Kamis, 20 Agustus 2015

INTO HIS WORLD BAB 26

WARNING : Masih pemula, masih amatiran, masih dalam proses belajar, butuh saran dan komentar yang membangun juga. Jadilah pembaca yang baik! Jangan mengkopi apapun tanpa izin! Maaf buat typos yang bertebaran disana-sini. Happy Reading!

ADAKAH YANG MERINDUKAN AKU *eh MAKSUDNYA, RINDU SAMA KOOKIE SAMA SI YOORA HEHEHE :D MAAPKAN AKU KARENA BARU BISA POST TANGGAL 20 PADAHAL JANJINYA LIBUR BATES TGL 18 DOANG. MASALAHNYA GINI, KALIAN TEMENAN KAN DI FB SAMA AKU? NAH KALIAN PASTI LIATLAH UPDATEAN AKU DIMANA-MANA ITU :D AKU BUKAN LIBURAN TAPI 'PKL' PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN SEKALIAN JALAN-JALAN. HAHAHA:D JADI AKU SEHABIS PULANG DARI PKL LANGSUNG BORONG NGERJAIN LAPORAN KARENA DITUNGGU DOSEN BUAT DIKUMPULIN UNTUK NILAI SEMESTER INI :') DOAKAN SEMOGA LAPORANKU DAPET NILAI BAGUS YA GAESSS:* DAN AKU TAHU INI UDAH KEPANJANGAN BANGET YA. MAKASIH BUAT YANG MASIH MAU STAY DAN NUNGGUIN CERITA INI YA *LUVV CHEKITDOTTTTTT!!!



BAB 26



Ibu, tolong aku, ibu! Beritahu aku apa yang harus kulakukan sekarang, Ibu!
Jangan pernah kehilangan kepercayaanmu akan apapun, jadilah seseorang yang baik dan ingatlah selalu kalau aku menyayangimu.
Kamar ini gelap ketika aku terbangun dengan napas terengah. Lengan kuat seseorang membungkus tubuhku dengan posesif. Kakinya dan kakiku saling menindih, tubuhnya hangat dan membuatku berkeringat. Kejadian semalam mendadak melintas kembali di kepalaku.
Sstt tidurlah lagi, Chagiya. Aku tidak akan meninggalkanmu.” Jung menuntun kepalaku ke dadanya. Tanganku melingkar dipinggangnya sebelum akhirnya menikmati tangannya di kepalaku serta suara merdunya yang mengalun dekat dengan telingaku. Kenyamanan menyelimutiku bersamaan dengan ketenangan dan kedamaian yang telah hilang sejak dia pergi.
“Aku mencintaimu, Jung. Jangan tinggalkan aku!” bisikku. Aku tidak tahu apa dia mendengarnya atau tidak karena setelah mengatakannya aku kembali tertidur.

“Jangan ganggu mereka! Kau tidak akan kubiarkan masuk ke dalam! Jangan seenaknya di sini, oke?”
“Kenapa? Kenapa aku tidak boleh masuk? Kau tahu, pria yang ada di dalam sana itu adalah calon tunanganku! Jangan coba-coba untuk menghalangi jalanku!”
“Sombong sekali kau! Aku bahkan bisa menendangmu keluar dari resort ini dengan mudah, tapi karena aku masih menghormatimu sebagai tamu di sini maka aku tidak akan melakukannya. Jadi, kumohon padamu untuk menunggu mereka di ruang tengah!”
“Berani sekali kau! Apa kau tidak tahu siapa aku? Aku bahkan bisa…”
“Tolong jaga tingkahmu, Nona Han. Atau aku akan membuatmu keluar dari resortku detik ini juga!”
Suara-suara di luar kamarku membuatku terusik. Apa yang dilakukan Jin Hwa dan Euna di luar kamarku? Apa mereka bertengkar? Apa tidak ada tempat yang lebih pantas selain di depan pintu kamarku?
Tidak mempedulikan suara-suara berisik itu, aku semakin menenggelamkan diriku ke pelukan Jung. Dia bahkan tidak terusik sama sekali. Ah aku lupa diakan tukang tidur!
“Apa kau belum ingin bangun?”
Tubuhku meremang saat hembusan napas Jung menyentuh leherku. “Aku masih ingin di sini lebih lama lagi,” ujarku parau.
“Ada banyak hal yang harus kita bicarakan. Aku ingin membuat perjanjian tertulis denganmu, Chagiya.”
“Apa? Apa maksudmu?”
“Iya, aku ingin membuat perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh kita berdua. Berisikan pernyataan jika kau tidak akan meninggalkanku seperti semalam atau berbagai hal lain yang sejenis itu dan aku juga akan membuat pernyataan yang sama,” katanya.
“Kau bercanda? Untuk apa semua itu? Toh cepat atau lambat kau juga akan pergi dan meninggalkanku,” lirihku.
“Itu sangat berguna untuk kita. Kau tidak tahu apa yang kurasakan semalam. Aku ketakutan luar biasa saat aku tidak bisa menemukanmu dimanapun. Aku sudah mengecek ke kamar dan kau tidak ada di sana, aku berlari keluar hotel, tapi kau juga tidak ada di sana sampai akhirnya Jimin menghubungiku dan mengatakan jika kau sudah kembali ke resort dengan keadaan yang sangat labil. Aku langsung pergi ke resort detik itu juga dan meninggalkan meja sialan itu, tidak mempedulikan apa yang dikatakan oleh kakekku dan wajah tersinggung Mrs Han,” jelasnya.
“Apa yang kau lakukan? Kau bisa mendapat masalah jika kau berani menentang kakekmu, Jung.”
“Aku tidak takut padanya, Yoora. Aku sudah pernah mengatakannya dulu kalau aku sangat membencinya hingga ke akar-akar di hatiku. Dia adalah penyebab dari semua kekacauan yang terjadi di hidupku. Dia sudah melanggar perjanjian dengan merencanakan perjodohan untukku. Aku tidak akan diam lagi, aku bukan bonekanya, aku ini cucunya! Kalau saja dia mati hari ini, maka hal pertama yang akan aku lakukan adalah bersyukur pada Tuhan.” Aku memukul kepalanya.
“Kau tidak boleh menyumpahi kematiannya. Walau bagaimanapun juga dia adalah kakekmu. Kurasa kita harus bangun sekarang, ini sudah siang.”
“Jangan bodoh, ini bahkan baru jam sembilan.”
“Dan asal kau tahu saja, Sir. Pacarmu ini tidak pernah bangun di atas jam enam,” ucapku sombong.
Jung memutar bola matanya. “Mandilah dulu, aku masih ingin di sini.” Aku menggelengkan kepalaku melihat tingkahnya, dan lantas memutuskan untuk masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku.
Kurasa Jung yang melepaskan gaun semalam dari tubuh dan aku hanya mengenakan korset ini. dengan celana pendekku.
Well perasaanku sudah membaik sekarang, aku rasa kontrol pada diriku sudah kembali dan aku rasa aku sudah bisa bertemu yang lainnya.
Suara ibu di dalam mimpiku semalam masih terngiang di pikiranku. Ya, benar, aku harus kuat, aku tidak boleh kehilangan pengendalian diriku lagi seperti semalam. Bahkan ketika rahasia mengenai status sebenarnya yang kumiliki terbongkar aku tidak sampai kehilangan kontrolku, maka yang kali ini aku tetap harus stabil.

Aku dan Jung keluar dari kamar bersama-sama, saling merangkul dan rasanya sudah lama sekali aku tidak bermanja-manja dengannya. Begitu kami sampai di ruang tengah, reaksi pertama yang kukeluarkan adalah terdiam dengan mataku yang melotot seperti melihat hantu.
Apa-apaan yang dilakukan gadis itu di sini!
Semua orang tampak terdiam. “Kau! Apa yang kau lakukan di sini?” Kalimat itu muncul begitu saja dariku.
“Dia menggedor pintu depan pagi-pagi buta sambil berteriak dan menekan belnya berulang-ulang. Dia membuat keributan dan ketika aku membuka pintunya dia mengenalkan dirinya sebagai Han Nara dengan embel-embel tunangan Kookie lalu dia dengan tidak sopannya menerobos masuk ke dalam,” jelas Euna.
“Hey, aku ini benar-benar tunangannya, kami akan bertunangan minggu depan. Kalau kalian semua masih tidak percaya juga, kalian bisa tanyakan langsung padanya,” seru gadis itu sambil menunjuk Jung.
Dengan tak acuh aku menggidikkan bahuku dan memutuskan untuk duduk di samping Jin Hwa.
“Apa tujuanmu datang kemari?” tanya Jung dengan beku.
“Aku..aku disuruh ibu datang kemari untuk menemuimu karena kita harus memilih cincin pertunangan kita,” ujar gadis itu terbata-bata sambil menunduk.
“Kau tahu, Han Nara. Aku tidak pernah menyutujui pertunangan ini terjadi. Sekarang, kau bisa pergi dari sini, katakan pada Mrs Han bahwa aku menolak perjodohan ini dan jika dia ingin membatalkan kontrak kerjasamanya silakan saja. Aku akan memenangkan tender yang lebih besar lagi dibandingkan dengan Key Group dan akan aku pastikan itu bukan hanya omong kosong,” kata Jung.
“Aku juga, sebenarnya aku juga tidak mau perjodohan ini sampai terjadi, tapi jika aku tidak menuruti kemauan ibuku dia bisa membunuhku nanti,” desis Nari ketakutan.
Aku tersentak saat mendengar pengakuannya. “Apa? Ibumu bisa bertingkah sekejam itu padamu?” ujarku tak percaya.
Nara mengangguk dengan kentara. “Iya, dia memang kejam. Terkadang aku membencinya, tapi aku tetap menyayanginya karena dia adalah ibuku.”
“Walau bagaimanapun juga kita harus membatalkan pertunangan ini. Sekarang, kau kembalilah, hadapai ibumu dengan berani. Sisanya biarkan kami yang bereskan,” ujar Jung.
Gadis bernama Nara itu mengangguk lagi, dia pergi meninggalkan kami semua termenung.
“Apa rencanamu, Kookie?” tanya Nam Joon tiba-tiba.
“Pertunangan itu akan dilaksanakan di Seoul. Kakek sudah mengurus semua persiapannya. Nam Joon Hyung, Ho Seok Hyung, Yoon Gi Hyung, Seo Jin Hyung, dan Jimin Hyung bisakah kalian membantuku menggagalkan persiapan itu? Pikirkan apa saja yang pasti kalian harus merusak semua rencana kakekku itu. Aku dan Yoora akan pergi ke Miami untuk menemui Mark Fletcher karena hanya pamannya Yoora yang bisa membantuku. Lalu, Taehyung Hyung dan Hye Ni bisakah kalian berdua menyebarkan berita retaknya hubungan ibuku dan ayahku? Karena hanya dengan berita itu kakekku akan terpancing untuk marah jika dia marah akan semakin mudah bagi kita menjatuhkannya. Yang terakhir, Euna dan Jin Hwa kalian berdua harus meyakinkan Mr Choi untuk berkerja sama dengan perusahaanku bersamaan dengan perusahaan paman Yoora. Aku akan buat laki-laki tua itu tidak bisa berkutik lagi. Jika perlu aku akan menyiapkan racun tikus untuk membunuhnya,” jelas Jung panjang lebar.
Semua orang mengangguk mengerti. Baiklah, kalau begitu rencana sudah disusun, pengaturan dan pembagian tugas juga sudah di lakukan, tinggal menjalankannya.

Malam harinya pesawat pribadi Jimin membawa kami semua pulang ke Seoul. Semua orang harus bersiap menyusun strategi untuk menjalankan tugas-tugas mereka. Begitu tiba di Seoul, supir pribadiku sudah menungguku. Ya, aku pulang sendiri karena Jung harus menyelesaikan pekerjaannya. Dia akan pulang ke apartemennya yang pernah kudatangi dulu.
“Bagaimana liburan Anda, Nona?”
“Luar biasa,” jawabku singkat.
Sepanjang perjalanan pulang, aku memikirkan semuanya. Gadis bernama Han Nara itu memiliki ibu yang kejam wajar saja wajahnya begitu ketakutan saat dia mengatakan akan membeli cincin pertunangannya dengan Jung karena disuruh ibunya. Sebenarnya, aku tidak akan menampik tentang sosok ibunya yang kejam, mungkin Nara hidup dalam titah ibunya itu. Mrs Han adalah wanita eropa yang menyeramkan, garis wajah yang keras, auranya, juga senyum serta mata tajamnya saat menatapku semalam ketika aku dan Jung tiba di meja makan sudah menggambarkan wataknya dengan sangat jelas.
“Apa Anda sudah tahu tentang hari pengumuman Anda yang akan dimajukan jadi hari senin ini, Nona?”
Aku tersentak dan menatap supirku. “Benarkah?”
Dia mengangguk saja. Aku menghembuskan napas pelan. Minggu-minggu ini akan menjadi minggu yang berat untukku. Hari rabu nanti, Bangtan akan pergi keluar negeri hingga hari sabtu. Sedang tadi, Jung bilang pertunangan itu akan diadakan hari rabu. Itu berarti mereka harus menyelesaikan tugas itu sebelum hari rabu dan ini adalah hari sabtu.
Hari minggu ada pesta Ja Yeon. Lalu senin adalah hari pengumumanku, setelah itu malamnya aku dan Jung akan berangkat ke Miami. Rabu siang kami akan pulang dan malamnya, kami harus ada di gedung itu untuk menyaksikan hasil dari rencana yang sudah kami susun ini.

Aku sudah memberitahu Sehun tentang jadwal pengumuman yang dimajukan dan dia akan menjemputku besok. Well setelah mati-matian membujuk Jung untuk memperbolehkanku pergi dengan Sehun tentu saja. Dia itu memiliki kadar cemburu tingkat akut.
Sekarang, kami semua berkumpul di pesta pengangkatan Ja Yeon sebagai CEO baru Park Enterprises. Mr Park sudah menyampaikan pidato ungkapan bahagianya dengan menyisipkan namaku dan nama Euna di dalamnya. Jung bertanya padaku apa yang sudah kami lakukan?
Aku mengatakan padanya mengenai masalah yang dihadapi oleh Jimin yang sudah berlalu itu dan dia sedikit menyesal karena tidak bisa ikut membantu Jimin.
“Terima kasih karena sudah menyempatkan untuk datang kemari, Nak,” sapa Mr Park. Aku membalasnya dengan senyuman saja. Lalu dia melenggang pergi untuk menyapa tamu-tamunya yang lain.
“Kau sudah menyiapkan pesawat untuk keberangkatan kita besok?” tanyaku.
“Semuanya sudah siap, kita hanya tinggal pergi. Masalah yang ada disini akan diurus oleh Hyung-hyungku.” Aku menangguk padanya.
“Kalau begitu tidakkah kita harus mencari Ja Yeon Oppa sekarang? Kita harus beristirahat dan aku harus menghadapi hari besar untuk masa depanku besok.”
“Baiklah, ayo.”
Jung merangkul pinggangku dengan posesif. Banyak mata yang memperhatikan kami dengan berbagai macam jenis tatapan. Ada yang iri, ada yang terpesona, ada yang jijik, dan lain-lain. Aku sudah terbiasa dengan ini, akhirnya aku juga harus sadar jika keseluruhan dari hidup dan duniaku sudah berubah sejak Tuhan mempertemukanku dengan pria yang saat ini tengah menatap beku pada semua orang yang membungkuk hormat padanya.
Jeon Jungkook, pusat jagat rayaku, pusat semestaku.
Oppa, kami ingin berpamitan padamu. Kau tahu, aku harus menyiapkan diriku untuk pengumuman di sekolah besok,” ujarku dengan senyuman tipis.
“Ah, Kim Yoora, senang bisa bertemu lagi denganmu. Tentu, terima kasih sudah menyempatkan untuk datang dan terima kasih karena sudah menjadi guardian angel untuk keluarga kami dan terutama untuk adikku Jimin.” Ja Yeon memelukku hangat, seperti pelukan kakak untuk adiknya.
“Jangan seperti itu, Oppa. Kalau begitu kami permisi dulu, sampai jumpa lagi.”
Jung membawaku pergi dari ballroom gedung ini menuju ke lantai parkir di bagian bawah gedung.
“Ada kabar bahagia untuk kita,” ucap Jung.
Aku menatapnya bingung. “Apa? Kabar apa?”
“Taehyung dan Hye Ni sudah berhasil membocorkan berita tentang betapa kacaunya hubungan ayah dan ibuku yang selama ini dirahasiakan dengan sangat baik oleh kakek dan Jin Hwa juga Euna berhasil meyakinkan Mr Choi untuk membuat kerja sama dengan perusahaanku. Eh secara resmi JJ Group sudah menjadi milikku sejak pengangkatanku bulan lalu kan?”
Aku terkikik mendengarnya. CEO muda nan tampan, pujaan gadis-gadis Korea, kekasihku. “Baguslah, kalau begitu tinggal tugas kita dan lima pria tampan itu yang belum dijalankan.”
“Siapa bilang? Tugas Hyung-hyungku itu hanya tinggal menunggu hasil, mereka sudah melakukan yang terbaik menurut mereka dan juga ide-ide gila Jimin Hyung dan Ho Seok Hyung benar-benar sangat membantu.”
Aku tertawa mendengar perkataannya. Jung melajukan mobilnya menuju apartemenku.
“Apa kau akan menginap malam ini?”
“Iya, aku akan menginap malam ini, lagipula aku sudah sangat merindukan kasur kita,” katanya dengan seringai jahil.
Wajahku memanas begitu saja. “Itu kasurku, bukan kasur kita,” kataku sambil menekan kata ‘kita’.
“Siapa bilang? Itu kasur kita sejak aku juga ikut tidur di sana dan memelukmu sepanjang malam.”
Aku mengabaikan ucapannya dan menatap ke jalanan yang lenggang.
Jurusan yang kuambil untuk melanjutkan pendidikanku adalah kedokteran, aku memang tidak mengubah rencanaku sejak awal karena memang aku ingin menjadi seorang dokter. Jurusan cadangan yang kuambil adalah manajemen bisnis. Entah kenapa aku justru memilih jurusan itu dipilihan kedua.
Hanya siswa dengan kemampuan luar biasa yang bisa ikut jalur ini dan aku, Euna serta, Hye Ni, dan Jin Hwa mendapatkan kesempatan emas itu. Euna ingin satu kampus dengan Jin Hwa dan Hye Ni memutuskan untuk satu kampus denganku.
“Jung, apa kau akan melanjutkan pendidikanmu?”
“Tentu saja, aku juga sedang memikirkannya, Chagiya. Aku ingin melanjutkan kuliahku ke Amerika. Harvard.”
“Itu artinya kita akan menjalani hubungan jarak jauh lagi,” ujarku pelan.
Dia terkikik geli. “Aku tidak bilang kita akan menjalani hubungan jarak jauh. Aku akan melanjutkan kuliahku ketika kau selesai dengan kuliahmu, kita menikah dan aku akan membawamu untuk tinggal bersamaku di sana.”
Memutar bola mataku, aku menyandarkan kepalaku di pundaknya. “Kenapa seperti itu? Aku lebih senang jika kau dan aku sama-sama menjalani pendidikan dan kita akan sama-sama menyelesaikan pendidikan kita nanti, lalu baru kita akan memikirkan tentang pernikahan.”
“Kau tahu, akan sangat sulit bagiku untuk berada jauh darimu.”
“Maka dari itu kau harus belajar, Jung. Dengan seperti itu, kita akan menjadi lebih dewasa dan hubungan kita juga akan semakin erat.”
“Oke, aku akan memikirkannya lagi nanti.”

Jung melemparkan tubuhnya begitu saja ke atas tempat tidurku begitu kami berhasil sampai ke apartemenku dengan baik. Untunglah aku tidak minum alkohol sedikitpun di pesta tadi atau jika tidak bisa-bisa aku kehilangan semua akal sehatku malam ini.
 Ikut berbaring bersamanya saat sudah mengganti gaun pestaku dengan pakaian tidur. Jung bangkit dan mengganti pakaiannya juga di kamar mandiku lalu kembali berbaring di sampingku.
“Jadi ceritakan padaku, bagaimana keadaan ayahmu?”
Tangannya memeluk pinggangku dengan erat, membuat tubuhku menempel dengannya, tanganku di dadanya tepat di jantungnya, satu tanganku yang lain memeluk pinggangnya, kakiku menindih kakinya.
“Kuharap dia baik-baik saja, Jung. Serius, aku mungkin tidak pernah mengenal sosoknya sepanjang hidupku, tapi kenyataan yang harus kuterima adalah dia ayahku. Meski sekarang dia ada dibalik jeruji besi dia tetaplah ayahku. Semoga dia baik-baik saja. Aku berjanji akan memasak untuknya ketika dia keluar dan menyelesaikan hukumannya delapan tahun lagi,” ujarku.
“Aku mencintaimu, Kim Yoora.”
Jantungku berpacu saat mendengar kalimat itu keluar dari mulutnya. Baik, sekarang adalah saatnya, Yoora!
Aku bangkit sedikit membuat posisi wajahku tepat di atasnya. Menurunkan kepalaku dan mengecupnya pelan. Aku merindukannya. Aku sangat merindukannya.
Darahku berdesir saat tangannya menyentuh leherku. Aku melepaskan bibirku dan kembali menatapnya. “Aku juga mencintaimu, Jung.”
Senyuman lebar terukir di wajahnya begitu mendengar perkataanku. Mau tidak mau aku ikut tersenyum dengannya. Jung kembali mendorong belakang kepalaku dan mengecupku lagi, melumat bibirku dan ciuman ini menggambarkan semua perasaanku. Tanganku berpegangan pada lengannya.
“Kenapa aku harus menunggu sangat lama untuk mendengarmu mengatakannya?”
Dia melepaskan bibirnya lagi. Aku membuka mataku lagi dan merasakan kepalaku pusing sekarang. “Aku selalu mengatakannya dalam hatiku, hanya saja kau tidak bisa mendengarnya.”
Dia mengecupku lagi dan membalikan tubuhku, Jung menindihku dan mengunciku di bawahnya. “Katakan lagi,” lirihnya di sela-sela ciumannya.
“Aku mencintaimu, Jeon Jungkook.”
Erangan senang muncul dari mulutnya dan dia melumat bibirku dengan rakus. Satu erangan juga keluar dari mulutku.
“Jangan mengerang, Yoora. Aku tidak ingin kita melakukannya sebelum menikah,” katanya.
Wajahku memanas dan aku mendorongnya turun dari tubuhku. Dia kembali berbaring di sampingku dengan perasaan senang luar biasa sampai-sampai aku bisa merasakannya.
“Rasanya aku seperti hidup kembali.”
Aku terkekeh saat melihat wajah berseri-serinya yang menurutku sangat lucu. Jika diingat-ingat lagi dia adalah mantan Idol dan sekarang menyandang jabatan sebagai seorang CEO, lalu sekarang dia memasang wajah super berseri-seri dengan senyuman konyol di wajah tampannya. Aku bahkan bisa melihat binar-binar bahagia di matanya. Mengetahui jika alasan dibalik kebahagiaannya adalah aku membuatku tidak bisa menahan senyumanku.
“Aku senang karena kau bisa merasa seperti itu.”
“Terima kasih karena sudah hadir di hidupku, Yoora.” Dia memelukku erat, melilitku dan membuatku tidak bisa melakukan apapun lagi. Untunglah aku sudah mendinginkan ACnya.
“Selamat tidur, Cintaku.” Dia mengecup pelipisku. Mataku terpejam dengan damai, kurasa malam ini akan menjadi malam paling nyenyak disepanjang kehidupanku.[]



HAN NARA :*

EUNA 

KEMBARAN AKOEH:*

SUAMI-SUAMI KESS:*

PACAR:*



1 komentar: