Sabtu, 03 Oktober 2015

DARK PRINCESS (ONESHOOT)

Title                : Dark Princess
Author            : Valleria Russel/Heni Kurniyasari
Cast                : -   Kim Yoon Hye as Kang Yoonhye
-          Jeon Jungkook as himself
-          Park Seul as Lee Thalia
-          Kim Yoo Jung as Kim Yoora
Genre             : Fantasy, Drama, Alternate Universe
Length            : Oneshoot
Rated              : Teens-15
WARNING!!
BAD WORDS, BAD PLOT!! MAAFKAN UNTUK TYPOS YANG BERTEBARAN DI SANA SINI YA :) MAKLUM.. SELAMAT MEMBACA :)



—Denyut-denyut sihir yang bercampur dalam darahku meningkat begitu saja saat tangannya meremas pinggangku. Sinyal-sinyal seduktif terpancar dari tubuhnya.








Jeon Jungkook. Nama itu kembali melintas di pikiranku setelah dua puluh menit berlalu mendengar penjelasan singkat tentang betapa mengagumkannya dia dari para pelayanku. Mata cokelat gelap yang tajam, rambut hitam yang tertata dengan rapi, bibir seksi, aura gelap misteriusnya, dan tubuh sempurnya. Mataku liar mengawasinya dari sudut ruangan yang sesak di penuhi oleh tamu ayah dan ibuku. Ah betapa bodohnya aku selama ini karena tidak mengetahui tentang eksistensi makhluk bak malaikat itu.
Sekarang aku bisa membuktikan perkataan para pelayanku tadi jika sosok pangeran dari keturunan bangsawan Jeon memang sangatlah rupawan. Selama ini yang selalu jadi perhatianku adalah pangeran dari keturunan bangsawan Kim. Kim Taehyung adalah sosok pria dengan sejuta pesona. Dia juga mudah dirayu, aku senang sekali jika dia mulai terpengaruh sihirku. Dia tidak akan berpaling dariku.
Ah aku lupa mengenalkan diriku, aku adalah Kang Yoonhye. Putri dari keturunan Kang. Kerajaan yang didirikan oleh nenek moyang kami ini adalah kerajaan terkuat yang memimpin dunia sihir. Aku adalah pewaris tahta ayahku. Selain keluarga Kang yang memimpin semua golongan penyihir di negeri ini, keluarga Kang juga memiliki sihir yang tidak pernah dimiliki oleh kalangan lain, kekuatan ini dikhususkan untuk para wanita dari keturunan murni. Nenekku mendapatkan kekuatan ini ketika dia melakukan perjalanan waktu, katanya kekuatan ini hanya akan diturunkan ke keturunannya yang perempuan, maka aku mendapatkannya.
Sangat sederhana, tapi menakjubkan. Aku bisa mendapatkan apapun yang kuinginkan. Lebih tepatnya, aku hanya tinggal menunjuk siapa yang ingin kujadikan bonekaku maka dia akan langsung menjadi budakku. Sangat menyenangkan. Aku sudah sering mencobanya selama ini, dan kekuatanku itu juga kugunakan untuk mendapatkan perhatian Taehyung si pangeran penuh pesona itu. Dan boom!!!
Sudah banyak sekali pangeran yang kukerjai dengan kekuatan rahasia itu dan itu belum pernah gagal. Malam ini, ketika para pelayan menghiasku, mereka menceritakan tentang tamu kehormatan ayah malam ini. Saat itulah rasa penasaranku terusik. Begitu aku melihat langsung ternyata semua yang dikatakan oleh para pelayan itu adalah sebuah kebenaran. Pangeran dari keturunan Jeon adalah sosok yang luar biasa dan aku sudah memutuskan jika aku akan memilikinya juga.
Lagipula, aku sudah bosan dengan pria-pria yang kukencani selama ini. Aku ingin nuansa baru dan Jeon Jungkook adalah sasaranku selanjutnya.
“Matamu bisa keluar jika kau terus memperhatikan cowok itu sedemikian rupa, Yoonhye.”
Mataku mengerjap saat suara cempreng milik Thalia berdengung di dekat telingaku. Aku menatapnya tajam. “Apa kau tidak tahu jika aku tidak senang jika ada orang yang berani mengganggu kegiatanku?” desisku tajam.
Gadis itu bergidik tak acuh. “Aku tahu kau tidak suka diganggu jika sedang memperhatikan mangsamu, My Mistress. Aku hanya ingin memberitahumu jika pria yang sedari tadi kau perhatikan tanpa berkedip itu akan menikah besok lusa dengan putri dari keturunan bangsawan Kim, adiknya mantan pacarmu Taehyung, Kim Yoora,” bisiknya.
Mendadak kemarahan melingkupiku saat mendengar berita baru ini. Tidak, Thalia tahu aku adalah penyihir yang tidak memiliki sedikitpun rasa humor jadi dia tidak mungkin berani membuat lelucon denganku.
“Apa maksudmu, Lee Thalia!”
“A a, jangan cepat terpancing emosi, My Mistress. Aku juga baru tahu tentang itu, jika Lord Jeon dari Hunterland sudah merencanakan pesta pernikahan paling megah untuk putranya Jeon Jungkook dengan putri Yoora, bahkan keluargamu dan keluargaku menjadi tamu kehormatan di sana, Yoonhye.”
Tanganku menggenggam kuat gelas berisikan wine ini dan lantas gelas itu pecah membuat beberapa pecahannya menusuk telapak tanganku. Tidak! Tidak ada yang boleh memiliki Jeon Jungkook selain aku. Tidak ada! Aku akan membuat perhitungan dengan Lord Jeon dan pertolongan ayahku akan sangat kubutuhkan. Ya, aku tidak akan membiarkan adik Taehyung yang cupu itu merebut pria yang kuinginkan.
 “Apa yang sedang kau pikirkan, Yoonhye? Jangan katakan jika kau sedang menyusun rencana untuk menggagalkan pernikahan mereka! Jangan gila, Yoonhye. Kau bisa merusak persahabatan antar keluarga jika kau melakukannya,” jelas Thalia.
Senyuman miring muncul dibibirku begitu saja, aku berbalik menghadap gadis yang sudah sejak kecil menjadi temanku. Aneh, sampai saat ini aku juga masih bingung kenapa dia mau berteman denganku karena dia tahu semua tentang keburukanku, kebiasaanku memanfaatkan orang lain, kebiasaanku membunuh, kebiasaanku menggunakan sihir keburuntungan itu untuk mendapatkan apapun yang kumau dan masih banyak lagi keburukanku yang lain.
“Kau sudah mengenalku dengan baikkan, Thalia. Aku tidak akan membiarkan siapapun menghalangi jalanku untuk mendapatkan apa yang kuinginkan,” desisku tajam.
“Yoonhye, yang harus kau tahu adalah putri Yoora dan pangeran Jungkook saling mencintai. Kau tidak bisa menghancurkan hubungan mereka begitu saja menjelang hari pernikahan.”
Gadis ini menatapku dengan tatapan memperingatkan, tapi yang lakukan adalah terkekeh melihat tingkahnya. “Dan kau tahu apa? Aku tidak peduli tentang betapa mereka saling mencintai, yang kupedulikan adalah Jeon Jungkook harus menjadi milikku, bukan Kim Yoora.”
Kembali aku memperhatikan pria itu yang kini sedang mengobrol dengan Park Jimin, salah satu dari sekian banyak pangeran yang takluk padaku. Aku bahkan sudah lupa jumlah pria yang kukencani selama ini.
Eksistensiku sudah diketahui oleh kaum penyihir dari belahan dunia manapun karena statusku sebagai pewaris tahta kerajaan terkuat dan juga pesona kecantikanku dan daya tarikku membuat banyak pria baik dari kalangan bangsawan dan dari kalangan rendah memujaku.
“Aku sudah memperingatkanmu, Yoonhye. Sisanya, terserah padamu,” ujar Thalia sebelum melenggang pergi meninggalkanku.
Sebentar lagi adalah waktunya berdansa. Aku selalu menjadi pedansa pertama setiap tahunnya dengan pasangan yang dipilihkan oleh ayah dan ibuku. Aku harap kali ini pria itu menjadi pasangan dansaku.
“Yoonhye, naiklah ke lantai atas. Nanti kau akan turun dengan Thalia karena dansa baru akan dimulai setelah kau membuka acaranya.” Wanita cantik yang berstatuskan sebagai ibuku kini tersenyum lembut padaku.
Aku tidak tahu darimana aku mendapatkan sifat seperti ini, mungkinkah jika aku bukan putri kandung ibuku karena dia sangat lembut dan penuh kasih sayang sedang aku adalah kebalikannya. Tidak ada sedikitpun kasih sayang di diriku, yang ada hanyalah nafsu belaka.
“Tentu, ibu. Aku sudah mengerti peraturannya,” desisku.
Wanita itu meninggalkanku dan aku merapal mantra untuk kembali ke kamarku di lantai atas.

Mataku menatap cermin kecil yang selama ini menjadi tempatku melihat apa yang terjadi di luarsana, tidak ada yang tahu tentang cermin ini karena aku menemukannya di perpustakaan ayahku ketika aku diam-diam menyelinap karena iseng. Sesekali aku memperhatikan keluar istana, banyak prajurit yang sedang berlatih sihir dan bertempur. Kendaraan di dunia kami adalah naga terbang dan pegasus. Tidak ada sapu terbang. Jangan konyol, sapu terbang hanya ada di dunia khayal yang lalu dikaitkan ke dunia sihir yang pada kenyataannya di dunia kami ini tidak pernah ada yang namanya sapu terbang.
Ada banyak naga dan pegasus yang berkeliaran di langit berwarna kemerahan itu. Dunia ini tidak memiliki warna gelap di langit ketika malam tiba, jika siang telah usai yang tersisa adalah langit berwarna kemerahan itu.
Aku memutuskan untuk merapal mantra dan cermin yang kugenggam ini mengeluarkan cahaya hijau terang sebelum akhirnya menampilan sesuatu yang ingin kulihat. Wajah seorang gadis yang kukenal muncul di sana, dia tengah tersenyum dengan bahagia.
“Kenapa Anda tidak ikut datang kepesta, My Mistress? Pangeran pasti sangat kesepian tanpa Anda.”
Gadis itu terkikik mendengar ucapan pelayannya. “Aku tidak ingin pergi kesana karena kak Taehyung melarangku untuk pergi, katanya pengantin wanita dilarang untuk bertemu dengan pengantin prianya sampai waktu pernikahan nanti.”
“Ya ampun, My Mistress. Darimana datangnya peraturan konyol macam itu. Pangeran memang berlebihan.”
Gadis itu terkikik dengan binar bahagia di wajahnya. Dengan cepat aku merapal mantra lagi dan pemandangan di cermin itu lenyap begitu saja.
Raungan marah keluar dari mulutku begitu saja, asap mengepul di atas kepalaku, tanganku terarah ke cermin riasku, telapak tanganku yang terbuka menutup perlahan dibarengi dengan cermin riasku yang mulai retak-retak dan hancur menjadi serpihan-serpihan kecil yang berhamburan di lantai kamarku ketika aku menutup telapak tanganku dengan keras.
Gadis itu tidak akan pernah memiliki Jungkook-ku. Pria itu sudah menjadi obsesiku sejak aku melihatnya beberapa menit yang lalu. Tidak ada yang bisa memilikinya selain aku. Kim Taehyung, maafkan aku, aku harus melenyapkan adik kesayanganmu itu untuk selama-lamanya.
Senyum miring mencongak tersungging di wajahku. Kita lihat saja! Selamat menikmati detik-detik kebahagiaanmu, Kim Yoora.
Thalia membuka pintu kamarku dan mengangguk padaku karena sekarang adalah saatnya untuk dansa pertama. Kita akan lihat pria mana yang memiliki keburuntungan bisa berdansa denganku malam ini.
“Apa yang kau lakukan pada kaca riasmu, Yoonhye?”
Aku menggidikkan bahuku tak acuh. Kami menuruni tangga melingkar ini dengan senyuman paling mempesona yang kumiliki.
Semua tamu menatapku dengan tatapan terkesima. Kakiku melangkah turun dengan anggun, kepalaku terangkat. Dari sini aku bisa melihat tatapan beku pria yang sejak dua puluh menit yang lalu menjadi obsesi baruku. Tatapannya tidak pernah meninggalkan mataku, mendadak aku merasa terkunci padanya, tiba-tiba saja aku tidak lagi bisa mengalihkan tatapanku darinya.
Jeon Jungkook berjalan dengan anggun menuju kearahku begitu aku tiba diakhir tangga. Gaun ungu muda yang melekat sempurna ditubuhku mengembang dengan sempurna, aku sedikit mengangkatnya dan menurunkan kakiku ke lantai dansa. Jungkook berlutut di hadapanku, aku menerima uluran tangannya. Dia mengecup punggung tanganku dan menghelaku dengan lembut menuju ke tengah-tengah ballroom istana.
Matanya masih mengunciku dengan posesif. Aku belum merapalkan mantraku untuk mengikatnya, tapi dia terlihat sangat terpesona padaku.
Salah satu tangannya merangkul pinggangku, dan tangannya yang lain menggenggam tanganku. Tanganku menyentuh pundak kekarnya dan sesuatu yang asing masuk ke tubuhku seperti struman listrik. Hembusan napas mint-nya menerpa wajahku dengan lembut. Musik dansa mengalun dengan lembut. Aku merasakan ratusan pasang mata mengawasi kami berdua.
Jantungku berdegub-degub dengan kencang, ada sesuatu yang ikut mengalir di aliran darahku, menyengatku dan seketika membuatku lemas. Mataku tidak pernah meninggalkan matanya. Tubuhnya membimbingku bergerak mengikuti musik dansanya.
Untuk yang pertama kalinya aku merasa kehilangan semua kemampuan berdansa terbaikku. Aku seperti merasa jika ini adalah dansa pertama yang pernah terjadi di hidupku. Ya ampun, bagaimana bisa makhluk ini merenggut segala perhatianku begitu saja? Bagaimana bisa dia begitu mempesonaku?
Setelah dua menit aku dan pangeran Jungkook berdansa, pasangan-pasangan lain mulai ikut bergabung dengan kami memenuhi lantai ballroom istana ayahku.
“Jadi, Kang Yoonhye, senang bisa mendapat kehormatan ini,” bisiknya di depan wajahku. Mendadak perhatianku teralih dari matanya menuju bibir merah mudanya yang indah. Lalu kembali menatap mata penuh misteri itu.
Denyut-denyut sihir yang bercampur dalam darahku meningkat begitu saja saat tangannya meremas pinggangku. Sinyal-sinyal seduktif terpancar dari tubuhnya.
“Tidak, My Lord, akulah yang merasa tersanjung karena kau mau membuang waktu berhargamu untuk berdansa denganku,” desisku. Senyuman manis terukir di wajahku.
Dulu ada seorang pelayan yang mengatakan jika sekalipun aku tersenyum dengan manis, aura seram tetap melingkupiku jadi senyuman manisku itu terlihat menyeramkan sekaligus ikut memancarkan pesona kecantikanku. Kombinasi yang berbahaya, tapi aku harus bangga untuk itu.
“Aku harus mengatakan ini, My Mistress. Kau terlihat cantik malam ini,” balasnya.
Senyumanku muncul lagi, mataku tidak pernah beralih meninggalkan matanya lagi. “Terima kasih, My Lord. Tapi aku sarankan padamu, jangan memujiku seperti itu, aku tidak enak pada calon ratumu nanti.”
Senyuman miring tersungging di wajahnya. “Aku tidak akan pernah berpaling darinya, Yoonhye. Aku sangat menikmati dansa bersamamu, tapi untuk hatiku dia akan tetap berada di genggaman calon ratuku itu,” ujarnya.
Mataku menggelap seketika, senyuman hilang dari wajahku digantikan dengan wajah dinginku.
“Senang mendengarnya, My Lord. Aku akan jadi orang pertama yang mengucapkan selamat untuk pernikahanmu dan hadiahku akan menyusul nanti,” bisikku.
Pria ini masih menatap mataku seolah mencari-cari sesuatu. Kau tidak akan menemukan apapun di sana selain kekosongan, Jeon Jungkook. Segala hal tentang diriku, hanya aku yang tahu dan Thalia dan kedua orangtuaku. Aku akan jadi ratu pertama yang memimpin dunia sihir setelah kematian nenekku di era lama berabad-abad lalu sebentar lagi karena aku adalah gadis berdarah dingin, yang tidak akan pernah merasa bersalah karena sudah membunuh orang, tidak akan takut pada apapun, kejam, tidak punya hati, tidak punya perasaan-perasaan sentimentil bodoh seperti yang kau rasakan pada calon ratumu yang lembek itu. Aku bahkan yakin sekali bisa membunuhnya tanpa harus menggunakan banyak tenaga.
 Mendadak dia mendekatkan wajahnya padaku, hingga jarak yang memisahkan kami saat ini benar-benar setipis kertas. “Aku sudah mendengar banyak hal tentangmu, My Mistress. Kecantikanmu, pesonamu, dan betapa misteriusnya dirimu. Aku bahkan tidak bisa menemukan apapun di matamu sejak tadi. Bagaimana kau bisa melakukannya?”
Aku tersenyum miring padanya, benar-benar menikmati kedekatan ini dengannya karena efeknya sangat luar biasa, denyut sihir mengalir keras dalam darahku, jantungku berpacu dan itu adalah perasaan yang membuatku senang. “Apa yang dapat kau simpulkan tentang diriku melalui pendengaranmu, My Lord,” bisikku seksi padanya.
“Mungkin memang benar jika tidak ada satupun pria yang mampu menolak pesonamu, My Mistress. Karena kau bahkan ingin membuatku menculikmu malam ini dan menguncimu di bawahku sepanjang malam,” bisiknya.
Ketika dia berbicara, bibirnya menyentuh bibirku secara tidak sengaja. Tapi hal sekecil itu memberikan efek luar biasa untukku.
“A a, jangan begitu, My Lord. Aku tidak ingin mengkhianati adik mantan kekasihku yang besok lusa akan menjadi ratumu.”
Dia menggeram pelan. “Aku benar-benar ingin menciummu sekarang.”
Mau tidak mau senyuman miring terukir di wajahku. “Jangan membuatku merasa menjadi jalang, My Lord. Aku sangat menghormati putri Yoora.”
“Baiklah, kalau begitu kurasa kita harus menyelesaikan acara dansa ini sekarang juga sebelum aku meledak dan aku tidak akan membiarkanmu melarikan diri dariku.”
Pria ini melepaskan pelukannya dariku dan menggenggam tanganku dengan lembut, mengantarkanku kembali kepada orangtuaku.
“Terima kasih untuk waktunya, Jungkook.” Ayahku tersenyum sopan pada Jungkook.
“Ini adalah sebuah kehormatan untuk saya, Lord. Saya senang bisa berkenalan dengan putri Anda,” ujarnya.
“Kementrian sudah menerima undangan dari ayahmu dan mereka sudah menyetujui pestanya diadakan di istana Kim besok lusa. Kami akan berangkat ke Winterland besok sore.” Ibuku tersenyum dengan cantiknya.
“Terima kasih, Queen. Saya senang semua orang tampak bersemangat untuk menyambut hari bahagiaku. Kalau begitu saya permisi dulu.” Jungkook tersenyum tipis sebelum berjalan pergi meninggalkan kami.
*****

“Aku tidak mau tahu ayah, jika kau tidak ingin aku membunuh gadis itu malam ini juga maka bagaimanapun caranya kau harus menggagalkan pernikahan Jungkook,” ujarku marah pada ayahku.
Well pesta sudah usai dua jam yang lalu, saat ini aku dan kedua orangtuaku sedang ada di ruang sidang.
“Mana bisa seperti itu, Yoonhye. Kau tidak bisa melakukannya.” Ibuku mencoba mendekatiku.
Aku mengangkat tanganku untuk menghentikannya. “Jangan mendekat ibu. Aku bisa melakukan apapun yang kumau. Jika kalian tidak bisa menolongku. Maka aku akan melakukannya dengan caraku sendiri.”
“Yoonhye-ssi. Tolong jangan membuat kerajaan kita malu,” ujar ayahku.
“Malu? Aku adalah satu-satunya gadis yang akan menjadi pendamping pangeran Jungkook, bukan gadis sial itu! Dan aku minta maaf jika aku telah membuat kalian malu karena sekeras apapun kalian mencoba, itu tidak akan berguna, aku akan tetap menghabisi nyawa gadis itu.”
Aku merapal mantra dan lenyap dari ruang sidang begitu saja. Untuk yang pertama kalinya ayah dan ibu tidak mau menolongku. Baiklah, kalau begitu aku akan melakukannya dengan caraku sendiri. Tidak, aku tidak bisa menghilangkan bayangan Jungkook dari pikiranku. Bahkan aroma napasnya serta rasa bibirnya masih meninggalkan bekas di diriku.
Aku memanggil pegasus milikku, melompat dari jendela besar kamarku, naik ke punggungnya dan kuda ini membawaku terbang. Aku akan ke Winterland malam ini untuk melenyapkan gadis itu.

Pegasus milikku melesat dengan cepat membawaku menuju pulau dipenuhi salju. Mengantarku langsung menuju ke kamar Yoora. Aku melompat memasuki kamarnya dan menyuruh pegasusku untuk tetap menunggu di sini.
Kemarahanku meningkat menjadi berlipat-lipat saat melihat jika kamar ini sudah dihias dengan mawar merah juga parfum yang membuatku muak. Merapal mantra kembali aku mengubah wujudku berpenampilan seperti pelayan di kastilnya keluarga Kim.
Gadis itu tengah tertidur dengan nyenyaknya. Kakiku melangkah mendekatinya dan lantas duduk di sampingnya.
Dia tidak lebih cantik dariku, dia lemah, cengeng, dan bodoh. Dia putri biasa, keanggunannya biasa saja. Dia tidak pantas bersanding dengan Jungkook. Akulah yang seharusnya bersanding dengan Jungkook bukan dia.
“Menikmati tidurmu, My Mistress,” ujarku cukup keras untuk menyentak matanya terbuka.
Yoora melotot saat melihat mata hitam pekatku di mana itu adalah tanda jika nafsu membunuhku sedang ada di puncaknya sekarang.
“Kang Yoonhye. Apa yang kau lakukan di kamarku?”
Suaranya bergetar ketakutan. Aku tertawa keras, memecah sepi dan aku melihat tubuhnya bergidik dengan ngeri.
“Apa yang kulakukan di sini, Yoora? Bukankah aku sudah sering main ke kamarmu? Lalu kenapa kau menanyakan hal seperti itu seolah-olah aku tidak diizinkan lagi untuk datang kemari mengunjungimu,” desisku tajam.
“Tidak ada yang boleh masuk ke kamarku sampai hari pernikahan tiba, Yoonhye.”
Darahku mendidih saat mendengarnya menyebutkan tentang pernikahan itu. Aku berdiri dari dudukku dan menatapnya tajam.
“Tidak akan pernah ada pernikahan, Yoora. Kau tidak akan pernah menikah dengan pria yang hanya pantas menjadi milikku.”
“Ap..apa maksudmu?”
Aku tertawa lagi. “Kau tidak mengerti juga apa maksudku, gadis manis? Aku datang kemari untuk membunuhmu tentu saja!”
Tanganku terkepal diiringi dengan sendatan terkejutnya. Sinar ungu terang bercampur hijau muncul di tanganku. Semua kekuatanku terkumpul di tanganku, ketika gadis itu ikut merapal mantra, aku menyerangnya dengan semua kekuatan yang kumiliki.
Mantranya hanya mampu menahan sedikit dari seranganku dan tubuhnya terkulai lemas diatas tempar tidur dengan bilur-bilur keunguan akibat ulahku. Kebahagiaan memenuhi hatiku begitu saja.
“Selamat tinggal, Yoora.”
Aku melenggang meninggalkan kamarnya. Sebelum pegasusku membawaku pergi, aku kembali merapal mantra dan semua hiasan di kamar penganting itu hancur begitu saja. Gelak tawa bahagiaku menembus langit kemerahan itu.
Hingga aku tiba di istana ayah dengan selamat. Aku mengelus rambut lembut pegasusku sebelum akhirnya dia terbang meninggalkanku.
Senyuman lebar tersungging di wajahku. Betapa menyenangkannya sudah melakukan hobiku itu. Membunuh adalah hobiku apalagi orang yang kubunuh itu membuat kemarahanku meningkat luar biasa, maka efek bahagia yang kurasakan juga akan sangat luar biasa.
“Jadi kau berhasil dengan rencanamu, My Mistress.”
Tubuhku menegang saat mendengar suara Jungkook. Berbalik aku mendapatinya berbaring di atas tempat tidurku dengan nyaman.
“Lancang sekali, My Lord. Aku tidak tahu jika kau akan repot-repot mengunjungiku seperti ini. Kau harusnya melihat mayat calon ratumu sekarang. Jadilah kekasih yang baik.”
Aku tersenyum mencongak dan ikut merebahkan tubuhku di sampingnya. “Untuk apa? Aku lebih memilih menghabiskan waktu denganmu malam ini dibandingkan harus melihat gadis itu,” ujarnya.
Mau tidak mau senyuman manis tersungging di wajahku. Dengan gerakan secepat kilat, aku berhasil naik keatasnya, tangannya memeluk pinggangku dengan posesif.
“Jangan bermain-main dengan iblis sepertiku, My Lord. Atau kau akan bernasip sama dengan gadis itu.”
“Aku sudah menyukaimu sejak pertama melihatmu di hutan, My Mistress. Saat itu, aku melihatmu sedang bertarung untuk menaklukan seekor naga yang belum jinak. Aku luar biasa kagum melihat kemampuan bertarungmu. Thalia menceritakan tentang dirimu, jika kau adalah calon Dark Queen setelah nenekmu. Nafsu membunuhmu, sihir rahasia, dan segala hal mengerikan yang ada didirimu aku sudah mengetahuinya. Tapi karena aku tidak sengaja membuat adik temanku hamil, mau tidak mau aku harus menikahinya. Ternyata kau juga tertarik padaku dan justru membunuh gadis itu, jadi aku tidak perlu repot-repot lagi untuk berpura-pura senang tentang pernikahan itu,” jelasnya sambil sesekali mengecup bibirku.
Jantungku kembali berdebar-debar. “Jadi kau berbohong padaku tentang perasaanmu pada gadis itu, My Lord?”
“Itu adalah cara paling ampuh untuk melihat jika kau juga tertarik padaku.”
Aku terkekeh pelan. Menikmati belaian tangannya di tubuhku, pinggangku, lenganku, menyengati leherku. Aku menurunkan lagi kepalaku dan balas menciumnya dengan gairah yang meledak dari tubuhku begitu saja. Bibirnya begitu lembut, desah napasnya memabukkan.
Dia benar-benar membuatku mabuk. Nafsuku naik begitu cepat hingga tanpa sadar aku sudah merobek pakaiannya, menyentuh dada bidangnya yang indah.
Dia mengerang dibawah sentuhanku dan dalam sekejab tubuhnya sudah ada di atasku, menciumku dengan kasar. Lidahnya melilit lidahku, tangannya ada di mana-mana. Pahaku, pinggangku, kakiku, payudaraku, leherku.
Aku mendorongnya pelan saat merasakan nafsunya sudah ada diubun-ubun, bahkan bagian bawahnya yang mengeras itu menusuk-nusuk selangkanganku dan membuatku mengerang pelan.
“Kenapa kau menghentikanku?”
“Aku tidak akan membiarkanmu menyentuhku lebih dari ini, My Lord. Sebelum kau membereskan masalah pernikahan bodohmu itu dan mengatakan pada keluargamu juga keluargaku jika kau akan meminangku.”
“Kau mau membuatku gila ya, Yoonhye,” desisnya sambil menekan lagi bagian bawahnya ke selangkanganku.
“Aku sangat menikmati wajah frustasimu itu, My Lord.”
Aku tertawa saat dia menenggelamkan kepalanya di leherku bernapas di sana, memberi kecupan-kecupan kecil di sepangang pundak dan leherku lalu dibelakang telingaku.
Aku membiarkannya saat dia menurunkan gaunku dengan mudah menggunakan sihirnya dan membuatku hanya mengenakan korset juga celana dalam. Memeluknya dengan erat dan menikmati keintiman kami.
“Jika perlu aku akan menikahimu besok atau sekarang juga, My Mistress,” ujarnya di telingaku.
Aku terkikik. “Kau harus berpura-pura berkabung untuk meninggalnya kekasih hatimu itu, My Lord.”
“Kau adalah kekasih hatiku, bukan dia.” Dia menciumku sekali lagi dan kami jatuh tertidur begitu saja.
Tidak ada yang pantas bersanding denganmu selain aku Jungkook. Kau akan selamanya menjadi milikku, milik Kang Yoonhye.






TAMAT~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar