Selasa, 22 April 2014

GISTLE ANNAWESTLE (cerpen)



 Ini cerpen pertama saya dulu, udah jadul bingitss -,- maaf buat keanehan di sana-sini :3
happy reading~


Judul: GISTLE ANNAWESTLE
Cast: - Gistle Annawestle
-        Edward Manhole
-        Abigail Lountner
-        Jack Richel

Gerne: Romance, Sad
Writer: Heni Kurniyasari

“Cinta, jalan penderitaan yang harus ditempuh untuk setiap kehidupan”
(aku sanggup melewati jalan penderitaan itu, hanya dengan berpegang teguh pada sebuah janji)
“Cause I’m your Lady & You are my Man”

Ini Gistle :*
I don’t know if tomorrow has a day
I don’t know if the rains will shine my way
All I know is that I’m standing
In a place well my future is like the skies of L.A

Bulan desember, tiap tahun di kota ini akan dihujani dan dipenuhi dengan butiran-butiran salju. Cuaca dingin menyeruak disetiap sudut yang kosong. Tak perduli akan apa yang ada dihadapannya, gadis itu tetap terpaku pada satu titik arah pandangan, padahal kenyataannya tak ada apapun dalam pikirannya. Semuanya telah pergi, melayang meninggalkanmya bersama dengan kehidupan yang kelam ini.
Gadis itu tetap duduk manis disamping sebuah makam seseorang yang sangat berharga dalam hidupnya, belahan jiwanya, nyawanya, jiwanya, nafasnya, lelaki yang telah mengubah hidupnya. Lelaki yang memiliki semua dalam hidupnya. Lelaki yang sangat ia cintai.

**
New York , 2008

Menyenangkan sekali, akhirnya aku bisa seragam ‘senior high school’ku dan melangkah ke sebuah tempat yang baru. Aku adalah mahasiswa baru di Harvard University. Siapa yang tidak tahu tentang Harvard? Oh ayolah, itu kampus paling keren dan juga kampus nomor satu di dunia, benar-benar seperti mimpi yang menjadi kenyataankan??
‘Gist’ itu namaku, orang-orang memanggilku seperti itu. Gistle Annawistle. Dan itu nama lengkapku. Siapa yang tidak mengenal keluarga ‘Annawistle’ yang fenomenal? Hhh, sungguh sebenarnya aku bosan dengan semua ini maksudku apa yang ada dalam hidupku ini meskipun sebenarnya aku bisa berpoya-poya dengan harta berlimpah yang dimiliki keluargaku. Tapi, semuanya berubah, berubah pada hari dimana liburan musim dingin dimulai. Kami melakukan perjalanan panjang menyebrangi samudera Atlantik, jangan salah pikiran dulu, ini hanya sekedar liburan akhir tahun bukan untuk shooting film Titnic yang ke-tiga.
Aku hanya gadis biasa yang beruntung dilahirkan dari keluarga yang kaya raya, padahal sebenarnya aku seperti dikurung di dalam sangkar emas oleh orangtuaku yang terlalu berlebihan tentang semuanya, tentang hidupku.
Hari itu tanggal 7 Desember 2008.

“Hey Gist, apa yang sedang kau pikirkan? Ah, jangan bilang kau sedang memikirkan sejarah lautan yang pernh terjadi diatas Atlantik ini.” 
Abigail, gadis yang bisa dibilang dia adalah teman dekatku ah mungkin lebih tepat disebut dengan sahabatku. Aku hanya memandangnya sesaat.

“Tidak, aku hanya sedang berpikir ingin merasakan betapa dinginnya air dengan suhu -3 derajat Celsius itu.” Kudengar ia terkekeh pelan
“Kau gila, kau akan mati jika melakukan hal itu.” Aku tersenyum mendengar ucapannya.
“Kau tahu, Jack mengajakku makan malam bersama dan bagaimana jika kau menemaniku?” Dia menoleh ke arahku yang menatapnya dengan tatapan bingung.
“Kau yang gila. Untuk apa kau mengajakku? Kan kau yang akan makan malam dengannya.” Dia terkekeh lagi.
“Bodoh! Jack akan mengajak temannya juga.”

Jack, laki-laki dari Colombus University yang berhasil membuat sahabatku tergila-gila padanya. Remaja 17 tahun memang memiliki gairah yang tinggi kepada lawan jenis yang menarik perhatiannya.
Aku sudah siap dengan dress bermotif yang melekat di tubuhku, high heels, dan rambut yang kugerai bebas seperti biasanya.

Kami berjalan menuju restoran kapal ini, oh ya kapal yang sedang kami tumpangi ini adalah revolusi terbaru dari kapal uap paling bersejarah, Titanic. Nama kapal ini adalah ‘The Pearl of Titan’ semuanya jauh lebih canggih daripada Titanic yang pernah tenggelam di tempat ini maksudku, Atlantik. Sekarang perjalanannya adalah dari New York ke London, Inggris.  

“Hey, kenalkan ini Edward. Edward Manhole, dia temanku.” Jack tersenyum padaku dan Abigail. Kami saling menjabat tangan.
“Kenalkan juga ini sahabatku, Gistle Annawestle.” Aku tersenyum pada mereka berdua.


Itulah awal dari sejarah kisah cinta yang panjang. Awal dari jalan hidup yang akan kulalui sampai ke masa depan.

Cinta, semuanya mengubah hidupku, seorang Gistle Annawestle. Pria itu, pria yang begitu membuatku jatuh hati padanya, membuatku selalu memikirkannya. Hidupku jadi lebih berwarna akan semuanya, perubahan yang ia bawa begitu besar. Aku sangat menggilainya, aku mencintainya, membutuhkannya, aku tak bisa jauh darinya sosok pria itu sudah merasuk terlalu jauh dalam sumbu roh kehidupanku. Tuhan menciptakannya dalam sebuah kesempurnaan yang membuatku tak bisa berhenti mengguminnya, tak bisa berhenti untuk mencintainya. Dia membuatku melihat hidup dengan sebuah mata yang selama ini tak kupikirkan akan ada. Dia membuatku mengerti jika kesempurnaan dan kasih sayang tak harus di dapat dengan kemewahan. Dia yang membuatku tahu jika kebahagiaan bisa di dapat hanya dengan cara yang begitu mudah, hanya dengan menjadi sederhana.

**
London, Inggris 2008

Hari-hari selajutnya, tanggal 17 Desember 2008. Kejadian itu, kejadian tragis yang merebut nyawanya, nyawa kekasihku. Pria yang selalu aku kagumi dan selalu membuatku merasa sempurna jika berada disisinya.

Begitu tiba di Inggris, aku tak tahu jika momy dan dady telah mengetahui tentang Edward. Mereke mengirim seseorang untuk menembak Ed dan saat itulah, aku kehilangan semuanya. Nyawaku, hidupku, jiwaku, aku tak sempurna tanpanya, aku terlalu mencintainnya. Aku tak pernah berpikir jika kebahagiaan itu akan berakhir begitu cepat.
Perasaanku begitu berkecamuk melihat seseorang yang aku sayangi, aku cintai dengan segenap jiwaku telah pergi, melepas nafas terakhirnya di hadapanku, di depan mataku.

“Kau. Aku mencintaimu Gist, aku mencintaimu. Maafkan aku tak bisa menepati janji kita, kau harus berjanji satu hal padaku Gist.”

Oh tuhan, sungguh aku tak mampu lagi membandung air mataku ini, kau tahu aku begitu mencintainnya. Aku terlalu menyayanginnya, buliran-buliran air itu basah mengalir deras membasahi wajahku.

“Apapun itu, kumohon, Ed. Kumohon jangan tinggalkan aku. Aku tak bisa, tak bisa tanpamu. Kumohon.” Dengan erat kugenggam tangannya yang mulai melemas
“Kau harus berjanji padaku Gist, jadilah seorang ibu untuk anak-anakmu dan istri untuk suamimu. Kumohon berjanjilah untuk mengingatku disetiap kali kau bernafas.” Air matanya mengalir membasahi wajahnya yang begitu pucat menahan sakit.
“Bertahanlah, aku akan memanggil team medis.” Aku berusaha untuk merogoh saku celana jeans-ku.
“Tidak, kumohon, jangan lakukan itu, semuanya akan percuma Gist, ak..aku..menc..cintai..mu”

“Ed … Ed … Wake up .. please Wake up , Nooo Ed….”


**

Kejadian yang takkan kulupakan dalam hidupku, sejarah kisah cinta yang pernah dianugerahkan tuhan padaku. Hari itu tepat di pelabuhan itu aku kehilangan sebagian hidupku, penyempurna yang telah melayang pergi tanpa sempat menyampaikan batin kecil ‘betapa aku mencintainnya, betapa aku membutuhkannya’ semuanya berakhir!

Setelah hari itu, aku anggap semuanya berakhir. Hatiku terkunci untuk yang lainnya. Hanya tukang kayu itu, hanya Edward yang memilikiku sepenuhnya, seluruhnya. Aku tak perduli apa pun dia, siapa pun dia, sekalipun dia hanya seorang tukang kayu yang miskin serta serba berkecukupan yang terpenting bagiku adalah cintaku, cintaku padanya yang membuatku masih berpegang teguh dengan sebuah janji tulus yang diikrarkan seorang lelaki padaku. Meskipun jiwaku dilanda badai petir yang meremukkan keseluruhan dari sosokku, Gistle Annawestle.

Aku sempat mengalami konflik besar dengan orang tuaku, jasad Ed telah dikuburkan di Los Angeles, dan aku melarikan diri kembali ke New York dengan The Pearl of Titan, di atas kapal uap yang merupakan revolusi dari Titanic. Mungkin ini kisah cinta Jack dan Rose yang merupakan tokoh fiksi dari film Titanic karya James Cameron, maksudku ini adalah kisah cinta yang sama-sama terjadi dan disaksikan oleh Samudera Atlantik.

Malam ini aku kembali keluar dari kamarku yang berada di kelas VIV kapal ini. Berjalan dengan piyama tidurku ke ujung deck kapal. Merentangkan kedua tanganku, menutup mata dan menikmati angin musim dingin yang menerpa tubuhku malam ini. Mungkin suhu saat ini -0 derajat celcius. Seandainya Ed ada disini, di sampingku, memelukku.

“Cinta jalan penderitaan yang harus ditempuh untuk setiap kehidupan.”
“Apapun itu asalkan kau bersamaku.”
Aku sanggup melewati ‘jalan penderitaan’ itu hanya dengan berpegang teguh pada sebuah janji.

Aku teringat perkataannya hari itu, hari dimana kami resmi menjadi sepasang kekasih yang memiliki cinta dalam sebuah keabadian.

Cause I’m your Lady and you are my Man  

** 2 tahun kemudian
Los Engeles 2010

Hari ini tanggal 13 Mei tepat dimana Ed berulang tahun. Aku telah ada di makamnya untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-24. Lihat!, cintaku takkan pernah terhapus, entah itu oleh jarak maupun waktu.

“Ed, Happy Birthday. Semoga kau bahagia disana. Aku mencintaimu. Masih dan akan selalu mencintaimu.”

Akan kupegang teguh janjiku padamu dan jika nanti aku bertemu dengan seseorang aku akan menepati janjiku Ed, janjiku padamu.

Bisikan-bisikan di pagi pecinta
Sekarang saat aku melihat matamu, aku berpegang pada tubuhmu dan merasakan setiap gerakkan yang kau buat,
Suaramu hangat penuh dengan kasih yang tak bisa kutinggalkan.
Karena aku wanitamu dan kau priaku, aku melakukan semua yang ku bisa.

Hilang adalah bagaimana aku merasa berbaring dalam pelukanmu saat dunia luar terlalu banyak untuk mengambil bahwa semua berakhir saat aku bersamamu.
Suara detak jantungmu terdengar dengan jelas, timbul perasaan bahwa aku tak bisa pergi jauh. Kau sedang menuju untuk sesuatu, suatu tempat yang tak pernah kulihat, kadang-kadang rasa takut itu menerpaku tapi aku siap belajar dari kekuatan cinta.

-semuanya tak seberat yang kau pikirkan hatimu akan menjawab semuanya, kehidupan itu tak berhenti hanya karena kehilangan sekalipun itu adalah seorang belahan jiwa. Simpanlah dia dalam hati, cintailah dia disetiap hembus nafas dan detak jantungmu, jangan pernah lepaskan dia dari dekapanmu-

                                               
                                                                       
                                                                                    Gistle Annawestle    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar