurunkan gaunku dengan mudah menggunakan sihirnya dan membuatku hanya
mengenakan korset juga celana dalam. Memeluknya dengan erat dan menikmati
keintiman kami.
“Jika perlu aku akan
menikahimu besok atau sekarang juga, My Mistress,” ujarnya di telingaku.
Aku terkikik. “Kau
harus berpura-pura berkabung untuk meninggalnya kekasih hatimu itu, My Lord.”
“Kau adalah kekasih
hatiku, bukan dia.” Dia menciumku sekali lagi dan kami jatuh tertidur begitu saja.
Tidak ada yang pantas
bersanding denganmu selain aku Jungkook. Kau akan selamanya menjadi milikku,
milik Kang Yoonhye.
TAMAT~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar